Muhima FUAD Soroti Mandeknya Anggaran: Mahasiswa Desak Transparansi dan Keterlibatan

Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) menggelar acara Reorganisasi dan Musyawarah Himpunan Mahasiswa (Muhima), dengan mengusung tema Melalui Muhima, Regenerasi Kepengurusan Ormawa FUAD yang Tangguh dan Berkarakter. Acara tersebut berlangsung di Gedung Kuliah Terpadu (GKT) Kampus II Universitas Islam Negeri (UIN) Jurai Siwo Lampung (Jusila), Senin (24/11/2025).

Turut Hadir Wakil Dekan (Wadek) III, Hemlan Elhani, Staf FUAD, Edward, Biro Advokasi Senat Mahasiswa (Sema), Ahmad Mido Soleh, serta 60 peserta mahasiswa FUAD

Iqbal Afandi (BPI’22) selaku ketua pelaksana menyampaikan bahwa kegiatan yang akan berlangsung selama tiga hari tersebut bertujuan untuk melakukan regenerasi kepengurusan dan menyiapkan calon ketua yang baru, “Acara ini berlangsung selama tiga hari dari tanggal 24-26 November 2025, hari pertama reorganisasi kepengurusan, hari kedua rapat pleno dan hari ketiga pemilihan ketua SEMA-DEMA,” ucapnya.

Ia juga menambahkan bahwa proses pencalonan tersebut terdiri dari berbagai Program Studi (Prodi), yaitu Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI), dan Bahasa dan Sastra Arab (BSA), serta proses pemilihan calon kandidat melalui beberapa tahapan, “Pada proses pencalonan, jurusan KPI mengajukan tiga calon, BPI mengajukan dua calon, dan BSA mengajukan satu calon serta tahapan pemilihan dimulai dari pendaftaran bagi mahasiswa yang berminat mencalonkan diri, dilanjutkan dengan seleksi berkas, pelaksanaan rapat pleno, hingga proses pemilihan oleh mahasiswa,” tambahnya.

Ia berharap calon kandidat yang terpilih dapat semakin maksimal dalam menjalankan tugasnya dan menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya, “Bagi para kandidat terpilih nantinya diharapkan mampu menjalankan amanah dengan optimal serta membawa kemajuan yang lebih baik dibandingkan kepengurusan sebelumnya,” tutupnya.

Biro Advokasi Sema FUAD, Ahmad Mido Soleh dalam sambutannya menjelaskan bahwa himpunan mahasiswa merupakan wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri sekaligus menjadi mitra bagi setiap Prodi. Menurutnya, keberadaan himpunan tidak hanya berfungsi sebagai ruang pemberdayaan, tetapi juga berperan penting dalam mendorong kemajuan prodi, “Himpunan itu bukan hanya organisasi internal mahasiswa, tetapi juga mitra resmi prodi. Di sanalah mahasiswa belajar, berproses, dan turut mendorong kemajuan akademik maupun non-akademik,” ujarnya.

Ia juga mengaku sempat bimbang melihat kepengurusan di tiga prodi baru, yakni prodi Ilmu dan Tafsir Al Quran (IAT), Pengembangan Masyarakat Islam (PMI), dan Ilmu Hadist (ILHA), mengingat mahasiswa semester awal masih belum memahami mekanisme kelembagaan tersebut, “Mahasiswa baru masih butuh adaptasi. Banyak dari mereka belum benar-benar paham bagaimana struktur dan tugas himpunan bekerja,” katanya.

Sebagai solusi, pihaknya berupaya meregulasi dan memaksimalkan peran himpunan yang sudah ada, seperti Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Bahasa dan Sastra Arab (BSA), Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), serta Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI) agar dapat menjadi mitra bagi himpunan-himpunan prodi baru, “Kami mencoba memaksimalkan himpunan yang sudah stabil dulu. Mereka (HMPS KPI, BPI, BSA, red.) akan menjadi mitra pembinaan sementara untuk prodi yang baru berjalan,” jelasnya.

Ia juga menyoroti berbagai tantangan dalam aspek operasional kemahasiswaan. Menurutnya, regulasi kampus terkait pencairan anggaran kegiatan mahasiswa baik HMPS, SEMA, maupun DEMA masih terkesan menggelikan karena dana sering kali cair terlambat, “Regulasi anggaran ini jujur saja menggelikan. Dana sering cair terlambat, bahkan ketika kegiatan sudah selesai,” tegasnya.

Kondisi tersebut membuat mahasiswa harus berpikir dua kali dalam merencanakan program. Bahkan, selama tiga tahun terakhir, banyak kegiatan kemahasiswaan yang kurang memberikan dampak bagi prodi maupun fakultas karena keterbatasan anggaran, “Untuk membuat kegiatan besar, melakukan gebrakan yang melibatkan banyak orang, melibatkan sekolah-sekolah untuk promosi dan mencari mahasiswa baru, tentu membutuhkan dana yang tidak sedikit. Mencari sponsor pun tidak mudah, apalagi membawa nama IAIN, berdasarkan pengalaman saya dulu,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa dalam kepengurusan sebelumnya dirinya tidak pernah dilibatkan dalam penyusunan Rencana Anggaran Belanja (RAB). RAB biasanya sudah tersedia dan harus dijalankan tanpa ruang diskusi, “Ide dan gagasan kami siap 100 persen, tetapi ketika menyangkut operasional kami merasa kesulitan,” ungkapnya.

Mido berharap pengalaman yang ia alami tidak kembali dialami oleh para pengurus baru. Ia bahkan menyebut bahwa dalam beberapa kegiatan sebelumnya ada panitia yang sampai menggadaikan barang demi keberlangsungan acara.

Di akhir sambutannya, ia menegaskan bahwa mahasiswa adalah investasi bagi kemajuan fakultas dan prodi. Karena itu, ia meminta agar pengurus tahun 2026 dapat dilibatkan secara penuh dalam seluruh aspek kegiatan mahasiswa maupun prodi, “Jika mahasiswa tidak pernah dilibatkan, bagaimana fakultas ini bisa maju? Maka dari itu, kami berharap ke depan mahasiswa diberi ruang dan dilibatkan secara menyeluruh,” tutupnya.

Wakil Dekan III FUAD, Hemlan Elhany, menyampaikan bahwa permasalahan anggaran yang dihadapi saat ini merupakan dampak dari tahun 2024, “Kalau soal anggaran, ini dampak dari tahun 2024. RAB sudah ada, tetapi tidak masuk anggaran dari pusat. Oleh karena itu, untuk kepengurusan tahun 2026 perlu mempersiapkan RAB dan Term of Reference (TOR) lebih awal untuk pengajuan anggaran tahun 2027 serta membahasnya bersama Wakil Dekan II,” jelasnya.

Ia juga menerangkan bahwa terdapat jurusan baru, yaitu ILHA, IAT, dan PMI. Pada ketiga prodi tersebut belum dapat membentuk himpunan sendiri, maka ditetapkan pola kemitraan yaitu Ilmu Hadits bermitra dengan BPI, IAT bermitra dengan BSA, dan PMI bermitra dengan KPI, “Calon kandidat harus benar-benar yang mau bekerja sama dan siap mewakili prodi masing-masing”, tegasnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa setelah calon kandidat terbentuk, fakultas akan menerbitkan Surat Keputusan (SK) kepengurusan tahun 2026. Para kandidat terpilih juga akan mengikuti pemilihan Senat Universitas. Jika seluruh tahapan telah selesai, pelantikan bersama akan dilaksanakan pada bulan Januari, sedangkan pelantikan untuk tingkat fakultas akan dipimpin langsung oleh Dekan FUAD, “Kalau calon kandidatnya sudah terbentuk, nanti kita laksanakan pelantikan bersama di bulan Januari. Untuk tingkat fakultas, akan dilantik langsung oleh Dekan FUAD,” ujarnya.

Di akhir sambutannya, Hemlan berharap kegiatan tersebut dapat berjalan lancar dan menghasilkan pemimpin yang berkualitas, “Semoga kegiatan ini sukses dan menghasilkan pemimpin yang tangguh, berwibawa, bertanggung jawab, kooperatif, dan inovatif, sehingga mampu membawa Ormawa FUAD menjadi lebih baik ke depannya,” tutupnya.

Sekretaris Divisi Minat dan Bakat, Anisa (KPI’22) menyampaikan bahwa secara keseluruhan kegiatan Muhima tahun ini berjalan lancar dan konstruktif, “Terima kasih kepada seluruh panitia atas kerja kerasnya, dan selamat kepada pengurus baru yang telah terpilih. Semoga semua hasil keputusan dapat membawa kemajuan yang signifikan bagi himpunan kita,” ujarnya.

Anisa berharap kepengurusan baru dapat merealisasikan seluruh program kerja yang telah disepakati bersama.

Sementara itu, Aisyah Salsabila (KPI’24) menilai bahwa acara berjalan dengan baik, “Alhamdulillah berjalan dengan lancar, tertib, dan aman,” ungkapnya.

Ia berharap siapa pun yang terpilih sebagai HMPS, SEMA, maupun DEMA selanjutnya dapat memegang tanggung jawab sesuai amanah dan pilihan mereka.

(Reporter/Aulya/Sundari)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *