Kalau harus keliling dunia dan ngeluarin banyak biaya buat kesana, saya rasa tidak semua orang mampu. Mungkin ini adalah cara yang tepat untuk keliling dunia dengan gratis. Cukup modal niat dan kemauan serta yang terpenting dijalankan.
Pergi ke perpustakaan, take book dan mulai membaca, berselancar lewat browser yang ada di telpon pintar, membuka lembaran lebar yang terbit setiap hari terutama di lampu merah jalanan. Pasti udah tertebak cara apakah ini. Yuuhuu.. Membaca.
Sebenarnya membaca sudah diperintahkan oleh Allah SWT sejak awal turunya Al-Qur’an. Iqra’ yang berarti “Bacalah”. Allah yang memerintahkan, artinya ini bukanlah perintah yang main main. Membaca memberikan kita landasan dalam berfikir. Memberikan banyak manfaat dan peningkatan mutu. Sayangnya, perkembangan literasi di Indonesia tak diimbangi dengan kemauan membaca. Mereka yang mau membaca biasanya hanya karena alasan tugas ataupun sekedar pengen tau tanpa menjadikan membaca sebagai kebiasaan bahkan gaya hidup.
Tanpa kita sadari hampir semua hal yang ada disekitar kita memiliki petunjuk yang mengharuskan kita untuk membaca. Rambu, nama jalan, nama ruangan, bahkan toilet sekalipun. Apa jadinya jika petunjuk tersebut tidak dibaca? pasti akan terjadi yang namanya salah arah. Misalnya, mencari alamat yang berlokasi disalah satu jalan. Akibat tidak membaca nama jalan bisa jadi jalur yang dilewati adalah jalur yang salah.
Membudayakan membaca adalah tugas kita semua, terutama generasi yang katanya menjadi penerus bangsa. Indonesia, tidak berdiri dan merdeka dengan begitu saja. Ada proses dan perjuangan yang hebat. Seperti apa perjuangannya? Tidak akan ada yang tau tanpa membaca. Semua sudah diabadikan oleh kuli pena dan terekam oleh kamera kala itu. Tugas kita hanyalah membaca dan mengambil sejarah yang ada di dalamnya.
Mungkin membaca terasa amat sangat membosankan jika belum menjadi hal yang disukai. Untuk mulai mencintai kebiasaan membaca harus diawali dengan bacaan yang ringan dan sesuai selera pribadi. Lama kelamaan membaca akan menjadi gaya hidup bahkan menjadi sebuah kebutuhan. Jika membaca sudah menjadikan diri seorang merasa ketergantungan, berarti kegiatan membaca telah memecah kebosanan pembaca.
Untuk meminimalisir dampak kebodohan direzim yang kejam ini membaca secara teliti perlu diterapkan. Misalnya saja bacaan bacaan yang berbau hoax yang biasanya menimbulkan perasaan cemas, takut, bahkan membuat seseorang terbujuk untuk mengikutinya. Tidak semua tulisan layak untuk diserap dan dibaca. Perlu pengetahuan dan sifat bijak untuk menghindari hal-hal yang negatif. Membaca juga menjadi alat kontrol sosial dan perubahan sosial.
Penulis: Elsa Putri