Senat Mahasiswa (Sema) Insitut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro mengadakan Sekolah Legal Drafting dengan mengusung tema Peran Mahasiswa dalam Perancangan Peraturan Perundang-Undangan. Bertempat di Gedung Munaqosyah Lt. III, Kamis (25-8-2022).
Turut Hadir Wakil Rektor (Warek) III sekaligus membuka acara, Mahrus As’ad, Ketua Sema-I, Ali Hasan, dan 72 peserta sebagai delegasi dari Organisasi Mahasiswa (Ormawa), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), dan Unit Kegiatan Khusus (UKK). Acara tersebut menghadirkan Ahmad Syarifudin sebagai narasumber.
Mahrus As’ad, dalam sambutannya, menjelaskan bahwa legal drafting mencakup dengan dunia digital. Hal tersebut dibuktikan dengan rumitnya drafting yang masuk pada era ini. Sekolah Legal Drafting dinilai penting guna menyiapkan diri untuk terjun di dunia hukum. “Kegiatan ini jangan dijadikan rutinitas tetapi tingkatkan juga kualitasnya,” pesannya.
Selanjutnya, Ali Hasan mengungkapkan bahwa di era saat ini turun ke jalan bukan satu-satunya jalan menuju kemenangan. “Negara Indonesia itu berlandaskan hukum, maka dari itu mahasiswa harus memiliki dasar penyusunan perundang-undangan,” tuturnya dalam sambutan, “Ketika mengkritik jangan sekadar mengkritik tapi memahami apa yang dikritik,” tambahnya.
Sementara itu, David Renaldo selaku Ketua Pelaksana menyampaikan lima peran penting yang harus dimiliki mahasiswa yakni Agent of Change, Guardian of Value, Iron Stock, Moral Force, dan Social Control. Ia berharap, peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut dapat berpikir secara kritis terhadap sebuah rancangan perundang-undangan, baik di desa, kampus, bahkan pemerintahan.
Tanggapan positif datang dari Novita Sari, Akuntansi Syariah (Aks’20). Ia mengungkapkan bahwa acara tersebut berguna sekali untuk para ormawa. “Para ormawa dan mahasiswa lebih mengetahui tentang perancangan Undang-Undang yang benar, baik di tingkat kampus atau negara,” ujarnya.
Sama halnya dengan Muhammad Alif Bintang, Ahwalul Syakhsyiyyah (AS’20), menyampaikan bahwa kegiatan tersebut sangat menambah wawasan karena menurutnya tidak setiap jurusan diajarkan mengenai legal drafting. Ia pun berharap, dalam pembentukan Undang-Undang di kampus ini lebih baik lagi tanpa ada main belakang.
(Reporter/Bela/Utami)