38°C
28 April 2024
Profil

Keterbatasan sebagai pemicu untuk meraih cita

  • Januari 7, 2012
  • 6 min read
  • 19 Views
Keterbatasan sebagai pemicu untuk meraih cita

Oleh : Mustakim
Beberapa waktu yang lalu, tepatnya hari Minggu malam Senin tanggal  20 November 2011 Kronika menemui sosok orang terlihat sederhana dalam penampilannya di masjid Adzkiya STAIN Metro. Nur Affandi yang akrab disapa Afandi merupakan sosok mahasiswa program beasiswa bidik misi angkatan 2011 perlu diacungi jempol. Kepiawanannya dalam berbicara yang lembut dan terlihat bersahaja ini menambah nilai lebih dari kepribadiannya.

Nur Affandi merupakan mahasiswa Jurusan Syari’ah Program Studi Perbankan Syari’ah (PBS) semester I. Afandi adalah mahasiswa yang mempunyai segudang bakat dan masa keemasannya diraih saat duduk di bangku SMA. Afandi mempunyai keinginan yang kuat dan prestasi membanggakan ini perlu menjadi motivasi mahasiswa lainnya. Afandi yang merupakan asli warga Metro tepatnya berkediaman di Jl.P.Diponegoro Gg. Merdeka No. 5 Hadimulyo Timur Kota Metro bukanlah sosok orang dari latar belakang keluarga kaya raya.
Perjalanan dalam menempuh pendidikan untuk ke jenjang Perguruan Tinggi tak semudah seperti mahasiswa lainnya. Afandi yang merupakan anak ke sembilan dari sepuluh bersaudara dan saat ini merupakan satu-satunya di antara saudaranya yang dapat melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Afandi menceritakan perjalanan hidupnya hingga Afandi mendapatkan beasiswa Bidik misi di STAIN Metro. Dengan keadaan ekonomi keluarga yang tergolong kurang mampu merupakan latar belakang timbulnya semangat dalam meraih beasiswa untuk melanjutkan ke jenjang lebih tinggi setelah lulus SMA.
Menurut Afandi keadaan keluarga yang kurang dari segi ekonomi tidak menjadikan semangatnya dalam melanjutkan pendidikan sirna. Dari keadaan keluarga tersebut dalam benak Afandi justru timbul fikiran untuk merubah kehidupan perekonomian keluarganya ke depan menjadi lebih baik. Karena Ibunya yang bernama Nadiroh saat ini sudah tidak bisa bekerja lagi lantaran usianya. Selain itu ayahnya Alm. Sapuan sudah tiada sejak Afandi berumur delapan tahun tepatnya pada 1999. “Saya berfikir, siapa lagi yang akan merubah ekonomi keluarga,” tuturnya sambil sedikit meneteskan air mata. Sekarang ini dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga Afandi dan saudara-saudaranya lah yang mencari bersama untuk kebutuhan hidup keluarga.
Saat masih duduk di bangku SMA Afandi mendapatkan informasi dari guru dan sahabatnya yang bernama Wahyuni Kurniawati yang saat ini juga merupakan mahasiswa bidik misi di Universitas Lampung (Unila) Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) jurusan pendidikan Ekonomi. Afandi menceritakan saat itu prosesnya sangat panjang. Dari berawal mendapatkan informasi beasiswa, Afandi segera menindaklanjuti dengan mendaftar program beasiswa. Awalnya saat SMA ada tim seleksi dari Universitas Malahayati Bandar Lampung datang ke sekolahnya tepatnya di SMA Muhammadiyah 1 Metro. Alhasil setelah di tes, pada pengumuman penyeleksian Nur Affandi saat itu merupakan satu-satunya siswa di sekolahnya yang lulus tes untuk bisa masuk Universitas swasta tersebut dengan mendapatkan beasiswa pendidikan.
Tapi Afandi saat itu pun berfikir mempunyai keinginan yang kuat untuk dapat meneruskan di Unila. Lalu Afandi mencoba mendaftar program bidik misi namun tidak lolos. “Saat itu saya benar-benar salah strategi, persaingannya pun sangat ketat. Dan beasiswa di Malahayati saya tinggalkan dengan berkeinginan di Unila tapi akhirnya malah tidak mendapatkan dua-duanya,” tuturnya.
Namun hambatan dalam niatnya untuk melanjutkan ke jenjang Perguruan Tinggi saat itu justru tidak mendapatkan restu dari Ibu dan saudara-saudara kandungnya lantaran tidak memiliki biaya. Karena menurutnya, mungkin karena keluarganya tidak intens dengan pentingnya ilmu. Dengan kemauan yang kuat dan semangat yang gigih, Afandi menceritakan saat itu Afandi terus berupaya meminta restu dari ibu dan saudara-saudaranya untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi dengan berusaha mencari beasiswa. “Saat itu kakak saya malah berbicara, gak usah ikuti guru-guru kamu itu, itu semua hanya teori. Tapi dalam benak saya semua pasti bisa, saya yakin akan mendapatkan beasiswa itu. Saya pun berkeyakinan jika saya melanjutkan kuliah tidak ingin merepotkan orang tua,” ujar Afandi. Setelah berjuang meminta restu, akhirnya Afandi mendapat restu dari Ibunya untuk mencoba mendaftar program Bidik misi.
Selanjutnya Afandi mencoba mendaftar program bidik misi di STAIN Jurai Siwo Metro. Dengan ketekunannya dan strategi baru dalam tes seleksi dilakukannya. “Saat tes semua soal saya kerjakan, karena sewaktu di Unila hanya soal yang sangat yakin saja yang saya jawab. Karena juga, jika terdapat jawaban yang salah akan mengurangi nilai. Namun Bidik misi 2011 ini saya jawab soalnya sebanyak mungkin,” jelas Afandi.
Alhasil dengan kemauan dan semangatnya itu saat pengumuman Afandi diterima menjadi mahasiswa program Bidik misi. “Seteleh melihat pengumuman dan saya diterima, pertama kali saya langsung mencari Ibu yang saat itu sedang di pasar untuk memberikan informasi serta langsung menciumnya,” tuturnya mengenang masa itu. Afandi pun menceritakan bahwa dari diterimanya Ia masuk ke dalam program Bidik misi merubah semua anggapan negatif selama ini terhadap keoptimisanya dalam keinginan Afandi untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi.
“Setelah masuk bisa merubah semuanya, kakak saat ini mendukung penuh dan adik saya yang saat itu pun ikut tidak mendukung saya, sekarang adik saya berminat dan berkeinginan untuk meneruskan kuliah dan sering membicarakan hal itu,” ucapnya sambil tersenyum. Saat ini pun Nur Affandi dipercayai untuk menjadi ketua Ikatan Komunitas Keluarga Besar Bidik Misi (IKABIM) dan aktif di UKM FOSSEI Filantropi STAIN Metro. Selain itu juga, Afandi pun saat ini memiliki kesibukan lain yakni setiap hari Sabtu dan Minggu mengajar bimbel privat mata pelajaran ekonomi dan akuntansi siswa SMA di 16 C. Hal itu ditekuninya untuk membantu kebutuhan keluarga.
Mahasiswa yang hobi membaca, bermain badminton dan traveling ini memiliki cita-cita yang tinggi. “Saya berharap dan berkeinginan menjadi bagian yang mempengaruhi perekonomian negara seperti menjadi bagian di Bank Indonesia serta ingin menulis buku,” ucap Afandi.
            Afandi pun mengucapkan rasa terimakasihnya kepada Allah SWT yang telah senantiasa memberikan berkah yang luar biasa sehingga Afandi dapat melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Ucapan berikutnya Afandi sampaikan kepada Ibu dan keluarganya, guru-guru semasa SMA dan sahabat-sahabat dekatnya yang terus memberikan dukungan moril maupun materil. Serta Afandi menyampaikan maaf kepada Ibu dan saudaranya karena saat ini Afandi jarang berkumpul dengan keluarganya di rumah karena fullkuliah dan bimbingan hingga malam setiap harinya dan ada kesibukan-kesibukan lainnya.
IDENTITAS DIRI
Nama                            : Nur Affandi
Nama panggilan           : Afandi atau Andi
Tempat, Tanggal Lahir: Metro, 27 Desember 1992
Jurusan/Prodi               : Syari’ah/D3 Perbankan Syari’ah
Nama Orang Tua         :
                            Ayah: Alm. Sapuan
                             Ibu  : Nadiroh
Alamat: Jl.P.Diponegoro Gg. Merdeka No.5 Hadimulyo Timur Kota Metro
Hobby: Membaca, Badminton dan Travelling
Riwayat Pendidikan:
SD Muhammadiyah Metro
SMP N 4 Metro
SMA Muhammadiyah 1 Metro
Prestasi Akademik
  1. Peringkat 1 mulai dari semester III hingga VI di SMA Muhammadiyah 1 Metro Tahun 2008/2009, 2009/2010
  2. Peringkat 5 Olimpiade SAINS bidang Ekonomi Akuntansi se Kota Metro Tahun 2009
  3. Peringkat 1st Runner Up Lomba Cepat Tepat Ekonomi SMA/SMU/MA se-Lampung Tahun 2009 (BEM FE Unila)
  4. Peringkat 3 Accounting Competition SMA/SMU/MA se-Lampung Tahun 2010 (Himpunan Mahasiswa (HIMA) Akutansi IBI Darmajaya)
Prestasi non Akademik:
  1. Juara 2 tunggal putra bulu tangkis U-15 se-eks Lampung Tengah (Metro, Kota Gajah, Bandar Jaya, Kalirejo, dll) Pada bulan April Tahun 2006 (PB Tangkas Utama Kota Metro)
  2. Juara 2 tunggal putra bulu tangkis U-15 se-eks Lampung Tengah pada bulan Desember Tahun 2006 (PB. Putra Enggal Kota Metro)
  3. Juara 1 ganda putra senior tingkat antar lingkungan Hadimulyo Timur Tahun 2008 (cPB. Cakra Bersatu Hadimulyo)
  4. Juara 1 bertahan ganda putra senior tingkat kelurahan Hadimulyo Tahun 2008, 2009 dan 2010 (PB. Cakra Bersatu Hadimulyo)
Motto:
Orang yang hebat adalah orang yang mampu tegar dan bersabar untuk menjalani hidup dengan segala keterbatasan yang ada, namun ia tidak pernah patah untukc tetap mencoba meraih mimpi-mimpinya. Dan aku ingin menjadi seperti orang hebat tersebut.
Bagikan ini:
Baca Juga:  Nikmati Senja Dengan Segelas Kopi dari Segeran Sore
About Author

Redaksi Kronika

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *