Edu Cafe Bentuk Nyata Inkubasi Bisnis FTIK
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) membuka lapak bisnis dengan sebutan Edu Cafe, di gedung Laboratorium lantai 1, Senin (03/12).
Ide ini diusung oleh Yudiyanto, Wakil Dekan (Wadek) III FTIK, dengan memberikan tempat sarana inkubasi sebagai bentuk realisasi setelah kegiatan seminar yang sebelumnya telah diikuti.
Bermula dari 30 mahasiswa yang didanai oleh kampus untuk ikut serta dalam seminar inkubasi dari Global Interpreneur Program (Genpro), yang langsung mendatangkan Presiden Nasional dari Genpro, Iwan Kurniawan sebagai pembicara.
Ahmad Zaid, ketua inkubasi bisnis FTIK mengatakan setelah mengikuti seminar, mahasiswa dibentuk kelompok berdasarkan kelompok bisnis, seperti makanan, perhiasan, peternakan, dan pakaian, guna dilatih untuk menjalakan bisnis sesungguhnya.
Menurut penuturan Zaid, setelah kelompok dibentuk, ternyata kelompok yang dibentuk tidak berjalan efektif, “Karena masih ada yang mau jalan dan memang ada yang sudah benar-benar jalan bisnisnya,” ucapnya.
Zaid juga menambahkan jika banyak lulusan yang hanya mencari pekerjaan, alangkah banyak para pencari kerja, ditambah lagi lulusan yang dicetak tiap tahunnya di berbagai perguruan tinggi. “Nah kalau semua mahasiswa itu lulus dan mencari pekerjaan, dari mana pekerjaannya. Nah, kita diharapkan setelah lulus bisa membuka lapangan pekerjaan,” lugasnya.
Selain itu, Edu Cafe memiliki keunggulan dalam pelayanan kepada konsumen berupa delivery order yang mengantar pesanan di semua ruangan di kampus I. Rencananya Edu Cafe akan launching minggu depan, “Insyaallah minggu depan, sebenernya hari ini belum buka, daripada kita menunggu melengkapi barang-barang, sekalian saja, ketika ada yang beli dan apa adanya kita jual dulu,” katanya.
Saat ditemui Kronika, Yudiyanto mengatakan jika setelah kegiatan workshop, mahasiswa dikawal untuk merealisasikan dan dilatih untuk menjadi pebisnis enterpreneur. Ia juga mengharapkan Edu Cafe menjadi tempat mahasiswa untuk belajar, berbisnis, tempat kumpul, tempat nongkrong, dan tempat diskusi, supaya menularkan semangat berwirausaha.
Komunitas ini diharapkan dapat berjalan sambil menjadi wadah untuk belajar bisnis, penyebutan inkubasi bisnis yang tak hanya sekadar teori melainkan sampai kepada praktek-prakteknya.
“Kan ini angkatan pertama nih, nanti ada angkatan-angkatan berikutnya, pelatihan-pelatihan berikutnya dilatih lagi, saat mereka lulus, mereka ada penerusnya lagi,” pungkasnya.
(Reporter/Muli)
