38°C
29 April 2024
Khotimah

Nikmati Kritik Layaknya Menikmati Kue

  • Januari 7, 2012
  • 5 min read
  • 20 Views
Nikmati Kritik  Layaknya Menikmati Kue

Oleh: Sugiyanto
Pemimpin Usaha KRONIKA 2010-2011 
“Anda tidak berhak dipuji kalau tidakbisa menerima kritikan.”
— Halle Berry, 2005
Apa arti kritik bagiseorang mahasiswa, dosen, pejabat, atau yang lainnya? Apakah itu musibah buruk? Seperti bencana yang tidak terduga, atau simbol kehancuran diri? Adakah yang bisa menganggap kritik layaknya ia menerima pujian? Sangat jarang sekali. Yang terjadi diantara kita adalah melakukan kritik balasan, bahkan terkadang lebih parah.
Kritik memiliki banyak bentuk,  Kritik bisa berupa nasehat, obrolan, sindiran, guyonan, hingga cacian pedas. Yang jelas mayoritas manusia tidak bisa menerima kritikan, meskipun kritikan tersebut dalam bentuk nasehat. Karena ketika menerima kritikan harus mampu menurunkan ego kita sebagai manusia. Jadi wajar saja jika setiap orang tidak suka akan kritik apa lagi kalau kritik yang disampaikan berupa cacian. Bagaimanapun juga, akan lebih menyenangkan jika kita berlaku dan tampil sempurna, memuaskan semua orang dan mendapatkan pujian.
Tapi kemudian siapa yang bisa menjamin bahwa kita bisa aman dari kritik? Toh kita hanyalah manusia dengan segala keterbatasanyang kita miliki. Dan faktanya, di dunia ini lebih banyak orang yang suka mengkritik, daripada dikritik.
Sebagai perumpamaan kalau kita termasuk orang yang suka sepak bola, pasti akan sering kita jumpai para komentator mengeluarkan pernyataan pedas. Padahal belum tentu kepandaian para komentator dalam mengkritik orang lain sebanding dengan kemampuannya jika disuruh memainkan bola sendiri di lapangan.
Belum lagi para pakar dan pengamat politik, ekonomi, maupun sosial. Mereka ramai-ramai berkomentar kepada publik, seolah pernyataan merekalah yang paling benar.
Namun bukan itu permasalahannya!
Pertanyaan  bagi kita sekarang adalah… seandainya kita mendapatkan kritikan, yang sakitnya melebihi tamparan, apa yang harus kita lakukan?
Haruskah kita membalasnya dengan balasan kritikan yang serupa, atau bahkan lebih pedas lagi? Sebagai manusia normal yang diberi perasaan dan hawa nafsu oleh Allah swt, sangat wajar jika kita berfikir untuk membalasnya, meskipun terkadang balsan yang kita berikan jauh lebih menyakitkan. Tapi itu manusiawi sekali.
Namun ada alternatif yang jika kita ambil akan memberikan nilai lebih pada diri kita. Sebagai ilustrasi adalah : jika kita memiliki sebuah sumur galian, di atas sumur terdapat tali dan ember yang biasa digunakan untuk mengambil air dari dalam sumur. Kita juga memiliki mesin pompa air beserta listriknya. Tentu kita akan berfikir nahwa kalau ada mesin pimpa air kenapa kita susah susah menimba air menggunakan tali?, ya itu pertanyaan yang wajar. Namun dengan mengambil air menggunakan tali dan ember akan mnemberikan nilai tambah pada diri kita. Bertambah kuat, bertambah sehat, karena kita tidak pernah berolah raga mungkin, hemat listrik dan lain sebagainya”.
Kembali ke persoalan kita tentang kritikan, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan agar kita bisa menikmati setiap kritikan layaknya kue kegemaran kita! Mungkinkah? Mengapa tidak!
Bukankah kita adalah pengendali hati yang kita miliki, Kita mempunyai wewenang penuh untuk mengontrol perasaan kita. Sehingga apa yang terjadi pada diri kita bisa kita kendalikan sesuai dengan keinginan kita. Agar kritik serasa kue yang lezat, maka kita harus merubah paradigma berfikir kita terhadap kritik. Karna tidak sedikit orang yang jatuh hanya gara gara kritik, meskipun tidak semua kritik itu benar dan perlu ditanggapi.
Padahal, kritik menunjukan masih adanya orang yang masih pedulikepada kita.Coba perhatikan perusahaan-perusahaan besar yang harus mengirimkan berbagai survey untuk mengetahui kelemahannya.
Bayangkan jika
kitaharus melakukan hal yang sama, mengeluarkan banyak uang hanya untuk mengetahui kekurangan kita!
Kritik merupakan kesempatan untuk koreksi diri. Tentu saja akan menyenangkan jika mengetahui secara langsung kekurangan kita, daripada sekedar menerima dampaknya, seperti dikucilkan misalnya.
Kemudian yang perlukita lakukan adalah mencari tahu sudut pandang si pengkritik.Tidak ada salahnya mencari tahu detil kritik yang disampaikan. kitabisa belajar dari mereka dan melakukan koreksi terhadap diri kits. Bisa jadi kritik yang disampaikan benar adanya.
Jika perlu, justru
kita cari orang yang mau memberikan kritik sekaligus saran kepada kita. Tokh kita tidak akan menjadi rendah dengan hal itu.
Justru sebaliknya, pendapat orang bisa jadi membuka persepsi, wawasan, maupun paradigma baru yang mendukung goal
setting kita.
Yang juga perlu kita ketahui adalah Kritik tidak perlu dibalas dengan kritik! Kenapa? Jawabanya kita sudah dewasa yang sudah seharusnya kita berfikir dewasa. Tanggapi kritik dengan bijak. Kita tidak perlu merasa marah atau memasukkannya ke dalam hati. Toh menyampaikan pendapat adalah hak semua orang.Nikmatilah apapun yang mereka sampaikan. Tidak ada ruginya untuk ringan dalam  mema’afkan seseorang. Anggaplah semua itu untuk perbaikan yang menguntungkan diri kita kelak.
Saya fikir jika kita membalas kritik dengan kritik,hal ini hanya akan membuat perdebatan, menguras tenaga & pikiran. Bukankah banyak hal hal baru yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki diri kita dan menjadikan kita perfect yang bebas dari kritikan kelak.
Dan yang harus kita lakukan adalah menerima kritikan dengan senyuman. Ini yang terasa berat, namun itu semua bisa melatih mental kita agar bisa tegardalam menghadapi berbagai ujian yang lebih hebat di kemudian hari. Bukankah setiap manusai yang hidup akan menghadapi berbagai cobaan dan ujian?
Singkatnya, kita memang hanya layak dipuji jika sudah berani menerima kritikan. Meski tidak mudah, asah terus keberanian yang kita milikiuntuk menikmati kritik layaknya menikmati kue kesukaan kita yang lezat. Ingat, pujian dan apresiasi hanya akan datang apabila kita sudah melakukan sesuatu yang berharga.So, jangan pernah bosan untuk memburu kritik, dan tanggapilah setiap kritik dengan lapang dada!
Menjunjung Tinggi Kebenaran!
Bagikan ini:
Baca Juga:  Workshop Analisis Perbankan Syariah Tingkatkan Keahlian Mahasiswa
About Author

Redaksi Kronika

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *