Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) Universitas Islam Negeri (UIN) Jurai Siwo Lampung (Jusila) menggelar Kegiatan FUAD Islamic Creativity Festival (FUADIC’FEST). Bertempat di Gedung Akademik Center, Kamis (27/11/2025).
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Dewan Kantor (Dekan) Fakultas Usuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD), Albarra Sabraini, Wakil Dekan (Wadek) I FUAD, Khoirurrijal, Wadek II, Astuti Patminingsih, Wadek III, Hemlan Elhany, jajaran Kepala Program Studi (Kaprodi), mahasiswa FUAD, serta diikuti 112 peserta lomba.

FUADIC’FEST merupakan ajang perlombaan perdana yang diselenggarakan FUAD untuk tingkat pelajar SMA/sederajat dan pondok pesantren se-Lampung. Cabang perlombaan meliputi Story Telling Sirah Nabawiyah, Hadroh, Dakwah Motivasi, Syahril Quran, Stand Up Komedi Islami, dan Solo Song, yang seluruhnya digelar secara offline.
Kegiatan ini juga menjadi ajang promosi fakultas dan program studi di FUAD guna menjaring calon mahasiswa baru. Terdapat enam prodi yang terlibat dalam kegiatan tersebut, yakni Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI), Bahasa dan Sastra Arab (BSA), Pengembangan Masyarakat Islam (PMI), Ilmu Hadist (ILHA), Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT).
Dekan FUAD, Albarra Sabraini, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi serta menegaskan pentingnya semangat berkompetisi dalam kebaikan, “Saya sangat mengapresiasi acara besar ini karena akhirnya dapat terwujud. Saya berharap kita semua bisa berlomba-lomba dalam hal kebaikan dan melakukan sesuatu yang bermanfaat,” ujarnya.
Ketua Pelaksana, Dewi Mustika, menjelaskan alasan pemilihan cabang perlombaan yang melibatkan seluruh program studi sebagai penanggung jawab karena memiliki keterkaitan masing-masing, “Kategori lomba ini diusulkan langsung oleh para kaprodi. Cabang lomba Solo Song dipegang KPI, Hadroh oleh BSA karena melihat keunikan dari hadroh, Dakwah Motivasi oleh BPI yang berkaitan dengan ranah psikis, Syahril Quran oleh IAT, Stand Up Komedi Islami oleh Ilmu Hadis, dan Story Telling Sirah Nabawiyah oleh PMI. Jadi setiap prodi menjadi penanggung jawab cabang lomba,” jelasnya.
Dewi menambahkan bahwa format lomba disusun menyesuaikan minat generasi Z, “Kita melihat kecenderungan gen Z dan mencoba membuat lomba yang relate dengan mereka. Cabang lomba ini kami hadirkan karena cocok dengan apa yang mereka sukai, sekaligus tetap kami sinkronkan dengan nilai dakwah,” ujarnya.
Selain itu, FUADIC’FEST juga menjadi sarana sosialisasi langsung ke sekolah-sekolah, “Salah satu bentuk sosialisasi FUAD adalah menghadirkan para peserta langsung ke kampus. Dengan begitu, nama FUAD dan nama-nama jurusan bisa lebih dikenal. Kami juga membagikan brosur kepada peserta dan pendamping,” kata Dewi.

Kegiatan ini diikuti oleh 112 peserta. Peserta berasal dari 35 sekolah dan pondok pesantren Se-Lampung. Pada cabang lomba Solo song terdapat 37 peserta, Dakwah Motivasi 32 peserta, Story Telling 13 peserta, Hadroh 9 peserta, Stand Up Komedi Islami 10 peserta, serta Syahril Quran 11 peserta.
Dewi mengungkapkan bahwa FUADIC’FEST direncanakan menjadi program tahunan. Meski persiapan berlangsung singkat, ia tetap optimis acara dapat menjadi evaluasi untuk penyelenggaraan berikutnya, “Kegiatan ini sangat singkat, persiapannya tidak sampai dua bulan. Dengan instruksi dari dekan dan pendanaan dari kampus, kami mengeksekusi dengan segala keterbatasan. Mulai dari logistik sampai teknis acara akan kami evaluasi untuk tahun depan,” tuturnya.
Acara yang berlangsung satu hari ini ditutup dengan pembagian hadiah bagi para pemenang.
Dewi berharap kegiatan ini berdampak pada peningkatan jumlah mahasiswa FUAD, “Semoga ada dampak signifikan untuk bertambahnya mahasiswa di FUAD. Dari kegiatan seperti ini, FUAD dapat lebih dikenal publik dan meningkatkan kepercayaan masyarakat sehingga fakultas dan prodi semakin menjadi pilihan,” harapnya.
Sementara itu, peserta Hadroh dari SMK Mathlaun Nur, Ahmad Irfanul Hakim, menilai kegiatan ini menjadi ruang positif bagi pelajar, “Bagus, karena bisa menyiarkan salawat Nabi di kampus, jadi tidak hanya di pondok saja,” ujarnya.
Ia berharap kegiatan ini digelar setiap tahun agar silaturahmi tetap terjaga.
Pendamping peserta dari Pondok Pesantren Baitul Makmur, Muhammad Bintang, juga memberikan apresiasi terhadap peningkatan fasilitas, “Fasilitasnya sudah oke. Tahun lalu (Kegiatan ICOMFEST yang diselenggarakan Prodi KPI, red.) kurang berkenan, terutama sound system dan penempatan acara. Kalau tahun ini sudah maksimal dan bagus sekali,” katanya.
Ia berharap fasilitas yang baik ini dapat dipertahankan dan ditingkatkan pada penyelenggaraan berikutnya.
(Reporter/Meli)