Kronika

IAIN Metro

Orasi Kebangsaan, Gus Miftah: Apapun Profesinya Harus Berdakwah

  • Agustus 30, 2022
  • 2 min read
  • 161 Views
Orasi Kebangsaan, Gus Miftah: Apapun Profesinya Harus Berdakwah

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro mengadakan Gelar Wicara Penguatan Moderasi Beragama di Lingkungan Sivitas Akademika IAIN Metro dalam bingkai Orasi Kebangsaan. Bertemakan Moderasi Beragama, Beragama dengan Berbangsa yang Happy dan Menyenangkan, di halaman Rektorat Kampus I IAIN Metro, Selasa (30-8-2022).

 

Turut Hadir Rektor IAIN Metro, Siti Nurjanah, Rektor Universitas Muhammadiyah Metro (UM), Jazim Ahmad, dan menghadirkan Miftah Maulana Habiburrahman atau lebih dikenal dengan Gus Miftah sebagai Narasumber.

 

Acara Orasi Kebangsaan ini merupakan gelaran acara yang diadakan Gus Miftah di seluruh Indonesia. IAIN Metro sendiri merupakan tempat ke-17 yang menjadi tuan rumah acara ini.

 

Mahrus As’ad, Ketua Pelaksana, mengatakan bahwa acara ini hanya diikuti oleh mahasiswa baru (Maba) karena apabila seluruh mahasiswa diundang, tempat yang disediakan tidak cukup. Kemudian, acara ini berkaitan dengan program moderasi beragama dan Maba masih sangat awam terkait moderasi bergama.

 

“Karena Maba itu kan harus dinolkan terlebih dahulu dan harus diberitahu tentang bagaimana moderasi beragama itu sendiri,” ujarnya.

 

Siti Nurjanah, dalam sambutannya, menyampaikan bahwa orasi kebangsaan ini merupakan sebuah obrolan yang rasional, aktual, dan spiritual. “Gagasan-gagasan dari Gus Miftah ini dapat membuka diskusi antar mahasiswa yang interaktif dan mampu memberikan peluang usaha sikap radikalisme,” harapnya.

 

Selanjutnya, Gus Miftah menyampaikan bahwa seseorang yang salah pergaulan lebih gampang untuk dinasehati, “Sehingga dakwah itu bukan profesi tetapi apapun profesinya kita harus berdakwah,” pungkasnya.

 

Ia juga menjelaskan mengenai kebencian terhadap negara biasanya dipicu oleh faktor lingkungan. “Tantangan moderasi beragama juga terjadi atas pemahaman yang mengancam ikatan kebangsaan, yang itu merupakan salah satu pintu menuju radikalisme,” jelasnya.

Baca Juga:  Aksi Peduli Galang Dana Tsunami Selat Sunda Bersama HMJ PGMI dan PIAUD

 

Oleh karena itu, ia berharap para mahasiswa memiliki cara pandang dengan mengejar esensi agama yang berlandaskan prinsip adil dan menaati konstitusi dalam kehidupan berbangsa.

 

Tanggapan positif datang dari Cynthia Zahra, Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI’22). Ia sangat mengapresiasi kegiatan tersebut karena sangat memotivasi, khususnya pada generasi milenial dalam menjaga kesatuan bangsa dan beragama. Ia juga berharap kegiatan ini bisa diadakan di setiap tahunnya dengan suasana yang lebih seru.

 

Sama halnya dengan Ahmad Hafidzul Fahmi, Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI’22). Ia juga sangat mengapresiasi acara ini. Menurutnya,sangat bermanfaat terutama bagi maba yang belum terlalu paham tentang moderasi beragama.

 

 

(Reporter/Azis/Utami)

Bagikan ini:
About Author

Redaksi Kronika

Kronika kini menjadi media mahasiswa yang telah memiliki pengalaman lebih dari dua dekade dalam menyajikan informasi, analisis, dan opini mengenai berbagai isu sosial, pendidikan, politik, dan budaya, baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *