38°C
26 April 2024
Artikel IAIN Kampus Kota Metro Mahasiswa

Budaya Lebaran di Nusantara

  • Juni 12, 2019
  • 5 min read
  • 31 Views
Budaya Lebaran di Nusantara

Hari Raya Idul Fitri menjadi momentum yang ditunggu-tunggu oleh seluruh umat Islam di dunia, termasuk Indonesia. Selain merupakan negara dengan pemeluk agama Islam terbesar di dunia, Indonesia juga memiliki banyak keragaman suku, budaya dan tradisi. Maka tak heran jika setiap daerah di Indonesia punya berbagai cara yang berbeda dalam merayakan Hari Raya Idul Fitri.

Ingin tahu apa saja? Yuk, simak artikel berikut!

1. Aceh – Meugang dan Kenduri Makam

Warga Aceh memiliki tradisi untuk memaknai lebaran yang disebut Meugang, yaitu tradisi membeli daging sapi kemudian memasak dan membagikan nya ke warga.
Sehari sebelum Lebaran, mulai pagi hari warga sudah mengerubungi masjid di dekat tempat tinggal. Kambing atau sapi kemudian disembelih, kemudian dibagikan kepada warga, atau dimasak dan dinikmati bersama.
Selain itu, Aceh juga memiliki tradisi Kenduri Makam. Tradisi yang turun-temurun dilakukan oleh warga Aceh ini diperingati di hari ke 12 setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri. Warga desa akan melakukan ziarah dan makan kenduri bersama di lokasi pemakaman tempat di mana keluarga mereka dikebumikan.
Orang yang menghadiri ritual kenduri, masing-masing membawa bermacam masakan nasi dan aneka kue khas Aceh untuk dimakan bersama usai rangkaian acara ritual dilakukan.

2. Padang – Manambang

Tradisi manambang selalu dinantikan oleh semua anak-anak saat lebaran. Biasanya, menambang dilakukan dengan ketika semua umat Muslim selesai melakukan sholat Ied.
Seusai melakukan Shalat, biasanya anak-anak akan bergerombol menjadi kelompok dan bersama-sama mendatangi rumah warga. Mereka akan bersilaturahmi dengan warga sekitar dan sebagai gantinya akan mendapatkan tunjangan hari raya dari setiap rumah yang disambangi. Selain bersilaturahmi, anak-anak juga sekaligus memperkenalkan diri mereka kepada warga sekitar.

Baca Juga:  IMPOR Bentuk Wasit Fair Play

3. Bengkulu – Bakar Gunung

Di Bengkulu, tradisi unik idul fitri dirayakan dengan Bakar Gunungan. Tradisi unik ini dilakukan pada saat malam hari raya atau malam takbiran. Pada malam takbiran, masyarakat Serawai di Bengkulu membakar batok kelapa yang sudah disusuk menyerupai sate. Adapun tujuan pembakaran ini yaitu untuk bersyukur kepada Allah serta sebagai ungkapan doa supaya keluarga yang sudah meninggal diberi ketenangan.

4. Pulau Belitung – Bedulang

Penduduk Pulau Belitung selalu mengadakan kegiatan Bedulang ketika hari raya tiba. Tradisi ini dilakukan setelah bermaaf-maafan serta bersilaturahmi kepada saudara.
Masyarakatnya akan makan bersama dalam satu nampan. Biasanya, setiap nampan dinikmati oleh 4 orang. Ciri khasnya adalah tudung saji yang ditutup dengan serbet khusus. Uniknya, kamu harus makan menggunakan tangan dan tidak boleh memakai sendok.
Makan bedulang tidak boleh sembarangan. Ada urutan tertentu yang harus dipatuhi yang sudah jadi bagian dari tradisi. Pertama, harus cuci tangan dulu dengan urutan orang paling tua kemudian anak muda. Saat makan pun demikian, semua mendahulukan sekaligus untuk menghormati orang yang lebih tua.

5. Yogyakarta – Grebeg Syawal

Keraton Yogyakarta biasa mengadakan pesta Grebeg Syawal setiap tanggal 1 Syawal. Perayaan ini dilangsungkan dengan cara mengarak Gunungan Kakung dan Gunungan Putri yang disusun dari sayuran dan berbagai hasil bumi. Gunungan ini dimaksudkan sebagai sedekah Sultan kepada rakyatnya.
Yang menarik, warga yang hadir dipersilakan untuk berebut Gunungan setelah aba-aba. Konon, bagian hasil bumi yang ada di Gunungan ini bisa membawa berkah dan kesejahteraan bagi yang mendapatkannya.

6. Bali – Ngejot

Meski umat Muslim bukanlah warga mayoritas di Bali, Hari Raya Idul Fitri tetap dirayakan dengan meriah di Pulau Dewata ini. Lewat tradisi Ngejot, Nyama Selam (sebutan untuk saudara dari kalangan Muslim) akan memberi hidangan pada tetangga tanpa peduli latar belakang agama. Sebagai balasan, umumnya umat Hindu akan memberi makanan pada tetangganya di Hari Raya Nyepi atau Galungan.

Baca Juga:  Konsorsium Prodi Esy se-Indonesia, IAIN Metro Jadi Tuan Rumah

7. Lombok – Perang Topat

Meski disebut Perang Topat alias perang ketupat, sama sekali tidak tersirat rasa benci di dalamnya. Tradisi yang ada di Lombok ini justru melambangkan rasa syukur serta kerukunan umat beragama di Lombok. Ritual Perang Topat ini dilakukan enam hari setelah Lebaran dan melibatkan umat Islam dan Hindu.
Prosesi ritual ini dilakukan dengan mengarak sesaji berupa hasil bumi yang kemudian dilanjutkan dengan selebrasi saling melempar ketupat.

8. Gorontalo – Festival Tumbilotohe

Tiga malam menjelang Hari Raya Idul Fitri, ada yang berbeda dengan suasana di Gorontalo. Kota ini tampak gemerlap dengan jutaan lampu berbahan bakar minyak tanah yang kerlap-kerlip menghiasi malam. Inilah Festival Tumbilotohe, sebuah tradisi turun temurun yang dilakukan masyarakat Gorontalo untuk menyambut Lebaran.
Dulunya, festival ini dimaksudkan untuk memudahkan masyarakat melakukan zakat di malam hari. Kini, tradisi ini menjadi salah satu acara yang ditunggu-tunggu.

9. Sulawesi Utara – Binarundak

Masyarakat Sulawesi Utara, tepatnya di daerah Motoboi Besar, memiliki cara yang unik untuk merayakan Lebaran sekaligus mempererat tali silaturahmi. Mereka merayakannya dengan memasak nasi jaha lewat tradisi binarundak yang diselenggarakan tiga hari setelah hari raya Idul Fitri.
Nasi jaha dibuat dari beras ketan, jahe, dan santan yang dimasukkan ke dalam sebatang bambu yang dilapisi daun pisang. Bumbungan bambu berisi nasi jaha ini lalu dibakar beramai-ramai di lapangan dengan sabut kelapa. Nasi jaha ini kemudian dimakan bersama-sama sebagai perekat silaturahmi dan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan.

10. Maluku – Pukul Sapu

Di Maluku, ada tradisi unik Lebaran di daerah Indonesia yang cukup ekstrem dan agak mengerikan. Pada hari raya, mereka biasanya akan melakukan Pukul Sapu di lapangan. Tradisi ini dilakukan oleh masing-masing desa pada hari ke-7 Syawal. Mereka akan mengirimkan perwakilannya untuk melakukan pukul sapu.
Dahulu, tradisi ini diciptakan oleh seorang tokoh agama dari Maluku bernama Imam Tuni dan ditujukan sebagai perayaan keberhasilan pembangunan masjid.

Baca Juga:  Fakultas Syariah Gelar Diskusi Syariah Corner

Indonesia memang beragam, apalagi tradisi – tradisi dalam merayakan Idul Fitri, cukup unik ya! Semoga budaya kita tetap lestari.

(Reporter/Rani)

Sumber :

16 Tradisi Unik Lebaran di Berbagai Daerah di Indonesia


https://www.msn.com/id-id/berita/nasional/7-tradisi-unik-sambut-lebaran-di-berbagai-daerah-indonesia/ar-AAC8pcs
https://travel.kompas.com/read/2017/06/24/135332127/serunya.tradisi.lebaran.di.nusantara.dari.aceh.hingga.papua
https://today.line.me/id/article/Tradisi+Lebaran+di+Indonesia+yang+Masih+Terjaga+Hingga+Kini-Z17ZnL

Bagikan ini:
About Author

Redaksi Kronika

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *