IAIN Metro Implementasikan Program MBKM, Pertukaran Mahasiswa dan Asisten Mengajar Jadi Prioritas
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) —Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) terus berupaya untuk meningkatkan kualitas dan relevansi lulusan program sarjana. Salah satu yang dilakukan adalah dengan adanya kebijakan mengenai Merdeka Belajar–Kamus Merdeka (MBKM).
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro sendiri mulai mengimplementasikan program MBKM pada tahun ajaran 2022/2023. Program tersebut bertujuan untuk mendorong mahasiswa menguasai berbagai keilmuan yang berguna saat memasuki dunia kerja melalui kegiatan pembelajaran di luar program studi ataupun kampusnya.
Program MBKM yang diimplementasikan oleh FTIK IAIN Metro meliputi pertukaran mahasiswa, asisten mengajar, dan penelitian. Pada tahun ajaran ini, program pertukaran mahasiswa dan asisten mengajar menjadi prioritas.
Kepala Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) IAIN Metro yang juga Operator MBKM FTIK IAIN Metro, Siti Annisah, mengatakan bahwa program pertukaran mahasiswa telah diimplementasikan di tiga program studi, yaitu PGMI, Tadris Biologi (TBio), dan Tadris Matematika (TMTK).
Siti juga mengungkapkan bahwa program yang mulai dilaksanakan saat ini masih belum merata dan keseluruhan, karena masih minim sosialisasi kepada mahasiswa, “Hanya saja memang jumlah mahasiswa tidak banyak. Karena sosialisasi terbatas, semoga ke depannya lebih baik,” ucapnya.
Siti juga menjelaskan jika program tersebut terus di evaluasi, apakah ada kendala, apakah capaian perkuliahan terpenuhi dan lain sebagainya guna mengetahui keberhasilan dan tindak lanjut, “Program pertukaran mahasiswa dilaksanakan secara daring karena perbedaan distribusi mata kuliah antar program studi,” kata Siti Aninisah.
Siti menambahkan program asisten mengajar juga telah diimplementasikan di PGMI. Program ini memungkinkan mahasiswa untuk menjadi asisten pengajar di sekolah mitra, “Program asisten mengajar dilaksanakan secara luring karena membutuhkan interaksi langsung antara mahasiswa dan siswa,” ungkapnya.
IAIN Metro akan terus mengoptimalkan implementasi program MBKM di tahun ajaran berikutnya. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas lulusan IAIN Metro agar lebih siap menghadapi dunia kerja.
Fitri Nur Fakhriyah (Tadris Matematika’21), mengungkapkan bahwa program MBKM program asisten mengajar merupakan program yang bagus untuk dilakukan. Namun, ia sempat merasa kebingungan saat berada di sekolah, karena ia baru mendapatkan mata kuliah Metodologi Penelitian (Metopen) pada semester V.
“Saya masih bingung mau ngapain, karena mata kuliah Metopen baru saya dapatkan di semester V. Padahal, mata kuliah ini penting untuk menyusun karya ilmiah, termasuk untuk skripsi,” ujar Fitri.
Fitri mengungkapkan bahwa sekolah yang menjadi tempat ia melaksanakan program tersebut adalah Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Metro. Saat ini, ia masih belum terjun ke kelas, melainkan masih membuat produk-produk kelas seperti pembelajaran materi-materi. Ia baru akan mulai ke kelas pada bulan Oktober.
Fitri berharap, apabila program tersebut berlanjut, Prodi dapat menjadwalkan mata kuliah Metopen pada semester III dan IV, “Ini akan menjadi bekal yang bagus untuk kami membuat skripsi, karena kami harus membuat artikel ilmiah,” harapnya.
(Reporter/Bela/Utami)