Kronika

Argumen

Maksimalkan Ibadah dengan Beri’tikaf

  • Juni 7, 2017
  • 6 min read
  • 105 Views
Maksimalkan Ibadah dengan Beri’tikaf

Oleh Edy Purnomo

Sekian lama menunggu datangnya bulan Ramdhan, akhirnya tiba juga saat ini. Dalam rangka menyambut bulan suci yang penuh berkah, maka tentu membutuhkan segala persiapan yang dapat menambah pahala, amal serta dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT. Bagaimanakah menyambut bulan suci Ramadhan dengan cara yang berbuah pahala? Kronika melakukan wawancara kepada Ketua Dompet Peduli Umat Darut Tauhid (DPU-DT) Kota Metro, Mujirul Hasan untuk mengungkap hal-hal yang dapat dilakukan dibulan Ramadhan. Berikut adalah beberapa petikan wawancaranya.

Untuk menyambut hadirnya bulan Ramadhan biasanya banyak kegiatan yang dapat dilakukan oleh umat Islam. Dalam pandangan Islam, bagaimana cara yang baik yang harus dilakukan untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan ini?

Bulan Ramadhan adalah bulan suci yang penuh berkah dimana bulan ini adalah bulan yang paling sempurna dibanding bulan lainnya. Hal yang harus dilakukan untuk menyambut bulan Ramadhan adalah dengan banyak cara, salah satunya persiapan.  Persiapan yang dimaksud disini bukan persiapan menyiapkan pakaian baru, bukan juga menyiapkan makanan untuk menyambut Idul Fitri tetapi persiapan dalam artian persiapan fisik, ilmu, roh  atau keimanan dan harta.

Persiapan fisik seperti menjaga tubuh agar lebih fit untuk menyambut Ramadhan dan untuk menjalankan segala ibadah yang dapat dilakukan dibulan puasa. Menjaga kesehatan merupakan prilaku yang harus dilakukan oleh setiap manusia karena menjaga kesehatan merupakan hal utama dalam Islam. Selanjutya adalah persiapan ilmu, ilmu sangat penting untuk menyambut bulan suci Ramadhan karena dengan ilmu kita mampu melakukan amalan-amalan yang harus dilakukan dibulan Ramadhan.  Seperti sholat, berbagi, mengaji dan melakukan sunah-sunah rosul lainnya. Kemudian persiapan keimanan juga harus diperhatikan agar kita tidak tergoda  hal yang akan membatalkan puasa dan membuat pahala kita bekurang. Persiapan terakhir yang juga perlu diperhatikan adalah harta, mengapa harta perlu dipersiapkan karena dengan harta bisa menambah pahala dibulan ramadhan seperti bersedekah dan membantu orang-orang yang membutuhkan. Bisa bersedekah pada fakir miskin bersedekah pada orang yang berpuasa serta bersedekah dengan orang yang kurang mampu, karena sedekah merupakan prilaku terpuji dan akan diangkat derajatnya kelak.

Baca Juga:  Mahasiswa Itu Peka

Amalan apa sajakah yang diutamakkan saat bulan Ramadhan?

Amalan yang harus dilakukan dibulan Ramadhan adalah menjalankan sholat lima waktu dan ibadah  wajib lainnya. Bulan Ramadhan merupakan bulan penuh berkah, dimana pahala sangat mudah kita dapatkan. Hal demikian terjadi karena ibadah-ibadah yang bernilai wajib kita lakukan seperti shalat fardu pahalanya akan berlipat dan yang sunah seperti shalat duha, pahalanya sama seperti ibadah wajib dibulan biasa. Amalan selanjutnya yaitu berpuasa, karena puasa adalah hal pokok dalam bulan  Ramadahan seperti yang sudah dijelaskan dan sebagaimana disabdakan  Rasullulah SAW, dari Abu Hurairah r.a mengatakan  bahwa Rasullah bersabda: “Barang siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala dari allah maka diampuni dosanya yang telah lampau.”(Bukhori dan Muslim).

Amalan selanjutnya yang dapat dilakukan adalah bersedekah, i’tikaf dan membantu orang lain. Bersedekah dibulan Ramadahan pahalanya melebihi orang yang bersedekah dibulan selain Ramadhan. Bersedakah bukan hanya dengan uang tetapi juga bisa memberi makan pada orang yang menjalankan puasa. Seperti sabda Rasullullah SAW: “Barang siapa yang member makan pada orang berpuasa, maka ia mendapat pahala seperti orang yang melakukan puasa tanpa dikurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa.” (H.R Tirmizi). Selain itu, hal yang paling mudah untuk menyempurnakan amalan kita adalah dengan membantu orang lain.

Bagaimana pandangan Islam tentang I’tikaf?

I’tikaf adalah hal yang sangat berharga bukan hanya dilakukan di sepuluh hari terakhir puasa melainkan bisa dilakukan dihari yang lain. I’tikaf adalah salah satu yang dilakukan Rasullulah SAW ketika bulan puasa. Di zaman Rasullulah bulan Ramadahan adalah bulan yang free, sehingga I’tikaf selalu dijalankan Rasullulah. Berbeda dengan masyarakat sekarang banyak yang merasa tidak mampu melakukan I’tikaf karena biasanya I’tikaf dilakukan sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.  Mengapa merasakan berat? Karena di Indonesia di sepuluh hari terakhir adalah hari dimana digunakan untuk mempersiapkan Idul Fitri. Dalam Islam, I’tikaf sangat dianjurkan seperti yang tertera dalam surat Al-Baqarah yang artinya: “Dan telah kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: bersihkanlah rumah-ku untuk orang orang yang thawaf, yang I’tikaf, yang ruku’ dan yang sujud.” (QS.Al-Baqarah:125).

Baca Juga:  Bahas Pengurangan UKT, Dema-I Tegaskan Hasil Tidak Sesuai Kesepakatan Pimpinan

Dalam firman yang lainnya juga disebutkan, “Janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam masjid.” (QS.Al-Baqarah: 187). Sementara itu dalam hadist juga disebutkan, diantaranya hadist Aisyah Rahdhiallahu Anha yang artinya: “Biasanya (Nabi Sallallahu’alaihi Wa Sallam) beri’tikaf pada sepuluh malam terakhir Ramadhan sampai Allah wafatkan, kemudian istri istrinya beri’tikaf setelah itu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Kapan waktu yang tepat untuk melakukan I’tikaf dilakukan dibulan Ramadhan?

I’tikaf yang dilakukan umumnya pada bulan suci Ramadhan adalah pada akhir bulan Ramadhan atau di sepuluh malam terakhir bulan suci Ramadhan. Tetapi I’tikaf tidak hanya dilakukan dibulan ramadhan saja. Dibulan lain juga boleh melakukan I’tikaf asalkan niatnya karena Allah SWT.

Bagaimana tata cara I’tikaf yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW?.

Tata cara I’tikaf sudah dijelaskan oleh para imam, seperti  imam Safi’i yang berpendapat I’tikaf dilakukan kurang lebihnya satu hari satu malam. I’tikaf yang baik adalah harus diniatkan karena Allah dan harus benar dilakukan karena mencari keridhaan Allah. Tata cara I’tikaf adalah dengan berdiam diri di masjid tanpa boleh keluar masjid,  ketika sudah masuk kedalam masjid maka yang harus dilakukan adalah seperti melakukan shalat fardu dan shalat-shalat sunah lainnya. Bukan hanya dengan melakukan shalat wajib dan sunah tersebut, yang dilakukan adalah seperti shalat 2 rakaat sebelum shubuh dan shalat subuh serta membaca alquran dan. Bukan hanya itu saja, biasanya I’tikaf tidak hanya  melakukan shalat tetapi juga membaca Al-Qur’an serta menghafalnya, dan juga menghafal hadist-hadist dan sejarah-sejarah Islam, atau membaca buku-buku lain yang berhubungan dengan Islam yang bertujuan menambah ilmu pengetahuan dan wawasan dalam beri’tikaf. Untuk menyempurnakan I’tikaf, biasanya juga melakukan shalat suruf sebelum jam enam dan sholat duha.

Baca Juga:  Metro Kota Pendidikan, Siapkah?

Bagaimanakah pesan untuk mahasiswa dalam menyambut bulan Ramadhan?

I’tikaf menurut saya suatu kegiatan yang menantang bagi mahasiswa, dimana disatu sisi mahasiswa butuh kebebasan tetapi disisi lain I’tikaf adalah suatu keterikatan kepada Allah SWT karena I’tikaf tidak diperbolehkan keluar dari masjid. Jika para anak muda hari ini atau mahasiswa telah berhasil melakukan I’tikaf maka dapat dipastikan dikehidupan selanjutnya mereka mampu menahan hawa nafsu dan menahan hal buruk lainnya. Untuk itu saya sangat merekomendasikan untuk mahasiswa dapat melakukan I’tikaf, mengingat ini merupakan hal yang sangat baik dan ajang untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Bagikan ini:
About Author

Redaksi Kronika

Kronika kini menjadi media mahasiswa yang telah memiliki pengalaman lebih dari dua dekade dalam menyajikan informasi, analisis, dan opini mengenai berbagai isu sosial, pendidikan, politik, dan budaya, baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *