38°C
29 April 2024
Uncategorized

Praktik Hilal Perdana

  • Juni 11, 2012
  • 3 min read
  • 18 Views

Oleh: Ridhohilal

STAIN ; Dalam waktu dekat tepatnya di tanggal 21 Mei kemarin mahasiswa jurusan syari’ah prodi Ahwalus Syakhsiyyah melaksanakan praktek Hilal yang juga pada tahun ini merupakan perdana. Dosen ahli Falak A.Jamil menjelaskan bahwa Hilal itu merupakan bulan baru. Sehingga pada praktek ini merupakan perhitungan dengan melihat Bulan untuk mengetahui awal bulan. “Melihat Bulan sebagai tanda bulan besok apakah sudah tanggal satu apa belum. Ada yang ru’yah ada yang dengan nisab saja, karena kita sebagai Perguruan tinggi oleh karena itu dua-duanya sepanjang ada dananya,” tutur Jamil.
Dalam mekanisme prakteknya, A. Jamil menjelaskan setelah teori dipelajari dilanjutkan dengan aplikasi prakteknya. “Kita hitung dulu untuk ketinggian Bulan. Sebelah utara apa timur terbit, berapa derajat Hilal dari Matahari. Ruhiyah sudah tahu letak, terbenamnya sekian. Hisab itu juga untuk mengetahui mulai hari, tanggal berapa Bulan itu bisa dilihat apabila sudah ditentukan baru ketinggian berapa derajat mungkin untuk dilihat,” kata dosen ilmu Falak ini.
Dikatakannya juga, praktek Hilal baru pertama kali untuk Prodi Ahwalus Syakhsiyah di tahun ini sebelumnya belum diadakan kendalanya adalah biaya. “Karena pada tahun-tahun kemarin dana kegiatan seperti ini diprioritaskan untuk yang lain. Sedangkan tahun ini ada dananya melalui program,” tuturnya.
Untuk lokasi melihat Hilal akan dilakukan di Kalianda Lampung Selatan. Karena dikatakan Jamil, lokasi untuk melihat Hilal hanya terdapat di Kalianda yang menjadi pusat Hilal di Lampung. Sedangkan kepastian waktunya sudah ditentukan pada tanggal setiap akhir bulan Qomariah. Sementara anggaran yang dihabiskan menurut Jamil relative yakni untuk biaya sewa bus, konsumsi, kebersihan di lokasi, dan narasumber. “Dana sendiri dari lembaga, apabila dibebankan kepada mahasiswa sangat berat,” ujarnya.
Masih kata Jamil, tujuan dari praktek hilal ini supaya membuktikan teori itu benar atau tidak yang kemudian dihitung untuk mengetahui kebenarannya. Selain itu juga praktek Hilal ini sebagai salah satu kompetensi dari prodi Ahwalus Syakhsiyyah. Sehingga menurutnya apabila mahasiswanya berada di Departemen Agama, tokoh masyarakat atau pengadilan dapat menangani hal ini.
Menurut Jamil, manfaat dari praktek Hilal ini akan menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa. Selain itu ilmunya bukan hanya teori saja tetapi prakteknya dapat menguasai. “Tidak canggung-canggung (ragu-ragu, red) lagi memasang atau memakai alatnya serta bisa menghisab, meru’hiyah. Apabila sudah di tokoh masyarakat, teori dan praktek matang (siap, red) maka mempunyai skill,” tutur Jamil.
Terakhir dijelaskan juga bahwa secara nasional menghisab dilakukan di tiga waktu yaitu pada bulan Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah. “Pada bulan ini (Mei, red) bila dilihat dari bulan ini sampai akhir bulan, Mei inilah yang memungkinkan tetapi itu baru mungkin saja. Kendalanya adalah awan dan mendung sehingga tidak bisa melihat Bulan,” katanya.[]

Bagikan ini:
Baca Juga:  KRONIKA_PHOTOGRAPH_COMPETITION
About Author

Redaksi Kronika

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *