Kronika

Kampus

Menyoal Kinerja Dema

  • Februari 6, 2016
  • 5 min read
  • 80 Views

 

Uni Nova: Semua Kegiatan Sudah Terlaksana

Supendi: Program Kurang Terlihat Walaupun Sudah Terlaksana

 

Oleh Kristina

 

Dewan Mahasiswa Sekolah Tinggi (DEMA-ST), yang mempunyai kewenangan tertinggi sebagai penyambung aspirasi mahasiswa akhir-akhir ini dipertanyakan kinerjanya. Tak hanya itu, Presiden Mahasiwa (Presma) yang membawahi kinerja DEMA-ST serta sosok yang seharusnya merangkul mahasiswa, tidak sepenuhnya dikenal mahasiswa meskipun telah menjabat satu periode lebih.

“Presidennya sih kak… siapa sih, anak AHS tapi ga tahu namanya siapa. kak siapa sih, ga tau lupa..,” ujar Novita, (HESy/VII). Mahasiswa semester atas ini tidak mengetahui siapa Presma STAIN. Tahun ini, Masa jabatan presiden mahasiswa dan jajarannya diperpanjang melebihi satu tahun kepengurusan. Perpanjangan ini merupakan kebijakan dari Wakil Ketua (Waka) III tahun lalu Hemlan Elhany. Masa jabatan DEMA yang semula dari Juli hingga Juni sekarang menjadi Januari hingga Desember. “Sebenarnya perpanjang SK hanya sekedar mengisi kekosongan saja. Dipandangnya saya ini masih Presma, tetapi kebijakan yang saya dapat  tidak sesuai dari yang sebelumnya,” Ujar Gangsar Gumelar selaku presiden mahasiswa.

Terkait kinerja DEMA-ST, mahasiswapun berbeda pendapatnya. “Lebih bagus, lebih baik dari yang kemarin. Lebih meningkatlah intinya,” ujar Novita. Hal senada juga diungkapkan Marzelly Pangestika, (PBI/….). “Kalau dibandingkan tahun kemarin ya sebenarnya ada peningkatan tapi tidak banyak,” tuturnya.

Teguh Suryanto, (ESy/VII) mengamini pendapat Novita dan Marzelly. “Tahun ini DEMA-ST cukup baik dalam menjalankan Program kerjanya sebagai organisasi yang ada di STAIN ini. Kemarin sudah mengadakan seminar,” ujarnya. Ia menambahkan, menurutnya sekarang ini justru mahasiswa yang tidak peduli dengan adanya DEMA. Sebenarnya DEMA adalah fasilitas untuk menyampaikan keluh kesah tentang apa yang terjadi di STAIN dan DEMA bisa merangkul mahasiswa.

Baca Juga:  Pelatihan Administrasi, Bangun Ormawa yang Lebih Baik

Berbeda dengan Tomi Nurrohman (Esy/VII), menurutnya selama satu periode jabatan (2014-2015) DEMA-ST, keberadaannya masih belum juga dirasakan oleh mahasiswa lainnya apalagi untuk mahasiswa yang kurang aktif dalam berorganisasi. “DEMA dari tahun ke tahun belum menyentuh hingga gesrut ke level bawah seperti saya. Kurang begitu membaur dengan mahasiswa. Seharusnya mereka sebagai salah satu motor penggerak, bisa menggerakkan mahasiswa. Mereka (DEMA-ST) cenderung elitis. Harapan saya kurangilah sedikit sifat elitisnya agar bisa membaur dengan mahasiswa biasa,” ujarnya.

Pendapat Tomi sejalan dengan Andrean Saputra, mahasiswa (PBI/IX) yang menyatakan bahwa kinerja DEMA menurun. “Kinerja DEMA menurun karena beberapa hal, beberapa pimpinan terasnya sudah semester atas. Karena mereka sibuk dengan skripsi dan lain-lain. Sehingga kinerjanya menurun”. Ujar Andrean.

Hal senada juga diungkapkan Dwi Nugroho, mahasiswa (Esy/V). Ia mengatakan bahwa kebijakan DEMA masih belum berdampak pada mahasiswa. “Ketika mereka mengambil kebijakan untuk mengadakan suatu kegiatan itu belum terasakan oleh mahasiswa lainnya,” ujarnya.

Saat dikonfirmasi, DEMA-ST sesungguhnya telah merealisasikan kegiatan-kegiatan yang ada pada Rencana Anggaran Belanja (RAB). Nova Purnamasari, wakil Presiden Mahasiswa STAIN mengatakan bahwa kegiatan DEMA-ST telah terlaksana semua. “Semua kegiatan sudah terlaksana, diantaranya yaitu Pelantikan DEMA-ST, Pendidikan Anti Korupsi, dan Aliansi BEM se-Kota Metro,” ujar Uni Nova, sapaan akrabnya.

Selain melaksanakan kegiatan sesuai RAB, Dema yang juga bervisi menjembatani mahasiswa dalam hal menyalurkan aspirasi. Menurut Gangsar selama ini visi tersebut belum seratus persen tercapai. “75% tercapai dalam hal tujuan DEMA-ST menghubungkan lembaga dengan mahasiswa” tutur Gangsar. Gangsar menambahkan, beberapa progja yang direncanakan DEMA-ST pada awal tahun kepengurusan juga ada yang tidak terlaksana. DEMA-ST menggagas Temu BEM Nusantara menjadi Progja terbesar dalam kepengurusan tahun ini, namun sampai saat ini program ini belum terlaksana.

Baca Juga:  UKM FITRA Bumikan Bahasa Arab Dikalangan Pelajar

Selain itu, rencana DEMA-ST untuk mendatangkan juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Johan Budi juga hanya sebatas rencana, karena sampai saat ini tidak terlaksana “Momentumnya pada waktu itu pas dengan Pilpres, yang mana kami ingin memberi pengetahuan pada mahasiswa agar kritis dalam memilih wakil rakyat.” Tutur Gangsar saat ditanya alasan ingin mendatangkan Johan Budi.

Gangsar mengakui, sejauh ini kiprah DEMA-ST tidak begitu dirasakan mahasiswa. Penyebabnya adalah apatisnya mahasiswa dan pengurus yang hanya bekerja untuk menggugurkan kewajiban. “Jika pengurus hanya sekedar menggugurkan kewajibannya, jelas tidak ada pengaruhnya, ada atau tidak adanya DEMA-ST di kampus ini,” ujarnya.

Selain DEMA-ST, DEMA Jurusan juga memiliki program kerja yang seharusnya dilaksanakan selama satu periode kepengurusannya. Namun tidak semua program kerja DEMA Jurusan, baik DEMA Jurusan Tarbiyah (DEMA-JT) maupun DEMA Jurusan Syariah (DEMA-JS) terlaksana sesuai rencana. Berdasarkan RAB DEMA Jurusan masing-masing memiliki tiga kegiatan. untuk DEMA JT Kegiatan yang terdapat dalam RAB yaitu Pelantikan Pengurus DEMA JT, Kuliah Ta’aruf Jurusan Tarbiyah dan Seminar Pendidikan, sedangkan untuk DEMA JS yaitu Pelantikan Pengurus DEMA JS, Sosialisi, dan Seminar dengan menghadirkan Mentri Agama. Namun dalam realisasinya, selama satu tahun kepengurusan, ketiga kegiatan tersebut tidak terlaksana secara keseluruhan.

Tidak terlaksananya kegiatan-kegiatan ini menurut Ruzi selaku Gubernur Syari’ah dikarenakan belum keluarnya Surat Keputusan (SK) kegiatan dari lembaga. “Bagaimana mau melaksanakan kegiatan jika SK yang diajukan tidak keluar? kalau mau ngadakan kegiatan harus nunggu SK keluar dulu.Tuturnya. Begitu pula dengan Niwang, Gubernur Tarbiyah, yang menyayangkan alur kerja administrasi “Ketika di STAIN itu karena kita negeri, kita kegiatan dulu baru mencairkan dana, susahnya dari dulu kita disitu. Seharusnya, mau nggak mau ya peraturannya kayak gitu. Kerja dulu baru dibayarkan”. Katanya.

Baca Juga:  UKK Pramuka IAIN Metro Sambut Kunjungan Racana UIN Syarif Hidayatullah

Supendi, staff perencanaan STAIN Jurai Siwo Metro mengatakan, kegiatan-kegiatan yang ada di RAB DEMA-ST memang sudah dilaksanakan. Tetapi, nyatanya seperti tidak melaksanakan kegiatan apapun. “Program kurang terlihat walaupun sudah terlaksana, kesannya tidak ada kegiatan dan kegiatan tersebut tidak dipublikasikan,” ujar Supendi.

Tambahnya, kinerja DEMA tahun ini dibandingkan saat ia masih menjabat sebagai Presma dahulu sangat berbeda sekali. “Kedekatan DEMA dengan mahasiswa kurang dekat, termasuk juga dengan Lembaga STAIN, miss komunikasi. Jika ada masalah yang terjadi pada mahasiswa lain yang telah disalurkan oleh DEMA, seharusnya mereka shearing dengan pihak lembaga. Dengan mencari solusi bagaimana baiknya masalah itu di selesaikan. Jika tidak dapat diselesaikan dengan baik bersama lembaga STAIN, maka mereka baru bisa melakukan Aksi.  Bukan dengan langsung melakukan aksi tanpa membicarakan terlebih dahulu apa yang dipermasalahkan,” ungkap Supendi.

Ia berpesan kepada DEMA agar DEMA selanjutnya jauh lebih baik dari pada yang sekarang ini. “Masukan saya untuk DEMA yaitu jalankan program sesuai dengan rencana, lebih meningkatkan lagi kinerjanya, lebih familiar dengan lembaga ataupun mahasiswa lainnya. Buat program-program yang kreatif,” ujarnya diakhir wawancara.[]

Bagikan ini:
About Author

Redaksi Kronika

Kronika kini menjadi media mahasiswa yang telah memiliki pengalaman lebih dari dua dekade dalam menyajikan informasi, analisis, dan opini mengenai berbagai isu sosial, pendidikan, politik, dan budaya, baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *