Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Dinamika Universitas Islam Negeri Sumatra Utara (UIN SU) mengadakan Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional (PJTLN) bertempat di BP-PAUD dan Dikmas Sumatera Utara, dengan mengangkat tema “Jurnalisme Media Daring”, Senin (29/10). PJTLN kali ini akan terselengagara selama 5 hari, dimulai pada tanggal 28 Oktober – 1 November 2018.
Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan dampak positif bagi Pers Mahasiswa khususnya bagi peserta agar memunculkan penulis yang berkompeten.
Tema ini diangkat karena pada tahun 2018 kebanyakan orang sudah menggunakan media internet. “Jadi kami memilih media daring,” jelas Kurniawan, Ketua pelaksana.
Ada 29 peserta yang mengikuti PJTLN 2018 ini. Peserta-peserta ini berasal dari 17 LPM yang tersebar di berbagai universitas di Indonesia. LPM tersebut antara lain UKM BP2M Universitas Semarang, LPM Jurnal Feb Universitas Lambung Mangkurat Banjar Masin, UKKPK Universitas Negeri Padang, UKM Kreatif Fisip UMRAH, LPM Profesi UNM, LPM Gelora Sriwijaya Universitas Sriwijaya Palembang, UKPM Kronika IAIN Metro Lampung, LPM Neraca Politeknik Negeri Medan, LPM Al-Kalam IAIN Lhokseumawe, Persma Genta Universitas Andalas, UPM Isolapos Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, LPM Suara Kampus IAIN Imam Bonjol Padang, LPM Ukhuwah UIN Raden Fatah Palembang, Persma Kreatif Universitas Negeri Medan, LPM Gemercik Universitas Siliwangi Tasik Malaya, UKPM Teknokra Universitas Lampung, dan UKPM Catatan Kaki Universitas Hasanudin.
Materi tentang tantangan dan peluang media daring menjadi materi awal pada PJTLN 2018. LPM Dinamika dengan memboyong pemateri dari Editorial Tribun Medan Randhi P. F Hutagaol.
Kegiatan PJTLN ini dimeriahkan dengan Pekan Kreativitas, seminar kepenulisan, dan juga field trip.
Randhi P. F Hutagaol mengatakan, dalam era sekarang ini penulisan berita harus dikemas dengan kreatif dan semenarik mungkin. Dengan bahasa yang sedikit lebay pun menjadi hal yang perlu dicoba. “Kita tidak masalah membuat atau menulis berita yang menggunakan bahasa agak lebay, karena pada era sekarang ini kita harus mengiringi perubahan audiens, tetapi tetap tidak ada unsur hoax,” tutur Randhi P. F Hutagaol saat menyampaikan materi.(Reporter/Ega/Dewi)