2 April 2025
Lembaga Pers Mahasiswa » Blog » FUAD Punya Prodi Baru untuk Mahasiswa Baru, Siapa Mau?
Desas-desus Prodi Baru FUAD

Desas-desus adanya Program Studi (Prodi) baru di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD), Institut Agama Negeri Islam (IAIN) Metro terus mendengung di sekitaran kampus.

 

Kepastian tentang Prodi apa yang akan diluncurkan, serta bagaimana detail dan alasan dibalik pengadaan Prodi baru ini masih belum banyak diketahui. Apakah untuk memperluas jaringan akademisi di IAIN, atau ada alasan lainnya?  Mengingat IAIN sedang dalam peralihan menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) yang mana membutuhkan banyak Prodi baru untuk menunjang peralihan tersebut.

 

Setelah kemarin diluncurkan Prodi baru Pengembangan Masyarakat Islam (PMI), dengan Surat Keputusan (SK) Nomor 850/BAN-PT /LL/2024 dan ditandatangani pada 3 Juni 2024, FUAD kembali merancang dua Prodi baru yang telah mengantongi izin SK, yakni Prodi Ilmu Hadis, dan Ilmu Al-Quran dan Tafsir yang digadang akan menerima mahasiswa pada tahun ini.

 

Lalu, seberapa siap FUAD menjalankan proses administrasi, kemahasiwaan, serta kualitas dan kuantitas Tenaga Pendidik (Tendik) baru untuk menjalankan Prodi-Prodi ini?

Prodi Baru Ilmu Hadis dan PMI terkonfirmasi sudah memiliki akreditasi, “Izin operasional ini dari menteri, dan sudah terakreditasi sementara dua ini. Ilmu Hadist dan PMI yang izinnya sudah keluar,” begitulah pernyataan Khoirurrijal selaku Wakil Dekan I FUAD saat diwawancara Kronika 6 Februari lalu.

 

Prodi Ilmu Hadist nyatanya telah memiliki izin operasional yang hampir berbarengan dengan Prodi PMI, dengan SK Nomor 850/BANPT / LL/ 2024, yang juga ditandatangi pada 3 Juni 2024. Namun, adanya perbaikan proposal pada Prodi Ilmu Hadis membuat peluncuran Prodi tersebut terlambat, “Keluarnya sama, tapi karena ada perbaikan proposal jadi keluarnya duluan PMI,” jelasnya.

 

Telah mendapat akreditasi sementara berdasarkan SK nomor 6/SK/BAN-PT/Ak.P/S/I/2025 yang berlaku selama lima tahun sejak ditetapkan, Prodi baru ini juga telah menyiapkan struktur organisasi guna menunjang kegiatan operasionalnya, “Dan itu dosen kita cukup, karena minimal dosen itu lima. Nah, kita ini ada yang tujuh,” ujarnya. Menurut peraturan, untuk membuka Prodi baru diperlukan adanya 5 dosen dalam lingkup keilmuan masing-masing.

Berkut nama yang diajukan sebagai Kaprodi beserta jajaran dosen dalam lingkup Ilmu Hadis

  1. Prof. Dr. Hj. Enizar M.Ag
  2. Dr. Ahmad Zumaro, M.A.
  3. Sri Handayana, M.Hum
  4. Muhammad Fauzhan ‘Azima, M.Ag
  5. Arif Budiman, M.Ag.
  6. Fitri Sari, M.Ag.
  7. Sukma Sari Dewi Chan, M.Ud

 

Sementara itu, muncul juga Prodi lain yang baru saja mengantongi izin operasionalnya, yaitu Prodi Ilmu Al-Quran dan Tafsir, dengan SK 2215/BAN-PT/LL/2024 yang ditandatangi pada 24 Desember 2024. Fakultas juga telah menyediakan Tendik untuk menjalankan Prodi baru ini, sebagai berikut:

  1. Ervan Nurtawab, M.A., Ph.D
  2. Qois Azizah Bin Has, M.Ag
  3. Wildan Hidayat, Lc., M.Ag
  4. Zunaidi Nur, M.Ag
  5. Riska Susanti, M.Ag

 

Prodi baru ini dinyatakan siap dibuka pada Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) tahun 2025 dengan kuota pendaftaran sebanyak 30 mahasiswa, “Jadi masing-masing Prodi baru itu dikasih kuota 30 satu kelas, mulai tahun akademik 2025/2026 ini sudah menerima pendaftaran,” tuturnya.

 

Ditanya mengenai ruang perkuliahan yang akan digunakan, Khoirul menjelaskan jika saat ini tiga prodi baru tersebut akan menggunakan gedung Ibnu Rusyd dan Al Biruni lantai bawah, “Untuk ruangan di kampus 1 kalau untuk FUAD, sementara ini kan FTIK sudah pindah ke kampus 2, sehingga ada beberapa tempat yang kosong.” jelasnya.

 

Selain itu, penambahan tiga Prodi baru ini membuat dosen pendidik Prodi lainnya perlu melakukan penyesuaian ulang atau resuffle. Meskipun tidak akan ada penambahan dosen dari luar untuk sementara waktu, “Dosen-dosen hadis di kita kan sudah banyak, sudah cukup dosen lAIN semua,” terangnya.

 

Menanggapi hal tersebut, Prodi PMI juga telah menyiapkan susunan dosen sebagai berikut:

  1. Hemlan Elhany, M.Ag
  2. Dr. Astuti Padminingsih, M.Sos.I
  3. Dr. Yuyun Yunita, M.Pd.I.
  4. Dr. Aliyandi Lumbu, M.Kom.I.
  5. Rahmah Dwi Nopriyana, M.Sos.I.
  6. Wawan Trans Pujianto, M.Kom.I.
  7. Muhajir, M.Kom.I.
  8. Dewi Mustika, M.Kom.I.
  9. Andi Rahmat, M.Sos

 

Kurikulum Baru untuk Ajaran Baru

Pada ajaran baru dipertengahan tahun ini, tepatnya pada Juni 2025 IAIN sedang menyiapkan kurikulum baru untuk digunakan. Lima tahun menggunakan kurikulum MBKM dan Merdeka, kali ini IAIN akan menggunakan kurikulum baru dan pertama yang mereka adopsi, yaitu kurikulum Outcome-Based Education (OBE), “Untuk tahun ajaran baru direncanakan kurikulum OBE, kalau sekarang kan kurikulum MBKM dan Merdeka,” ujar Koirurrijal saat ditanya mengenai kurikulum yang akan digunakan untuk berbagai Prodi baru di FUAD.

 

Menyadur dari Sevima.com, OBE adalah sistem pendidikan yang berfokus pada pencapaian pembelajaran dimana pendidikan tidak hanya berpusat pada materi yang harus diselesaikan. Namun juga outcome. Outcome yang dimaksud adalah mengenai kemampuan pengetahuan dan keterampilan yang menjadi tolak ukur keberhasilan mahasiswa.

 

Pengajuam proposal kurikulum untuk Prodi baru akan dipertimbangkan dalam kegiatan workshop yang akan dilaksanakan selama tiga hari selepas lebaran. Selain mempertimbangkan kurikulum baru tersebut, lembaga juga akan melakukan revisi pada kurikulum lama, “Jadi kita siapkan sebelum tahun ajaran baru kita sudah mempunyai kurikulum, biasanya workshop kan tiga hari sudah selesai. Jadi revisi kurikulum Prodi lama sama penyusunan kurikulum Prodi baru,” imbuhnya.

 

Kurikulum tersebut dinilai akan digunakan untuk seluruh fakultas di IAIN Metro dan akan dirumuskan lebih lanjut pada kegiatan workshop. Sehingga, pada tahun ajaran baru, seluruh kegiatan kemahasiwaaan dan administrasi Prodi lama dan baru dapat berjalan maksimal, ”OBE nanti seluruh fakultas menggunakan, kita rencanakan itu. Kalau sekarang kan belum, sekarang kan masih disemester genap, biasanya kami menerapkannya di semester ganjil,” pungkasnya.

 

Pembukaan Prodi baru lainnya diwacanakan akan terus berlanjut, terutama pada FUAD yang baru memiliki enam Prodi. Selain itu, peningkatan akreditasi setiap Prodi di IAIN juga terus dilakukan. Akankah semua ini ada hubungannya dengan alih status IAIN Metro menjadi UIN Jurai Siwo Lampung?

(Reporter/Adisti/Ratih)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *