Tertundanya Kongres V sejak 2 Februari 2022, selama itulah posisi ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa Institut (Dema-I) dan Senat Mahasiswa Institut (Sema-I) kosong. Panitia penyelenggara tidak menyelesaikan tanggung jawabnya untuk menentukan siapa ketua Sema-I dan Dema-I periode 2022/2023.
Hingga, pada 18 Mei 2022, Wakil Rektor (Warek) III, Mahrus As’ad mengeluarkan Surat Penunjukan Ketua Sema-I dan Dema-I. Terpilihnya Ketua Sema-I dan Dema-I saat ini, yang tidak melibatkan mahasiswa, masih menimbulkan tanda tanya.
Pasalnya, Ali Hasan, Hukum Ekonomi Syariah (Hesy’18) terpilih menjadi Ketua Sema-I dan Haris Masyubi, Ekonomi Syariah (Esy’18) sebagai Ketua Dema-I. Sementara itu, sebelumnya, pada 28 Januari 2022, panitia penyelenggara telah mengunggah daftar nama penetapan calon ketua Sema-I dan Dema-I periode 2022/2023 melalui aku resmi Sema-I, yang mana terdapat sembilan nama yang menjadi kandidat calon Sema-I.
Dibalik penuhnya tanda tanya terkait hasil pemilihan, Mahrus As’ad, Wakil Rektor III, menjelaskan bahwa sebelumnya terdapat sembilan calon yang mendaftar Sema-I. Namun, yang terpilih yaitu Ali Hasan.
Ia mengatakan, terkait penunjukan Ketua Sema-I dan Dema-I pada tanggal 18 Mei 2022 lalu merupakan hasil proses senat. Warek III hanya menerima hasil yang sudah disepakati dan memenuhi syarat dari panitia. ”Itu kan proses dari senat, Hasan dan Haris lah yang memenuhi syarat. Saya melihat untuk calon Sema-I, Ali Hasan, untuk calon Dema-I, Haris,” jelasnya saat diwawancarai Kronika, Senin 23-05-2022.
Mahrus juga mengatakan bahwa pihak yang menunjuk Haris dan Hasan adalah pihak penyelenggara kongres dan inilah yang menetapkan calon ketua Sema-I dan Dema-I berdasarkan syarat yang sesuai prosedur. Menurutnya, panitia kongres telah menetetapkan kedua orang tersebut yang masing-masing menjadi calon tunggal.
Namun, setelah itu panitia tidak mampu menyelenggarakan kongres lanjutan yang sempat tertunda, maka lembaga mengambil alih. “Itu lah yang diambil alih oleh lembaga, jadi lembaga tidak milih, yang menetapkan panitia, yang memenuhi syarat,” ungkapnya.
Pelantikan Ormawa juga direncanakan akan dilaksanakan setelah Surat Keputusan (SK) kepengurusan sudah dikeluarkan. Ia menyampaikan bahwa hal ini sudah disiapkan tinggal pelaksanaannya saja menunggu SK. “Jadikan kalo SK-nya sudah keliatan jelas kita akan segera adakan pelantikan,” jelasnya.
Mengenai kapan SK tersebut turun, ia menjelaskan bahwa Sema-I dan Dema-I sudah mengajukan SK kepada Rektor, tinggal menunggu rektor mendatangani SK tersebut, ”yasudah tunggu saja, karenakan beliau agak padat acaranya,” jelasnya.
Meski SK kepengurusan belum turun, pelaksanaan program kerja (Progja) dari Sema-I ataupun Dema-I, sudah dapat dilaksanakan. Namun, hanya seputar kegiatan sehari-hari, sedangkan untuk acara formal harus menunggu SK dari Rektor.
”Jadi, kalau misalnya ada kegiatan-kegiatan koordinasi secara informal nggak ada masalah, tetapi ya secara formal harus menunggu SK,” ungkap Mahrus.
Mengenai acara tahunan bagi organisasi mahasiswa (ormawa) yang biasanya diadakan oleh lembaga, seperti pelatihan manajemen administrasi, Ia mengatakan bahwa hal ini harus melihat apakah agenda ini sudah diusulkan di tahun sebelumnya atau tidak. Menurutnya, agenda yang dilakukan dengan biaya Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) harus diusulkan sebelumnya.
“Kalo agenda ada di RAB (Rencana Anggaran Biaya) harus diadakan. Kalau tidak ada berarti ya itu sudah biasa dilakukan tanpa di-RAB-kan,” jelasnya.
Mahrus berharap, Sema/Dema-I ke depan dapat menjalankan fungsinya secara tepat. Dapat menjalankan program-program yang sudah diagendakan dan menjadi wadah kreativitas bagi seluruh mahasiswa, serta menjadi penggerak untuk mewujudkan visi lembaga.
“Karena Sema/Dema-I bagian penting dari kampus ini, ya harus berjalan bersama-sama dengan komponen lainnya di tingkat mahasiswa,” tandasnya.
Dengan terpilihnya ketua Sema-I dan Dema-I periode 2022/2023 yang ditetapkan langsung oleh Warek III menimbulkan banyak tanggapan dari mahasiswa dan anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)/Unit Kegiatan Khusus (UKK).
Dinda Solehah, Ketua Dewan Racana Puteri Kandang Rarang UKK Pramuka, berpendapat bahwa apa yang dilakukan oleh Warek III merupakan langkah yang tepat. Menurutnya, dengan adanya penetapan ini maka akan segera dilaksanakan pelantikan yang seharusnya dilakukan sejak Januari lalu.
Namun, ia tidak sepenuhnya setuju dengan keputusan Warek III. Menurutnya, seharusnya Sema-I dan Dema-I dipilih melalui demokrasi yang ada, bukan melalui penetapan langsung. Dalam hal tersebut, ia mengatakan bahwa alasan penetapan langsung ini karena panitia yang tidak segera inisiatif untuk melanjutkan kongres bukanlah alasan yang dapat dibenarkan.
“Namun, dari sudut pandang mahasiswa, saya merasa demokrasi mati jika sepeti ini. Kita juga harus melihat alasan kenapa dilakukannya hal tersebut, kenapa lembaga melakukan hal tersebut. Namun, tidak membenarkan alasan mereka untuk langsung melakukan penetapan,” ungkapnya saat diwawancarai Kronika via WhatsApp.
Ia pun berharap nantinya yang terpilih ini dapat mengemban amanah dengan penuh tanggung jawab dan dapat memperbaiki apa yang kurang tepat sekarang ini. “Karena sebenarnya kepercayaan itu yang sudah ditunjuk langsung dari pak warek (Warek III., red) gitukan, terus kemudian bisa sosialisi lebih lagi, karena dimulainya aja seperti ini ya berharap di kedepannya nanti bisa memperbaiki,” ungkapnya.
Tanggapan lain juga diungkapkan Ketua UKK Resimen Mahasiswa (Menwa), Sandi Peratama. Ia mengatakan untuk siapapun yang terpilih menjadi ketua Sema-I dan Dema-I yang terpenting, menurutnya, tidak menghambat berjalannya kegiatan UKM/UKK.
Ia mengklaim bahwa kondisi pimpinan ormawa tingkat Institut berantakan. “Kita nggak tahu sudah lewat dalam waktu empat bulan, bahkan sebentar lagi memasuki lima bulan, tersisa waktu tujuh bulan, apakah bisa maksimal untuk tahun ini? kurasa tidak,” ujarnya.
Namun, ia tetap berharap, siapapun yang menduduki kursi Sema-I dan Dema-I tidak menghambat UKM/UKK. “Cuman nggak masalah, yang penting kursi Dema-I itu terisi, mau siapapun dan bagaimanapun caranya itu terisi dan tidak menghambat berjalannya kegiatan UKM/UKK,” ujarnya saat diwawancarai Kronika via WhatsApp.
(Reporter/Azis/Martika)
1 Comment
Bukan nya hal seperti ini lazim di temui pada lingkungan yang tak mampu jangan kan untuk menjangkau sifat analitik, kegagalan dalam berfikir pun sudah biasa terjadi bahkan normal, berbicara “demokrasi” Tapi terdengar nya fa fi fu, bukan kah ada sebab musabab dan juga asal dari suatu kejadian, yang tak mungkin gejala itu tanpa ada nya “asal” Tadi, demokrasi tak hanya bebicara dalam proses pemilihan pemimpin saja, kalo seperti itu di negara fasis pun melakukan pemilu semisal contoh negara korea utara.