Fiksi Mini: Gara-Gara Kopi!
Gara-Gara Kopi!
Oleh Afryan Arya Saputra
Usai menari dalam kepala, entah dari mana kau ke luar hingga hingga kini mengambil pilihan yang tak kupikirkan. Kau pilih terjun ke gelas kopi, yang mengakar berjam-jam lalu. Kau gila, sayang. Kau gila.
Meski amat kumencintaimu, tapi tak segan aku memanggilmu gila. Sebab kau pernah bilang tidak bisa berenang. “Sungguh.” Yakinmu sembari menarik ingus yang luruh di pipi.
Panik aku. Kuputuskan menghubungi regu penyelam setelah sebelumnya menolak bantuan temanku yang tergabung di tim amfibi. Alamak! Lama sekali ternyata regu itu datang. Aku lebih inisiatif malam ini-mungkin sedang dapat ilham. Jadi, kutegak langsung segelas penuh kopi. Tinggal ampas. Kau hilang.
Gagal aku. Mungkin malam ini bukan aku pahlawanmu. Sekalipun pahlawan kesiangan di tengah malam.
“Hallo, Ibu,” sapaku pada Ibumu. Bermaksud sampaikan berita duka.
“Iya? Perlu apa?” selidik Ibumu.
“Kasih, Bu….”
“Tidur.” Katanya menyambar kata-kataku yang tak selesai.
“Apa?”
“Iya, Kasih tidur. Sambil senyum. Mungkin mimpi indah,” jelasnya. “Sudah-sudah. Sudah malam.”