38°C
21 April 2024
IAIN Kampus

IAIN Metro Delegasikan Dua Mahasiswa sebagai Peserta KKN KNMB di Papua

  • Juli 19, 2022
  • 2 min read
  • 44 Views
IAIN Metro Delegasikan Dua Mahasiswa sebagai Peserta KKN KNMB di Papua

 

 

Setelah sukses mengirim mahasiswa sebagai peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Serumpun Melayu Angkatan III, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro kembali mengirimkan dua mahasiswa sebagai peserta KKN Kolaborasi Nusantara Moderasi Beragama (KNMB) di Papua, dengan IAIN Fattahul Muluk Papua sebagai tuan rumahnya.

 

Dua mahasiswa tersebut yakni Januba Raudloh Salsabila, mahasiswa Tadris Bahasa Inggris (TBI’19) dan Eko Prasetio, mahasiswa Perbankan Syariah (PBS’19). Terdapat 29 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yang berpartisipasi dalam KKN KNMB.

 

Peserta mengikuti kegiatan pembekalan selama tiga hari, 17—19 Juli 2022. Kemudian, kegiatan KKN akan berlangsung 40 hari lamanya, dimulai pada tanggal 17 Juli—26 Agustus 2022.

 

Kegiatan Pembekalan dihadiri langsung oleh Idrus Alhamid, Rektor IAIN Fattahul Muluk, Koordinator Subdit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Suwendi, Sekretaris Direktorat Jenderal, Rohmat Mulyana Sapdi dan 304 Peserta.

 

 

Rohmat, dalam jumpa pers pada acara pembekalan tersebut, mengatakan bahwa ini merupakan momen di mana agama menjadi dasar dan upaya untuk mengkolaborasi antara agama dan tradisi budaya. Hal ini disebabkan agama seringkali dikontradiksikan dengan aspek kebangsaan. Padahal, aspek kebangsaan menyangkut aspek keagamaan.

 

Alasan terpilihnya provinsi Papua menjadi lokasi KKN KNMB disebabkan masyarakatnya memiliki suku dan agama yang beragam. Selain itu, lokasi yang menurutnya strategis. “Jadi ini momen peserta itu bersentuhan dengan realitas, perbedaan itu,” ucapnya.

 

Rohmat juga menyebutkan bahwa kampus, terlebih dengan label keagamaan, mempunyai tugas untuk mengintegrasikan nilai agama dengan kemasyarakatan. Ia juga mengingatkan bahwa agama jangan sampai menjadi pembatas yang menyebabkan orang menjadi picik dan sempit dalam melihat perbedaan. “Kuncinya memang kami punya terminologi atau yang disebut dengan moderasi beragama,” pungkasnya.

Baca Juga:  Generasi Pembangun Bangsa

 

(Reporter/Elta/Salsa)

Bagikan ini:
About Author

Redaksi Kronika

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *