Demonstrasi oleh Alumni MAN 1 Metro, Tuntutan Dikabulkan
Unjuk rasa puluhan alumni Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Metro, terkait kebijakan yang tidak sesuai dengan kebutuhan santri yang dibuat oleh Kepala MAN 1 Metro. Demonstrasi dilakukan di gerbang asrama Kampus II, MAN 1 Metro, Senin (17-01-2022).
Koordinator Lapangan, Nawangga Fadilah, mengungkapkan penyebab terjadinya demonstrasi ini ialah sistem asrama yang sudah dibangun dari awal dirubah secara mendadak, yang menurutnya sistem tersebut tidak stabil. “Yang menjadikan sistem yang baru ini tidak stabil, karena sistem yg awal itu udah sangat stabil, Kenapa harus diganti dengan sistem baru,” terangnya saat diwawancarai Kronika.
Diketahui, Kepala MAN 1 Metro, Sarjono, baru menjabat sekitar empat bulan. Demonstrasi tersebut menuntut kepada kepala madrasah agar mengembalikan pengurus lama dan sistem yang ada sebelumnya. “Kita bergerak juga sesuai keluhan siswa asrama dan melihat asrama seperti itu kita layaklah, sebagai alumni, berupaya mengembalikan itu semua, dari sistemnya sampai penggerak sistem tersebut,” tegasnya.
Wahyu Ramadhan, alumni, mengatakan bahwa santri nyaman dengan sistem yang lama, seperti adanya program bahasa, organisasi, tahfiz, tilawah, dan nilai-nilai kemandirian. Namun, kebijakan baru ini hanya menerapkan tahfiz dan tilawah saja, yang mana menurutnya hal tersebut menjadikan santri kurang produktif karena banyaknya waktu senggang yang terbuang.
Selain mengembalikan pengurus lama dan sistem asrama seperti semula, pendemo juga menuntut untuk segera menurunkan Surat Keputusan (SK) kepengurusan baru agar berkekuatan hukum.
“Semoga terpenuhi tuntutan tadi. Sistem kembali seperti lama, para perintis dikembalikan menjadi pengasuh, termasuk ustadz Rokiban sebagai kepalanya. Segera terbitkan SK baru agar berkekuatan hukum,” harapnya.
Melansir dari kupastuntas.co, Kepala Asrama lama, Ustaz Rokiban, mengaku tidak mengetahui aksi para alumni yang membela dirinya. Sebagai pegawai negeri, Rokiban menyatakan telah menerima setiap kebijakan yang diambil kepala madrasah.
“Ya, menurut yang di dalam ini rolling biasa, saya secara pribadi terima karena saya sebagai pegawai negeri harus mengikuti aturan sesuai dengan SK kepala madrasah. Saya tidak tahu emosional anak-anak, saya tidak mengerti,” ujarnya.
Rokiban bercerita, dirinya merintis asrama sejak 2009 dan baru kali ini menyaksikan dinamika yang luar biasa di lingkungan sekolah. Meski kini ia bersedia menduduki posisi kepala asrama kembali, tetapi dirinya tak dapat menjamin konflik tidak akan kembali terjadi.
Dirinya juga mengungkapkan bahwa kurang harmonisnya hubungan antara pegawai dan pimpinan di sekolah diduga menjadi sebab demonstrasi para alumni. “Yang jelas memang kurang harmonis, kurang koordinasi, bahkan kami yang digantikan tidak diberi tahu. Saya meminta syarat padanya untuk memulihkan nama baik saya dan tim saya yang dirolling sepihak,” ungkapnya.
Dari demonstrasi tersebut, mendapat tanggapan baik dari salah satu santri, Darma Nuryadi (XII IPS 4). Menurutnya, aksi demo ini sangat mewakili keluhan dari para santri. Ia berharap nantinya tuntutan yang di ajukan dikabulkan, bisa membuat rasa nyaman dan pengawasan yang baik dari para pengasuh asrama, sehingga kegiatan belajar kembali seperti semula.
Sampai berita ini diterbitkan, diketahui Kepala MAN 1 Metro mengabulkan tuntutan para alumni. Mengembalikan Ustaz Rokiban menjadi Kepala Asrama dan diberikan wewenang penuh untuk mengatur kembali sistem-sistem di asrama, serta mengaktifkan kembali ustaz dan ustazah yang sempat dinonaktifkan, dan akan segera mengeluarkan SK kepengurusan.
“Alhamdulillah, sekolah masih mau mendengar kritikan kita. Pihak sekolah memutuskan ketua asrama kembali lagi dijabat oleh Ustaz Rokiban sebagai penggerak sistem dan pembangun sistem. Kami sebagai alumni ikut senang dan Alhamdulillah asrama, Insyaallah, kembali stabil lagi,” ujar Nawangga.
(Reporter/Fika/Utami)