Hari Peringatan Pembebasan Irian Barat jatuh pada tanggal 1 Mei. Pembebasan terjadi melalui mediasi United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA), perembukan Perjanjian New York, yang berisi ajuan kepada Belanda agar memberikan Irian Barat—sekarang Papua Barat—kepada Indonesia paling lambat pada tanggal 1 Mei 1963.
Usaha pembebasan wilayah Irian Barat dari kolonial Belanda disebut dengan operasi Tri Komando Rakyat (Trikora). Hal ini diserukan dalam pidato Soekarno pada tanggal 19 Desember 1961. Operasi ini berlangsung hingga 15 Agustus 1962.
Jauh sebelum operasi ini tercetus, sudah ada perundingan terhadap Belanda pada Konferensi Meja Bundar (KMB) 23 Agustus 1949—2 November 1949. Saat itu, Belanda menganggap Irian Barat tidak termasuk dalam wilayah Republik Indonesia Serikat (RIS). Namun, Indonesia membantah bahwa Irian Barat masuk dalam wilayah Indonesia Timur, menilik dari adanya hubungan etimologis, ekonomi, dan agama.
Permasalahan ini kemudian diselesaikan dengan musyawarah antar Kerajaan Belanda dan RIS pada tanggal 27 Desember 1949, berlangsung setahun setelah masa penyerahan kedaulatan. Pasca penyerahan kedaulatan, terjadi Diplomasi Politik yang dilakukan di Jakarta, Maret 1950 dan di Den Haag, Desember 1950. Sayangnya, jalur ini mengalami kebuntuan.
Kegagalan ini membuat Indonesia menempuh jalur lain seperti mencari dukungan dalam Konferensi Asia-Afrika (KAA), Sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non-Blok (KTT GNB). Meski sempat memperoleh dukungan di KAA, Sidang Umum PBB IX tahun 1954 dan Sidang Umum XII 1957, Indonesia masih mengalami kegagalan.
Akhirnya, Indonesia menempuh jalur Konfrontasi Politik dan Ekonomi, yaitu pemutusan hubungan Uni Indonesia-Belanda pada 15 Februari 1956 dan pembatalan persetujuan KMB serta melahirkan Provinsi Otonomi Irian Barat pada 16 Agustus 1956. Selain itu, adanya pemogokan dan nasionalisasi terhadap perusahaan milik Belanda. Gerakan Indonesia itu membuat Belanda mempertegas sikapnya dengan mengirimkan Kapal Induk Kareel Doorman ke perairan Indonesia Timur.
Puncaknya yaitu 17 Agustus 1960, Indonesia memutuskan hubungan Diplomatik dengan Belanda. Namun, aksi ini juga belum menemui titik keberhasilan.
Tercetuslah konfrontasi militer dan terbentuk Komando Tertinggi Pembebasan Irian Barat (Koti Pemirbar), 14 Desember 1961, yang mana Soekarno ditetapkan menjadi panglimanya. Dalam hal itu, dirumuskannya Trikora pada tanggal 19 Desember 1961 oleh Soekarno.
Rumusan Trikora berisi:
1. Gagalkan pembentukan Negara Boneka buatan Belanda Kolonialis;
2. Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air Indonesia; dan
3. Bersiap untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air dan bangsa.
Sebelum mencapai Persetujuan New York, Indonesia dan Belanda bersitegang, sebab tiga kapal Indonesia di Laut Aru diserang oleh Belanda. Dalam penyerangan ini, Komando Yos Sudarso bersama kru kapalnya gugur pada tanggal 15 Januari 1962.
Soekarno menyerukan kepada Brigjen Soeharto, Panglima Komando Madala agar melakukan operasi militer dengan tiga tahapan, yaitu penyusupan, serangan terbuka, dan konsolidasi kekuasaan penuh di Irian Barat.
Belum sempat hal itu terjadi, John F. Kennedy, Presiden Amerika Serikat (AS), memerintahkan kepada Jaksa Agung Robert F. Kennedy agar menggelar pertemuan kedua negara. Ellsworth Bunker, Diplomat AS, menyarankan penyelesaian secara damai yang dikenal dengan Rencana Bunker yang berakhir pada persetujuan New York, 15 Agustus 1962.
Hasil dari persetujuan itu ialah penetapan Irian Barat menjadi bagian dari wilayah Indonesia dan UNTEA mengembalikan secara resmi kedaulatan Indonesia pada tanggal 1 Mei 1963. Syaratnya Indonesia diwajibkan menyelenggarakan referendum atau yang disebut dengan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) sebelum akhir 1969 dan kemudian dilangsungkan di Merauke, 14 Juli 1969.
Sementara itu, wilayah Irian Barat sementara dipegang oleh UNTEA selama masa pemindahan tersebut. Selain itu, pasukan Belanda harus mundur dari Irian Barat, sedangkan pasukan Indonesia di bawah koordinasi UNTEA diperkenankan menetap.
(Penulis : Elta)
Sumber :
https://tirto.id/sejarah-hari-peringatan-pembebasan-irian-barat-latar-belakangnya-gep4
https://www.kompas.com/stori/read/2021/08/22/140000079/operasi-trikora-upaya-indonesia-merebut-irian-barat?amp=1&page=2
https://m.antaranews.com/berita/2134418/mengenang-kembali-sejarah-pembebasan-irian-barat-58-tahun-yang-lalu