Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro, menggelar Gebyar Ramadan Kewirausahaan dengan tema Berkarya dengan Hati Glow-Up di Bulan Suci, bertempat di pelataran Gedung Academic Center (GAC) Kampus II IAIN Metro, Senin (17-03-2025).
Turut hadir Rektor IAIN Metro, Siti Nurjannah, Wakil Rektor (Warek) III, Mahrus As’ad, CEO Pixy, Duta Bahasa Provinsi Lampung 2024, Ahmad Abdul Aziz, dan 80 peserta, baik peserta bazar maupun lomba.
Kegiatan tersebut adalah bentuk dari tugas akhir mata kuliah kewirausahaan pada Program Studi (Prodi) Tadris Bahasa Inggris (TBI), Tadris Matematika (TMTK), dan Tadris Biologi (TBio), berlangsung selama satu hari mulai pukul 08.00 hingga 15.00 WIB.
Mahrus As’ad dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan bazar adalah salah satu cara untuk belajar ataupun latihan menghadapi arti hidup yang sebenarnya, “Acara ini adalah bukti kita latihan untuk menghadapi arti hidup yang sebenarnya dan untuk mengantisipasi kehidupan yang akan datang,” jelasnya.
Arif Gunawan selaku ketua pelaksana dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan tugas akhir mata kuliah kewirausahaan yang di kolaborasikan dengan lomba-lomba, “Esensi dari kegiatan ini sebenarnya tugas dari mata kuliah kewirausahaan yang dikolaborasikan dengan lomba untuk siswa dan mahasiswa,” ungkap Arif.
Lebih lanjut Arif menjelaskan mengenai maksud dari tema Berkarya dengan Hati Glow-Up di Bulan Suci adalah agar mahasiswa dapat berkarya melalui kegiatan bazar, dan bisa mempercantik diri dengan kelas kecantikan yang menghadirkan mentor dari Pixy, “Jadi melalui kegiatan ini kita bisa menjual karya yang telah kita buat, kita berkolaborasi dengan Pixy untuk menunjukkan bahwa IAIN Metro juga mengutamakan branding fashion,” tuturnya.
Arif mengatakan bahwa ada 3 cabang perlombaan yakni Solo Song, Pidato Bahasa Inggris, dan Puisi Islami. Ia juga mengatakan acara tersebut seharusnya berlangsung di dalam gedung GAC, akan tetapi karena adanya efisiensi sehingga tidak diperbolehkan untuk penggunaan fasilitas seperti Air Conditioner (AC), oleh karena itu kegiatan pun tergeser ke pelataran, “Boleh melakukan kegiatan, tetapi di luar dan tidak menggunakan fasilitas yang bersifat memakai anggaran, jadi kita dilarang menggunakan AC sementara,” jelasnya.
Melisa, mahasiswi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI’23) salah satu peserta lomba baca puisi mengatakan ia sangat bersemangat mengikuti kegiatan tersebut, akan tetapi sangat disayangkan karena kurangnya persiapan dari pihak panitia sehingga acara berjalan tidak sempurna, “Menurut saya dari panitia masih kebingungan karena persiapannya belum matang,” ujarnya.
Ia juga mengatakan bahwa kekurangan tersebut menyebabkan tidak banyak siswa ataupun mahasiswa yang mengikuti lomba, “Sepertinya salah satu lomba itu tidak ada pesertanya kak, lomba pidato bahasa inggris,” imbuhnya.
Melisa berharap agar pada kegiatan berikutnya mahasiswa dapat lebih menyiapkan acara dengan matang, dan juga melihat target peserta lomba, “Semoga bisa lebih matang lagi kalau ada acara, bisa melihat juga peserta lomba itu tertarik atau tidak dengan lomba yang akan dibuat,” tuturnya.
Tanggapan lain datang dari Lisa Azizatul Faidah TMTK’23, salah satu peserta bazar mengatakan persiapan pada kegiatan tersebut sangat kurang, ia menganggap acara yang dipersiapkan satu minggu tersebut kurang memuaskan, “Kurang persiapan dan terlalu mendadak, persiapan seminggu tapi dituntut sempurna,” ungkapnya.
Meskipun begitu, ia tidak menyangka bahwa banyak peserta lomba yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut, “Saya tidak expect peserta lombanya banyak,” ujar Lisa.
Ia berharap agar kegiatan selanjutnya dapat lebih baik dan bisa melihat kekurangan dari kegiatan tersebut untuk dijadikan evaluasi, “Semoga bazar kali ini bisa menjadi pelajaran untuk acara bazar selanjutnya supaya persiapannya lebih matang,” ujarnya.
(Reporter/Ismi/Ratih)