Kronika

Artikel Jurnalis Karya Mahasiswa

Self Reward, Haruskah dengan Barang?

  • November 11, 2021
  • 3 min read
  • 234 Views
Self Reward, Haruskah dengan Barang?

Dewasa ini kita tak asing dengan istilah self reward. Meski begitu masih banyak yang belum mengetahui apa maknanya. Mengutip dari berbagai sumber, self reward diartikan dengan penghargaan untuk diri sendiri yang pantas untuk dinikmati. Salah satunya dengan membeli suatu barang sebagai ucapan selamat atas pencapaian yang sudah diperoleh.

 

Namun, hingga kini masih sering terjadi kesalahan dalam melakukan self reward yang tepat. Membeli segala sesuatu yang disenangi dengan dalih self reward tanpa membatasi diri. Tak jarang sering bersembunyi dari perilaku konsumtif dengan dalih self reward. Nah, di sini penulis mencoba merangkum bagaimana cara melakukan self reward, tanpa kecanduan untuk membeli barang.

 

1.Jalan-jalan di alam terbuka

Tak hanya membuat dompetmu selamat dari kanker alias kantong kering, pergi ke alam terbuka dapat memperbaiki suasana hati dan kesehatan otak. Alam terbuka tak melulu mendaki,  tetapi dapat berkunjung ke taman terbuka.

 

2.Menyiapkan dana khusus

Belanja secukupnya sangat berguna bagi kesehatan mental. Sebelum belanja baiknya bentuk mindset bahwa belanja sebagai retail therapy atau menghibur diri dengan berbelanja. Sehingga sangat diperlukan untuk menyiapkan dana khusus untuk kebutuhan self reward. Hal ini dimaksudkan agar dapat membatasi pengeluaran saat melakukan self reward.

 

3.Mencoba hal baru dengan mengikuti kursus

Meski tetap mengeluarkan uang, dapat dipastikan tidak akan membuat diri sendiri menjadi rugi. Mencoba hal baru untuk mengembangkan potensi diri dapat menjadi apresiasi sekaligus investasi jangka panjang. Bayangkan saja, apabila kamu semakin sering menambah pengetahuan dan kemampuan pada diri sendiri nantinya dapat dikomersialkan.

 

4.Me Time

Ternyata me time dapat dijadikan sebagai bentuk self reward. Setelah sibuk dengan berbagai rutinitas yang melelahkan kadang perlu juga menciptakan waktu sendiri. Waktu tersebut dapat dimanfaatkan untuk memanjakan diri-sendiri. Tidak perlu merasa bersalah, hal tersebut sangatlah normal karena itu menandakan bahwa diri sendiri masih manusia. Namun, perlu strategi yang tepat agar me time tidak menjadi kebiasaan untuk bermalasan.

Baca Juga:  Edu Cafe Bentuk Nyata Inkubasi Bisnis FTIK

 

5.Tidak untuk memenuhi gengsi

Pembaca setia Kro n Ika perlu kesadaran bahwa diri sendiri tak harus semuanya dipenuhi sama dengan orang lain. Saat kamu melihat orang lain berlibur untuk self reward, maka kamu tidak harus melalukan hal yang sama. Kamu bisa melakukannya dengan me time atau membaca novel.

 

Jadi tidak selamanya kegiatan self reward diwujudkan dengan membeli barang. Ternyata masih banyak bentuk penghargaan untuk diri sendiri. Selain terhindar dari sifat konsumtif, self reward yang tepat dapat membuat hidup menjadi lebih tenang. Selamat mencoba!

 

(Penulis/Atika)

 

Sumber:

https://www.idntimes.com/life/inspiration/nur-mar-a-siregar/alasan-harus-berhenti-self-reward-c1c2

 

https://www.kompas.tv/article/186922/tips-mengatasi-pemborosan-berkedok-self-reward-yang-wajib-kamu-ketahui

 

https://roomme.id/artikel/career-&-money/self-reward

Bagikan ini:
About Author

Redaksi Kronika

Kronika kini menjadi media mahasiswa yang telah memiliki pengalaman lebih dari dua dekade dalam menyajikan informasi, analisis, dan opini mengenai berbagai isu sosial, pendidikan, politik, dan budaya, baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus.

1 Comment

  • Benar ya min, self reward tidak perlu melakukan hal hal yang menghabiskan uang, bisa juga dilakukan dengan jalan jalan keluar rumah melihat alam, apalagi me time, bisa melakukan hal hal yg disuka.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *