38°C
29 March 2024
Koran Pariwisata

Pesona Dibalik Nama Pulau Kubur

  • April 6, 2017
  • 4 min read

Siang itu cuaca cukup mendukung untuk mengiringi perjalanan saya kali ini, meskipun nampak sedikit mendung. Dengan mengendarai sepeda motor Honda FIT S, saya bersama rombongan yang terdiri dari 8 orang teman saya ini memulai perjalanan. Tujuan kami adalah Pulau Kubur atau yang lebih dikenal dengan sebutan Pulau Permata, pulau yang terletak di Teluk Lampung daerah pesisir Bandar Lampung.

Perjalanan dimulai dari Kota Metro bersama salah seorang teman saya, sebelum akhirnya kami berkumpul lengkap 8 orang. Rute yang kami lalui dari Metro, Bandar Lampung kemudian mengambil jalur menuju Pesawaran. Sekitar pukul 14.30 kami berhenti cukup lama di Natar, Lampung Selatan untuk menunggu teman lainnya yang memang sudah janjian ketemu di Natar.

Melihat langit semakin mendung, akhirnya kami kembali melanjutkan perjalanan. Walaupun kami bergegas jalan agar terhindar dari hujan, tetapi kami tetap diterpa hujan diseputaran jalan Pramuka, Bandar Lampung. Perjalanan yang sengaja direncanakan untuk menyongsong malam tahun baru ini terasa melelahkan, karena saat itu jalan terasa begitu macet.

Jam tangan yang basah terkena air hujan menunjukkan pukul 17.45, saat itu sampailah di pintu gerbang Pantai Tirtayasa.  Untuk sampai di Pulau Kubur harus menyebrang Pantai Tirtayasa terlebih dahulu dan memakan waktu sekitar 10 menit. Sesampainya disana, kami langsung  disambut oleh gemerlap lampu Kota Bandar Lampung dan lampu yang ada disekitar pinggiran pantai nan indah.

Saat arloji menunjukkan pukul 23.55, menandakan malam pergantian tahun baru tinggal hitungan menit. Tak lama, suara kembang api mulai terdengar, dan luncuran disertai gemerlap cahaya kembang api pun terlihat dari tiap sudut Kota Bandar Lampung, pantai Mutun, Muncak Teropong Laut, dan juga di pantai lainnya. Begitu indah dilihat hingga di mata ini tak merasakan kantuk sedikit pun.

Baca Juga:  Pasca Alih Status, IAIN Tambah Kuota Maba

Seperti yang saya ceritakan diawal, Pulau Permata dahulunya bernama Pulau Kubur. Mungkin banyak yang bertanya-tanya, mengapa dinamakan Pulau Kubur? Pulau ini bukan digunakan sebagai tempat menguburkan orang atau pemakaman sehingga dinamakan pulau Kubur. Namun dahulu pulau ini digunakan untuk upacara penaburan abu jenazah ke lautan, sehingga dinamakan Pulau Kubur. Untuk perubahan nama Pulau Kubur menjadi Pulau Permata hanya untuk menarik pengunjung agar mereka tidak merasa takut untuk berwisata di pulau tersebut.

Pulau kubur dipenuhi dengan hamparan karang, dimana dataran dari pulau ini merupakan karang besar yang dikelilingi oleh lautan. Pulau Kubur memiliki dua bagian, pada satu bagian terdapat sebuah pantai, sedangkan bagian yang lain terdapat tebing karang yang menjulang kokoh menghadap ke pesisir pantai pulau Lampung.

Pulau yang mempunyai luas sekitar 5 hektare ini terasa sangat sepi, karena tidak ada penduduk yang menetap di pulau. Pada masa lalunya, Pulau Kubur terhubung dengan daratan utama yang ada didekatnya. Namun karena ombak yang terus-menerus menggerus permukaan daratan, sehingga pada akhirnya membuat bagian kecil dari daratan pulau terpisah oleh lautan, dan daratan kecil inilah yang kemudian menjadi Pulau Kubur. Bahkan sampai sekarang ombaknya masih terus menggerus Pulau Kubur. Kita dapat melihat dari bagian bawah pulau yang sejajar dengan air laut, bahkan berukuran lebih kecil ketimbang karang diatasnya.

Sayangnya belum banyak para penikmat wisata di Lampung baik yang domestic sekitar Lampung, maupun wisatawan luar provinsi yang telah mengetahui keindahan Pulau Kubur ini. Daya tarik utama yang ditawarkan Pulau Kubur adalah panorama alamnya yang masih sangat alami, hembusan anginnya yang masih sangat segar dan bersih terasa sejuk di badan. Tak berhenti disitu, suasana nyaman dan juga banyaknya ikan yang tersebar disekitar pantai ini menjadi alasan utama pehobi mancing datang ke sini. Selain itu rimbunan pepohonan yang berada di atas bukit mampu menambah kesejukan saat berwisata di Pulau Permata.

Baca Juga:  Tak Sekedar Berseni

Pada dasarnya Pulau Kubur merupakan sebuah karang besar, sedangkan  tempat favorit bagi ikan adalah karang. Bagi wisatawan yang hobi memancing, Pulau Kubur merupakan lokasi yang sangat tepat untuk menyalurkan hobianya. Disana juga terdapat beberapa saung sederhana yang terbuat dari balokan kayu, dan tentunya dapat dimanfaatkan untuk wisatawan beristirahat. Sewaktu memutuskan untuk meninggalkan pantai, kami pergi dengan membawa kenangan yang kami dapatkan disana. Kami juga melewati jalur yang sama saat kami datang ke Pulau Permata.

Jika ingin berwisata ke Pulau Kubur jangan lupa membawa berbagai kebutuhan wisata yang sekiranya dibutuhkan. Selain itu, tetaplah untuk menjaga kelestarian lingkungan, tidak merusak berbagai fasilitas yang ada di pulau. Lestari alam ku, lestari Lampung ku, lestari Indonesia ku ! (Reporter/Wahyu Nurrohman)

Bagikan ini:
About Author

Redaksi Kronika

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *