Kronika

IAIN Info Kota Metro Media Metro

Aliansi Mahasiswa Lakukan Aksi Turun ke Jalan, Menuntut Persoalan Tapera dan Tapetro

  • Juni 26, 2024
  • 5 min read
Aliansi Mahasiswa Lakukan Aksi Turun ke Jalan, Menuntut Persoalan Tapera dan Tapetro

Aliansi dari berbagai organisasi kemahasiswaan di Kota Metro telah mengadakan aksi demonstrasi, ‎menuntut Tiga Persoalan Rakyat (Tapera) dan Tiga Persoalan Kota Metro (Tapetro) di depan ‎Gedung Pemerintahan Kota (Pemkot) Metro, Selasa (25-6-24).‎

 

 

Ratusan pendemo mengawali aksinya dengan long march sejauh kurang lebih satu kilometer, ‎sebelum menduduki bundaran Tugu Pena dan mulai menyuarakan orasinya mengenai berbagai ‎kebijakan pemerintah pusat maupun Pemkot Kota Metro. ‎

 

 

Ketegangan sempat terjadi saat Walikota Metro akhirnya turun dan menemui massa. Namun, ‎suasana yang kurang kondusif saat para demonstran mulai membakar ban dan membuat massa ‎mengajukan permintaan dialog dilakukan di ruang Pemkot Metro.‎

 

Baca Juga:  Optimalisasi Struktur Keorganisasian, UKM LKK Adakan Pelatihan Administrasi

Pendemo meminta Walikota Metro, Wahdi Siradjuddin beserta jajarannya untuk melakukan ‎dialog dengan para pendemo. Namun‚ pendemo sempat ditahan masuk oleh jajaran Kepolisian ‎dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dikarenakan kondisi yang ricuh.‎

 

 

Pada akhirnya massa pendemo diperbolehkan masuk, didudukkan satu meja bersama Walikota ‎Metro dan jajarannya. Demonstran tersebut mulai menjabarkan berbagai tuntutanya, mengenai ‎Tapera dan Tapetro sekaligus mengevaluasi kinerja jajaran Pemkot Metro.‎

 

 

Perwakilan Aliansi Mahasiswa Kota Metro, Khoirul Aji menjelaskan persoalan yang ‎disampaikan kepada pemerintah, pertama terkait beberapa aktivis yang masih ditahan karena ‎mengkritik pemerintah daerah. Kemudian‚ kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT), dan ketiga ‎adalah Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera).‎

 

Baca Juga:  Dema FTIK Hadirkan Rumah Pengaduan KS dan Pungli bagi Mahasiswa

Aliansi Mahasiswa berpendapat bahwa Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) tidak ‎memberikan manfaat apa pun bagi masyarakat, “Kami sepakat bahwa kami menolak persoalan ‎tabungan rakyat yang kami analisa itu tidak ada yang bermanfaat bagi masyarakat,” jelasnya. ‎

 

 

Kemudian, selanjutnya Tapetro, yaitu terkait pembangunan infrastruktur yang dirasa kurang ‎optimal. Mereka menilai semasa kepemimpinan Wahdi, jalan di Kota Metro banyak mengalami ‎kerusakan. Disusul dengan permasalahan banjir yang sudah lama menjadi permasalahan. ‎Khoirul menilai Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) seakan menutup mata ‎akan hal tersebut.‎

 

 

Lalu, realisasi terkait ruang program pembangunan jalan yang terkesan lamban. Demonstran ‎mempertanyakan alasan mengenai hal tersebut, yang juga disusul dengan permasalahan sampah ‎yang belum dapat diselesaikan oleh Pemkot Metro.‎

 

Baca Juga:  Hijrah Tanpa Tinggal Hobi dengan Nongki

Kemudian terkait penegakan peraturan daerah (Perda) khususnya terkait penyakit masyarakat, ‎parkir liar dan tarif parkir yang tidak sesuai dengan peraturan, prostitusi (kos-kosan bebas., ‎red.), masalah miras, serta hiburan malam.‎

Aliansi Mahasiswa menilai tidak ada ketegasan dari pihak-pihak yang berwenang. Mereka ‎merasa pemerintah daerah harus lebih tegas dalam penegakan dan pengawasan Perda.‎

 

 

Dilanjut dengan permasalahan narkoba yang makin merajalela di Kota Metro, dibuktikan ‎dengan banyaknya masyarakat yang tertangkap akibat penyalahgunaan narkoba, “Memang ‎benar banyak yang ditangkap, tetapi banyak yang ditangkap itu bukan prestasi, artinya kalau ‎banyak yang ditangkap maka peredaran narkoba makin banyak,” jelas Choirul.‎

 

 

Terkait pembangunan infrastruktur yang dirasa kurang optimal, Pemkot Metro memberikan ‎pernyataan bawah setiap pembangunan infrastruktur itu ada regulasi yang mengatur.‎

Setelah Pemkot Metro mendengarkan aspirasi-aspirasi yang disampaikan, pihaknya akan ‎menindaklanjuti tuntutan-tuntutan tersebut, termasuk menyampaikan permasalahan nasional ‎kepada pihak pusat yang berwenang. ‎

 

Baca Juga:  Pra Musti UKPM Kronika Ke XX Bidik Pemimpin Berjiwa Inventif

‎“Kami tunggu perkembangannya dalam satu bulan ke depan, kalau memang itu tidak ‎dilaksanakan dan ditindak, kami akan turun ke jalan jilid II,‎‎ tegasnya Khoirul.‎

PointTuntutan yang disampaikan, oleh Aliansi Mahasiswa Kota Metro kepada Pemkot Metro‎,‎‎ ‎Tapera:‎
‎1. Stop komersialisasi pendidikan dan fokus pada rekonstruksi sistem pendidikan yang ‎berkualitas dan pro rakyat serta mencabut Peraturan Kemendikbud Nomor 2 Tahun 2024 dan ‎Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 367 Tahun 2024‎
‎2. Pembebasan aktivis mahasiswa yang ditangkap serta meminta Polres Metro bertindak tegas ‎terhadap isu narkoba yang makin marak ‎
‎3. Pembatalan Kegiatan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) yang dianggap tidak ‎memberikan manfaat bagi masyarakat

 

 

Tiga tuntutan lain dalam Tapetro adalah:‎
‎1. Mendesak Pemkot Metro untuk dapat memaksimalkan penggunaan Tempat Pembuangan ‎Akhir Sementara (TPAS) dan melakukan kerja sama dengan komunitas pengelola sampah ‎daerah;‎
‎2. Menegakkan ulang Peraturan Daerah (Perda) Nomor 7 Tahun 2016 tentang penyakit sosial ‎masyarakat;‎
‎3. Mendesak Pemkot Metro untuk mempercepat proses pembangunan dan menangani ‎permasalahan infrastruktur serta mengevaluasi kebijakan terkait naiknya intensitas banjir

 

 

Menanggapi hal tersebut, Wahdi Siradjuddin, menerima tuntutan yang diajukan aliansi ‎mahasiswa. Ia mengatakan akan meneruskan permintaan demonstran tentang permasalahan ‎pendidikan nasional, dan pembatalan kegiatan Tabungan Perumahan Rakyat ke pemerintah ‎pusat, “Yang pertama tentu kebijakan tentang masalah pendidikan, kita akan sampaikan, ‎kemudian Tapera akan saya sampaikan,” ungkapnya.‎

 

Baca Juga:  Klarifikasi Budi Haryanto Terkait Dugaan Pemalsuan Ijazah KMD

Terkait Tapetro sendiri, Wahdi mengakui masih banyak permasalahan di Kota Metro yang perlu ‎diperbaiki, “Mengenai masalah di pemerintahan Kota Metro tentunya masih banyak sekali ‎memang yang harus dibenahi,” lugasnya. ‎

 

 

Ia memaparkan masalah-masalah tersebut di antaranya kondisi infrastruktur di beberapa daerah ‎yang kurang memadai, kondisi kebersihan di sekitar Kota Metro yang menimbulkan ‎tidaknyamanan masyarakat setempat, sampai dengan kondisi penyakit sosial masyarakat yang ‎berededar di Kota Metro, “Kita berharap bahwa semua masyarakat dan mahasiswa juga ‎menjadi social control dalam hal itu,” tanggapnya.‎

 

 

Sementara itu, tanggapan datang dari Ilham Bratama, anggota Aliansi Mahasiwa Kota Metro. Ia ‎beranggapan, bahwa dengan adanya aksi tersebut Pemkot Metro harus berterima kasih karena ‎sudah diingatkan mengenai kinerjanya yang masih kurang.‎

Ia juga berharap setelah dilakukannya demonstrasi ini,‎ tuntutan-tuntutan yang diberikan dapat ‎dilaksanakan oleh pemerintah, “Semoga apa yang kita tuntut-tuntut tadi dapat dilaksanakan, ‎menjadi Kota Metro yang lebih baik lagi,” harapnya.‎

 

 

‎(Reporter Adisti/Vivi)‎

Bagikan ini:
About Author

Redaksi Kronika

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *