Kronika

IAIN Sema Dema

Beberapa Faktor, Kongres V Ditunda

  • Februari 3, 2022
  • 4 min read
  • 126 Views
Beberapa Faktor, Kongres V Ditunda

Setelah dilakukan penetapan calon pada 28 Januari lalu, Senat Mahasiswa Institut (Sema-I) Institut Agama Islam Negari (IAIN) Metro, melaksanakan Kongres V dengan mengusung tema Organisasi Maju untuk Gerakan Baru. Bertempat di Gedung Serba Guna (GSG) Kampus I IAIN Metro, Rabu (02-02-2022).

 

Turut hadir Rektor IAIN Metro, Siti Nurjanah, Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema-I), Didi Pranata, dan perwakilan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), serta Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Unit Kegiatan Khusus (UKK).

 

Siti Nurjanah dalam sambutannya berharap, acara bisa berjalan dengan kondusif, tidak arogan, dan tetap idealis. Ia berpesan agar tetap mempertahankan pendapat, tetapi juga harus menghargai pendapat orang lain.

 

“Jadikan kepengurusan ini lebih baik dari sebelumnya bukan mengorek-ngorek masa lalu, tetapi bagaimana menjadikan yang belum berhasil itu bisa berhasil di masa yang akan datang,” tuturnya.

 

Kongres bertujuan untuk memilih pemimpin baru, yang diharapkan dapat membawa pembaruan untuk Sema/Dema-I yang terpilih. Namun, pada pelaksanaannya, acara tidak berjalan kondusif dan menimbulkan kericuhan, sehingga kongres ditunda hingga waktu yang belum ditentukan.

 

Kericuhan diduga terjadi karena beberapa faktor, yakni kurangnya komunikasi terkait undang-undang yang menjadi acuan kongres, mekanisme pemberkasan, dan tidak hadirnya Bayu Prayoga selaku Ketua Sema-I 2021.

 

Menanggapi hal tersebut, Ketua Pelaksana, Ilyas, menjelaskan bahwa penundaan kongres disebabkan terjadinya kesalahpahaman di dalam undang-undang senat. Undang-undang yang menjadi acuan berbeda dengan Undang-undang yang disahkan pada saat Musyawarah Organisasi Mahasiswa Institut (MOM-I).

 

“Yang paling benar Undang-undang Tahun 2021 yang sudah disahkan di rapat senat dan disosialisasikan melalui MOM-I, dan nggak cuma itu, sosialisasi ke wakil dekan III fakultas, baru yang saya tahu mengenai undang-undang yang dari Sema-I dan itu memang bener-bener ada di tahap sosialisasi karena undang-undang tahun 2021 realnya pada hukum Senat-I,” terangnya.

Baca Juga:  Aktualisasi Kepengurusan dan Integritas Melalui Musti XXIV

 

Menurutnya, yang terjadi pada kongres bukanlah kericuhan, tetapi hanya perdebatan dari peserta.

“Ya namanya setiap pemikiran kan beda-beda ya, dan memang ada beberapa tadi teman kita yang berdebat adu argumen, bukan ricuh, dan tadi ada beberapa pertanyaan yang disampaikan dari mereka dan saya jawab, ya sekedar itu. Tidak ada ricuh, hanya sekadar perdebatan,” ungkapnya.

 

Mengenai mekanisme pengumpulan berkas bakal calon Sema/Dema-I, ia mengatakan bahwa berkas dikumpulkan dalam bentuk hard file. Waktu dan tempat pengumpulannya pun kondisional.

 

“Berhubung teman-teman yang ada di panitia penyelenggara institut lagi pada KPM (Kuliah Pengabdian Masyarakat., red) jadi kondisional. Ada yang di Metro dua orang, yang di Metro kondisional. Ketemu aja langsung gitu, maksudnya ketemu di manapun tempatnya kalau memang bisa ngajuin berkas di situ nggak papa. Karena apa? Karena kita juga tetap ada tahap screening berkas,” jelas Ilyas.

 

Kemudian, mengenai tidak hadirnya Bayu saat kongres, Ilyas menjelaskan bahwa Bayu sedang melaksanakan KPM di Kotagajah, Lampung Tengah. “Kemarin kan udah nyoba menghubungi, cuma beliau izin ga bisa dateng karena capek dan mungkin perizinan di sana cukup susah,” katanya.

 

Untuk kapan kongres ini akan dilanjutkan, ia mengatakan bahwa nanti setelah ada pertemuan dengan Sema-I, “Jadi tetap ditunda, karena kan yang diminta peserta sidang kan penjelasan dari ketua Sema-I, dan setelah nanti sudah ada pertemuan dengan Sema-I, nanti ya dilanjut lagi, hanya dipending sampe waktu yang belum ditentukan tadi,” jelasnya.

 

Muhammad Iqbal Pratama Jaya, Ketua HMJ Hukum Keluarga Islam (HKI), mengungkapkan kekecewaannya terkait pelaksanaan yang tidak tepat waktu. “Kebiasaan kita itu tidak tepat waktu, seperti kongres saat ini. Entah itu tidak ada yang mengoordinir atau memang pelaksanaannya di jam segini (Pukul 10.00., red),” ujarnya.

Baca Juga:  Peringati Hari Guru Nasional, HMJ PIAUD Adakan Seminar Nasional Gurame

 

Terkait persiapan panitia pun menurut Iqbal, kurang. Hal tersebut dapat dilihat dari kemoloran acara dan petugas yang kurang maksimal. Ia berharap, ke depannya acara dapat dipersiapkan dengan matang karena ini bukan acara kecil-kecilan.

 

Ia juga berharap, pemimpin selanjutnya dapat menerima perbedaan, dan dapat mewakili suara mahasiswa. “Pemimpin itu harus berjuang untuk kebahagiaan bersama-sama, cita-citanya itu untuk bersama-sama, bukan diri sendiri,” ucapnya.

 

Hal yang sama disampaikan oleh Yesi Ninda Safitri, perwakilan UKK Pramuka. Ia mengaku kecewa dengan pelaksanaan kongres ini. “Dari pembukaan hingga persidangan baru tatib umum aja belum selesai. Untuk pembukaan saja tadi molor jadi untuk pembukaan saya sangat kecewa karena kan saya tamu jadi nunggu lama banget,” ungkapnya.

 

Namun, menurutnya acara sudah tersusun dengan baik, hanya saja terdapat kendala dalam pelaksanaannya. “Harapannya untuk pemimpin sidang sendiri dan ketua pelaksana lebih bijak lagi, lebih bisa membimbing jalannya sidang. Kongres ini dapat berjalan dengan semestinya bukan seperti yang tadi,” harapnya.

 

(Reporter/Azis/Irsyad)

Bagikan ini:
About Author

Redaksi Kronika

Kronika kini menjadi media mahasiswa yang telah memiliki pengalaman lebih dari dua dekade dalam menyajikan informasi, analisis, dan opini mengenai berbagai isu sosial, pendidikan, politik, dan budaya, baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus.

1 Comment

  • Keren tulisan beritanya.. tapi, kalau boleh saran, kurangi narasi yang bisa menimbulkan opini.. tapi keren kok.. bisalah kapan-kapan kita sharing..

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *