38°C
15 May 2024
Aktual

AJI Gelar Workshop Hoax Busting and Digital Hygiene

  • Februari 15, 2018
  • 2 min read
  • 39 Views
AJI Gelar Workshop Hoax Busting and Digital Hygiene

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mengadakan Workshop tentang bagaimana mendeteksi video, foto dan berita hoax di media sosial, acara ini dilaksanakan di Gedung Perpustakaan lantai 3 Universitas Lampung (Unila), Kamis (15/2). Workshop ini mengangkat tema “Hoax Busting and Digital Hygiene”.

Acara ini diikuti oleh seluruh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) se-Lampung, mahasiswa dan jurnalis di Lampung. Pemateri workshop tersebut berasal dari AJI Indonesia yang tersertifikasi Google yaitu, Aribowo Sasmito dan Yekthi Hesthi Murthi. Padli Ramdan, Ketua AJI Bandar Lampung mengatakan Workshop ini akan dilaksanakan di 30 daerah di seluruh Indonesia secara estafet. “Workshop  ini akan AJI laksanakan ke 30 daerah di seluruh Indonesia dan acara pertama, kita laksanakan di Lampung, tepatnya di Unila ini,”ujar Padli.

Workshop ini terselenggara berkat kerja sama antara AJI Indonesia dengan AJI Bandar Lampung, Google News Lab, UKPM Teknokra dan Internews. Padli mengungkapkan, tujuan workshop ini sebagai deteksi dini tentang berita hoax dan sebagai pencegah menyebarnya berita-berita hoax di media sosial. “Agar kita bisa melakukan pencegahan dini tentang berita hoax dan menyelidiki kebenarannya sebelum menyebarkan berita tersebut,”jelas Padli.

Hesthi, menjelaskan di dalam materinya, banyak berita hoax di media sosial dikarenakan keuntungan yang didapat sangat banyak dan menjanjikan. Berita hoax biasanya memiliki banyak perbedaan, antara lain judul dengan isi tidak sesuai dan penulisan judul terlalu panjang serta judulnya yang terlalu mainstream.

“Cara mencegahnya dengan membandingkan antara berita tersebut dengan berita yang ada di media-media lain, dimana media-media tersebut dapat dipercaya. Dan jangan mudah menyebarkannya,” tegas Hesthi.

Di Indonesia berita yang sangat menyulut, biasanya berita-berita tentang hoax yang ada kaitannya dengan agama dan ras. “Masyarakat Indonesia sangat sensitif dengan berita-berita hoax tentang agama dan ras, apabila ada berita yang menyangkut agama dan ras akan mudah tersulut serta menyebarkannya,”ujar Aribowo, ketika menyampaikan materi.

Baca Juga:  PIAUD Expo 2019, Undang TK Se-Lampung

Aditia peserta dari LPM Raden Intan mengungkapkan, pelatihan ini sangat bagus, apalagi kita adalah Lembaga Pers Mahasiswa(LPM), kita bisa menerapkan atau mencegah berita-berita hoax. Jadi kita tidak salah kaprah dalam membaca ataupun membagikan berita-berita di media sosial.
(Reporter/Momo/Ega)

Bagikan ini:
About Author

Redaksi Kronika

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *