Kronika

IAIN Kampus Mahasiswa Sema Dema

Minimnya Persiapan, MOM-I Sempat Mengalami Kegaduhan

  • Desember 13, 2021
  • 3 min read
  • 353 Views
Minimnya Persiapan, MOM-I Sempat Mengalami Kegaduhan

Senat Mahasiswa Institut (Sema-I) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro mengadakan Musyawarah Organisasi Mahasiswa Institut (MOM-I), di Gedung Serba Guna (GSG) IAIN Metro, Senin (13-12-2021).

 

Turut hadir Wakil Rektor (Warek) III, Mahrus As’ad, Ketua Sema-I, Bayu Prayoga, Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa Institut (Dema-I), Didi Pranata, serta dua orang perwakilan setiap Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Unit Kegiatan Khusus (UKK), Dema-I, Sema/Dema Fakultas, dan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ).

 

MOM-I merupakan musyawarah organisasi mahasiswa tertinggi di tingkat Institut. Dalam musyawarah tersebut, membahas pengesahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) dan evaluasi Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Dema-I.

 

Berbeda dengan tahun sebelumnya, Bayu Prayoga, Ketua Sema-I, menjelaskan bahwa pelaksanaan MOM-I kali ini hanya dilaksanakan selama 1 hari. Hal tersebut dikarenakan situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan, serta padatnya kegiatan yang harus dilaksanakan. “Sehari saja sudah efektif, yang jelas tidak mengurangi nilai-nilai ataupun hasil yang akan menjadi acuan kita ke depan,” ungkapnya.

 

Di tengah pembacaan LPJ oleh Ketua Dema-I, MOM-I sempat mengalami kegaduhan yang menyebabkan 3 orang harus dikeluarkan, yaitu 1 peserta dari suara penuh, dan 2 peserta berasal dari mahasiswa biasa. Penyebabnya adalah tidak transparannya LPJ yang dibuat oleh Dema-I, dengan alasan tidak dibagikan kepada peserta sidang.

 

Didi Pranata, menjelaskan bahwa pada dasarnya file LPJ sudah diberikan kepada panitia untuk ditampilkan melalui layar proyektor, “Sebenarnya untuk file sudah kami siapkan. Kenapa tidak dibagi, karena terkait LPJ-an yang meminta itu dari Sema-I untuk peserta sudah dikoordinasikan dengan Sema-I tidak dibagikan tidak apa. Sebenarnya juga ada planning untuk ditampilkan, namun mungkin panitia lupa,” jelasnya.

 

Ia juga mengatakan bahwa kegaduhan ini akan dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk MOM-I ke depan agar lebih tertib pada saat sidang berlangsung.

Baca Juga:  Gali Potensi, HMJ PGMI Laksanakan Sikrab Secara Luring

 

Fatma Afriani, Ketua Sema Fakultas Syariah, beranggapan bahwa terkait pemilihan presidium sidang menyalahi aturan AD/ART, yang seharusnya dipilih melalui suara penuh, bukan dari panitia acara. Menurutnya, presidium sidang juga tidak mematuhi peraturan yang tertera pada tata tertib untuk peninjauan ulang.

 

“Ini sebuah kekeliruan bahwasannya mengenai penetapan presidium dipilih oleh steering committee (SC), kenapa tidak ditanggapi, sedangkan saya mempunyai suara penuh di sini, tapi tidak ditanggapi oleh presidium sidang,” tuturnya.

 

Nur Kholis, delegasi UKK Pramuka, mengatakan, MOM-I merupakan forum aspirasi untuk menentukan semua garis besar AD/ART. Ia juga berpendapat mengenai kurangnya persiapan oleh panitia acara sehingga menyebabkan beberapa kegaduhan.

 

“Pada awal periode kepengurusan sudah dibagi tupoksi (tugas pokok dan fungsi,.red) bagaimana cara mempersiapkannya. Karena itu, acara besar seperti ini harus dipersiapkan dari jauh-jauh hari,” katanya saat diwawancarai Kronika.

 

(Reporter/Firu/Salsa)

Bagikan ini:
About Author

Redaksi Kronika

Kronika kini menjadi media mahasiswa yang telah memiliki pengalaman lebih dari dua dekade dalam menyajikan informasi, analisis, dan opini mengenai berbagai isu sosial, pendidikan, politik, dan budaya, baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *