38°C
26 April 2024
Uncategorized

Akan Kemanakah Kota Metro 5 Tahun Ke Depan?

  • Oktober 21, 2010
  • 7 min read
  • 26 Views
Pada tanggal 30 Juni 2010 lalu, beberapa daerah di provinsi Lampung serentak melaksanakan pesta rakyat. Yaitu pemilihan kepala daerah (Pilkada) untuk menentukan masa depan kota atau kabupaten di wilayah masing-masing. Antara lain kota Bandar Lampung, Lampung Timur, Pesawaran, Lampung Selatan, Way Kanan dan kota tercinta kita kota Metro. Melihat jalannya pilkada di Metro sendiri berlangsung dengan tertib dan aman. Hal itu tak lain diwujudkan dari partisipasi masyarakatnya sendiri. 

Untuk calon wali kota dan wakil wali kota Metro sendiri ada tiga pasangan calon. Yaitu, pada nomor urut 1 diduduki oleh Lukman Hakim berpasangan dengan Shaleh Chandra. Nomor urut 2 diisi oleh Abdul Haris dan Juhrie. Dan yang ketiga dengan nomor urut 3 yang diduduki oleh Djohan dan Herno Iswanto. Dan hasilnya, menurut tim monitoring pemerintah kota Metro pada tanggal 8 Juni, mencatat Lukman Hakim-Shaleh Chandra unggul atas tiga calon lainnya. Hasil manual lima kecamatan se-kota Metro, menunjukan pasangan nomor urut 1 itu unggul 1.001 dari saingan terdekatnya Djohan-Herno Iswanto. Tercatat data yang dihasilkan Lukman-Shaleh meraih 43,83% dengan 30.615 suara, disusul Djohan-Herno 42,40% dengan 29.614 suara dan teakhir pasangan Abdul-Haris 14,02% dengan 9.794 suara. Proses pemilihan kepemimpinan itulah yang akan menentukan kota Metro lima tahun kedepan. Seperti dalam slogan yang ada di setiap TPS (Tempat Pemungutan Suara) yang disosialisasikan oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum) pada waktu pesta rakyat. Yang dilembar itu berbunyi, “5 menit di TPS, menentukan kota Metro 5 tahun kedepan”.
Melihat hal itu, kota ini merupakan kota kecil yang mempunyai potensi yang sangat membanggakan. Selain gelar sebagai kota pendidikan, kota Metro merupakan kota Adipura yang terus ada digenggamannya. Kota ini juga mulai berbenah penampilan. Hal itu terlihat dari banyaknya pembangunan fisik baik di pusat maupun di pinggiran kota. Selain itu, dengan merambahnya pusat perbelanjaan membuat kota ini akan menuju menjadi kota modern yang lengkap dengan segala fasilitasnya.
Seperti yang dilansir oleh koran harian Lampung Post pada 5 Juli 2010 lalu, memberitakan mengenai langkah kedepan seorang Wali kota yang telah terpilih kembali ini adalah akan melanjutkan program pembangunan untuk menjadikan kota Metro sebagai kota pendidikan yang unggul dengan masyarakatnya yang sejahtera. Di pemberitaan itupun menerangkan bahwa Lukman Hakim akan memprioritaskan program dan anggaran yang akan diarahkan pada sektor pendidikan. Diantaranya adalah menyempurnakan semua program-program yang berkaitan dengan visi-misi kota Metro. Tapi dilain sisi ada beberapa hal yang akan menjadi PR (Pekerjaan Rumah) Wali Kota terpilih. Diantaranya renovasi pasar, infrastruktur jalan dan renovasi sejumlah fasilitas umum. Sama halnya dengan pemanfaatan segala potensi yang ada di kota ini. Dan penyelesaian masalah pedagang kecil yang kemungkinan akan tergusur oleh Metro Mega Mall merupakan salah satu tugas berat dari pemerintah yang sampai saat ini masih banyak kontroversi dari berbagai pihak.
Untuk memberdayakan potensi yang ada. Dilain sisi, pasca pilkada ini banyak bermunculan keluhan dan harapan dari masyarakat kota Metro. Diantaranya, beberapa masyarakat dari golongan menengah kebawah mengungkapkan harapan untuk kota Metro kedepan. “Yah, kami sih berharap kota ini jadi lebih baik dan bisa membawa perubahan, siapapun itu pemimpinnya asalkan membawa amanah,” tutur Ida yang merupakan pedagang kaki lima (PKL) di pinggiran pembangunan Metro Mega Mall (M3). Menurutnya, hal itu dikatakan karena sampai saat ini masih sulit mencari nafkah untuk kebutuhan keluarga dan ketiga anaknya yang masih kecil. Dan berharap agar pemerintah lebih memperjuangkan rakyat kecil, “mereka jadi pemimpin kan karena dipilih oleh rakyatnya, jadi kalo’ sudah jadi (pemimpin, red) ya harus mengabdi kepada masyarakat,” Ujarnya dengan nada tegas.
Dilain sisi ada perbedaan pendapat, menurut Sukma, seorang pengayuh becak yang sering mangkal di sekitar terminal kota Metro mengatakan, saat ini terkadang pemimpin lupa dengan rakyatnya tapi menurutnya untuk kota Metro tidak demikian. Hal tersebut dikatakan karena selama ini pihak pemerintah peduli dengan rakyat kecil. “Mereka sering memberi bantuan kepada kami,” Kata Sukma. Mengenai keadaan kota Metro, menurutnya harus dipertahankan yang hal itu dikatakan karena keadaan kota ini sudah baik. “ya kalo’ bisa dipertahankan dan harus sering melihat keadaan rakyatnya,” Ujarnya.
Kontroversi tersebut terlihat karena masih ada beberapa masalah seperti kurang meratanya bantuan kepada rakyat kecil. Sehingga ada yang merasa terbantu dan ada yang masih kesulitan. Hal tersebut pun akan menjadi tugas pemerintah untuk mengupayakan menjadikan masyarakat kota Metro yang sejahtera. Seperti yang diungkapkan salah satu pedagang yang tidak ingin disebutkan identitasnya, mengatakan bahwa kalau pemerintah hanya mementingkan satu bidang dan satu golongan saja. “Buktinya pemerintah saat ini lebih mengutamakan menyediakan bangunan untuk orang berduit, kayak pembangunan mall ini,” kata salah satu pedagang ini sambil menunjuk proyek pembangunan M3. Dan saat ditanya mengenai partisipasinya terhadap pilkada, orang ini mengaku golput. Karena menurutnya siapapun pemimpinnya nasibnya akan tetap sama. “Dari dulu nasib kami kayak gini terus mas,” tuturnya kepada kronika.
Melihat sisi sosial yang ada di kota Metro, Ir. Rependi selaku PLT (Pelaksana Tugas) Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Pemberdayaan Masyarakat kota Metro memberi komentar bahwa menurutnya untuk perkembangan kota ini harus ada dukungan dan respon dari tiga komponen yaitu, Pemerintah, masyarakat dan dunia usaha. Hal itupun agar terciptanya tujuan visi kota Metro sebagai kota Pendidikan. Dan sebagai masyarakat yang sadar akan kewajibannya sebagai warga negara, seharusnya tidak semua permasalahan sepenuhnya di serahkan oleh Pemerintah. Masih menurutnya, hal itu pasti ada permasalahan tertentu yang harus di selesaikan melalui pribadi masing-masing akan kesadaran untuk mendukung pembangunan di kota Metro. “Contohnya, seperti untuk meraih kota Metro sebagai kota Adipura, itupun harus tergantung dari masyarakat yang harus menerapkan hidup bersih dan sehat,” tuturnya memberi contoh.
Seperti masalah pengangguran sendiri menurut Ir. Rependi setiap tahun di kota Metro mengalami penurunan. Pada tahun 2006 kurang lebih angka pengagguran mencapai 29% dari jumlah angkatan kerja 50 ribu jiwa dan jumlah pengangguran pada waktu itu mencapai 14 ribu jiwa. Pada tahun 2009 menurun menjadi 11% dengan jumlah pengangguran mencapai 6 ribu jiwa. Untuk tahun 2010 dari keterangan badan Statistik, angka pengangguran menurun menjadi 10% dari 56 ribu angkatan kerja dengan jumlah penganguran 6 ribu jiwa. “Dalam upaya menekan angka pengangguran itu merupakan keberhasilan dari keikutsertaan ketiga komponen tadi (pemerintah, masyarakat dan dunia usaha, red) yang ikut berperan aktif dalam menyelesaikan masalah ini (pengangguran, red}”. Namun menurutnya, ada sisi yang perlu diperhatikan oleh pemerintah agar mewujudkan masyarakat Metro menjadi masyarakat yang sejahtera. Yaitu harus di lihat permasalahan utamanya. Hal itu dikatakan karena perlunya pembinaan keterampilan masyarakat di bidang usaha hingga benar-benar menjadikannya terjun ke bidang usaha tersebut.”Jadi, setelah adanya pembinaan itu, mereka tidak dilepaskan begitu saja, modal pun perlu untuk mengembangkan usahanya,” tutur Rependi.
Untuk masalah potensi kota Metro sendiri, PLT kepala Dinsos ini mengatakan bahwa, sebenarnya banyak potensi yang harus digali di kota ini. Seperti tempat pariwisata yang perlu dikembangkan agar dapat menarik wisatawan khususnya warga kota Metro sendiri. Seperti DAM Raman, kolam Renang Stadion 24 dan Taman kota Metro. Tempat itu perlu adanya perbaikan dan tiga komponen untuk menjadikan tempat wisata yang diminati. Antara lain perlu adanya kelengkapan fasilitas, daya tarik dan investor. “Disini tugas pemerintah bagaimana caranya menyediakan lahan tersebut”, ujarnya. Sehingga menurutnya, dengan hal itu warga Metro tidak perlu keluar kota jika ingin berlibur. Karena sudah tersedia tempat wisata yang menarik di dalam kota.
Dalam persepsi mengembangkan kota ini, Masnuni selaku sekretaris Kepala Dinas pendidikan memberi keterangan bahwa dalam penetapan visi kota memang harus berdasarkan potensi yang ada. Sedangkan di kota Metro, pendidikanlah yang layak dijadikan sebagai visinya. Hal itu dikatakan karena jika visinya bukan kota pendidikan, melainkan kota perdagangan, kota Metro pun bukan merupakan lalu lintas perdagangan. “Jadi tidak ada alternatif lain,” Ungkapnya. Untuk mewujudkan visi itu tambahnya, perlu adanya kepedulian dari masyarakat untuk menjadikan kota Pendidikan yang maju. Disini fungsi Dinas Pendidikan merupakan sebagai landing sector (landasan dasar). Mengelola pendidikan kota ini supaya berjalan dengan baik. Dengan kata lain, fungsi dinas pendidikan untuk membantu Wali Kota dalam mewujudkannya.[]
Oleh: Mustahsin
Laporan: Mustahsin, Hasan.
Bagikan ini:
Baca Juga:  KRONIKA NEWS CASTING COMPETITION
About Author

Redaksi Kronika

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *