38°C
15 May 2024
Aktual IAIN Kampus Kota Metro Mahasiswa

Kipas Manual Alternatif Darurat Ruang Perkuliahan Panas

  • April 4, 2019
  • 3 min read
  • 37 Views
Kipas Manual Alternatif Darurat Ruang Perkuliahan Panas

Fasilitas pembelajaran menjadi Pekerjaan Rumah (PR) besar bagi institusi untuk terus dibenahi demi kenyamanan mahasiswa dan pengajar saat berlangsungnya pembelajaran. Berbagai keluh menjadi gerutu bagi mahasiswa maupun dosen karena matinya beberapa kipas, hingga rasa iri dengan kelas perkuliahan yang memiliki Air Conditioning (AC) pada kelas Kampus 1 IAIN Metro, April (04/04).

Alfiyah, mahasiswi ( KPI/IV) mengeluhkan pemerataan pemasangan AC di ruang kelas, karena kipas pada ruang kelas lainnya tak berfungsi dengan semestinya, “Kalau memang ada kelas yang dipasang AC harusnya diadakan pemerataan, setidaknya tengok ruangan lain masih banyak ruangan yang kipasnya cuma satu bahkan ada yang tidak ada kipasnya,” ujarnya.

Lain halnya dengan Nina Indah, mahasiswi (MHU/4) mengatakan setidaknya ada kipas tornado seperti lokal lainnya, “Ya nggak perlu AC, ada kipas tornado dua seperti lokal lain cukup, biar nggak panas-panas sangat,” pungkasnya.

Tak hanya mahasiswa saja yang mengeluhkan panasnya ruang pembelajaran yang membuat kurang nyaman. Enny Puji Lestari, Dosen kampus I IAIN Metro mengungkapkan pemasangan kipas yang posisinya tidak diatas dosen tetapi diatas mahasiswa jadi harus kipas-kipas manual. Menurutnya, fasilitas seperti itu seharusnya di penuhi sehingga ada kenyamanan saat dosen mengajar.

“Ketika nyaman pastinya ruang gerak untuk melakukan aktivitas di kampus itu menjadi leluasa. Tetapi, ketika ruang gerak itu menjadi hal yang tidak nyaman maka juga akan berpengaruh dalam proses mengajar dan berdampak pada mahasiswa yang menerima materi dari dosen,” imbuhnya.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Rektor II, Mukhtar Hadi, mengatakan pemasangan AC di kampus I memang baru dimulai dari gedung Ibnu Maskawaih, karena banyak yang mengeluhkan panasnya lokal tersebut. Untuk pemasangan AC difokuskan pada gedung perkantoran dan gedung Pascasarjana. Pasalnya, anggaran yang digunakan untuk pemasangan AC diperoleh dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Selain itu, pemasangan AC sangat tidak hemat energi dan tidak ekologis, jika disesuaikan dengan visi IAIN Metro, yang harus banyak ruang terbuka hijau dan kelas yang memungkinkan sirkulasi udara yang baik dapat menghemat energi tanpa harus menggunakan AC. Selain itu, pemasangan AC juga harus mempertimbangkan dana, mengingat biaya pembayaran listrik yang dikeluarkan kampus sebanyak 60 juta disetiap bulannya. Untuk penambahan AC pada ruang kelas di tahun ini tidak ada, karena tidak adanya anggaran untuk pemasangan AC kecuali jika ada efisiensi.

Baca Juga:  UKM FITRA Bumikan Bahasa Arab Dikalangan Pelajar

Mukhtar juga menambahkan, langkah perbaikan yang dapat dilakukan saat ini untuk mengatasi panasnya ruang kelas di kampus I dengan penambahan kipas angin serta memperbaiki kipas angin yang rusak. “Pengaturan ruang terbuka hijau juga diperlukan agar suasana lebih sejuk, dan tidak panas serta dapat menghemat penggunaan energi listrik. Namun, penghijauan di kampus 1 tidak memungkinkan karena keadaan lahan yang sempit,” tambahnya.

Ia juga berharap sarana dan prasarana dapat terpenuhi secara bertahap sehingga dapat belajar dengan nyaman, karena anggaran untuk memperbaiki prasarana tidak terlalu besar dan ditopang dengan Uang Kuliah Tunggal (UKT) mahasiswa.

(Reporter/Nungky/Puput/Resti)

Bagikan ini:
About Author

Redaksi Kronika

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *