Kronika

Uncategorized

Pasar Metro semakin Semrawut

  • Juni 11, 2012
  • 3 min read
  • 193 Views

Oleh: Ahmad Saifuddin

pasar metro
Pasar Metro

Metro ; Mulai awal tahun 2012 keadaan dan kondisi pasar kota Metro semakin semrawut. Hal itu diindikasi karena dampak dari pembangunan Metro Mega Mall (M3) yang tak kunjung selesai. Semrawutnya pasar kota Metro tersebut dapat dilihat dan dirasakan saat masyarakat berada di lokasi strategis pusat kota itu. Seperti pedagang kaki lima (PKL) yang tempat lapak berjualan semakin tidak teratur dan kesesakan pembeli karena sempitnya pasar. Selain itu ditambah lagi lahan parkir yang sampai memakai badan jalan utama tepatnya di depan pasar Cendrawasih menambah kondisi kota Metro tak rapih dipandang.
Terkait hal ini Kronika menemui Burhanudin Suit selaku kepala bidang panataan pasar Dinas Pasar dan Perdagangan kota Metro. Namun sayangnya Burhan enggan berkomentar banyak karena menunggu rekomendasi/ijin dari kepala Dinas pasar, Junaidi. Pihaknya hanya mengatakan, “kondisi pasar saat ini jelas dari pembangunan mall yang belum selesai, dan sebentar lagi pun masa kontrak sudah mau habis dan sepertinya akan terlambat lagi (dalam penyelesaian pembangunannya, red),” kata Burhan.
Kronika pun berusaha menemui Junaidi pada (7/5) di kantor Dinas Pasar namun sanyang sulit ditemui. Sementara dari keterangan staf di kantor tersebut kepala dinas sedang rapat. Keesokan harinya (8/5) Kronika kembali ke kantor Dinas pasar, namun dengan hasil yang sama Junaidi tidak ada di tempat yang dari keterangan stafnya sedang rapat. “Pak Junaidi sedang rapat, nanti siang jam 2 ke sini lagi aja mas,” kata salah satu staf.
Pada pukul tersebut Kronika kembali mendatangi kantor Dinas pasar, namun dengan alasan yang sama staf mengatakan kepala Dinas pasar sedang keluar. Kronika meminta nomor hand phone kepada salah satu staf namun pihaknya mengaku tidak mempunyai nomor hand phone kepala dinas. Kronika menunggu beberapa jam namun tetap pihak yang dinanti tak kunjung datang. Kepala UPT pasar wilayah I, Fauzi saat berbincang dengan Kronika mengatakan ada wacana para pedagang kaki lima akan dipindahkan ke pasar 24 Tejoagung. “Wacana akan dipindahkan di 24 ada, dan ada wacana diadakan lesehan (pertemuan, red) di gedung Dhrma Wanita antara pemerintah dan pedagang. Sepertinya wacana untuk memindahkan jadi,” tutur Fauzi.
Sementara dari keterangan beberapa PKL yang berada di sekitar proyek pembangunan M3 merasa enggan untuk pindah ke pasar 24 Tejoagung. Salah satunya dikatakan Sriwati penjual oncom mengaku tidak ingin pindah berdagang jika lokasi tempat berdagang yang dialokasikan pemerintah tidak strategis. Hal itu menurutnya akan berdampak pada penghasilannya. Menurut Sriwati lokasi pasar 24 Tejoagung sangat sepi yang ditakutkan usahanya akan bangkrut dan pelanggannya kabur. “Kami ini pedagang kecil, modalnya kecil. Kalau berdagang di tempat sepi bisa bangkrut, dagang di sini pelanggan sudah banyak,” katanya.
Hal serupa dikatakan Suwati pedagang timun dan terong bersebelahan dengan tempat berdagang Sriwati. Dikatakan Suwati, para pedagang merasa kebingungan jika lokasi berdagangnya akan dipindah. Suwati juga mengatakan sudah tiga kali tempat berdagangnya dipindah. “Kayaknya pedagang dilempar-lempar, pindah ke lapangan Samber, pindah ke terminal, dipindah lagi di atas (pasar Cendrawasih, red) tapi sepi. Saya balik lagi di sini yang rame (lokasi sekitar pembangunan M3, red),” tuturnya.
Begitu juga Rustin pedagang kelontongan mengatakan masalah pembangunan M3 yang sudah melewati waktunya sangat menyulitkan para pedagang. Sebelumnya Rustin mengaku berebut tempat berdagang di depan pasar Cendrawasih namun tidak kebagian tempat. Sehingga Rustin yang sudah berdagang sejak tahun 1974 ini memilih berdagang di pinggir pagar pembangunan M3. Saat Kronika bertanya ketika tempat berdagangnya akan dipindah oleh pemkot, Rustin mengatakan akan mencari lokasi berdagang yang lain namun tidak di lokasi pasar 24 Tejoagung karena tidak memadai.[]

Bagikan ini:
Baca Juga:  Diksar KSR Bentuk Aktivis Berjiwa Kemanusiaan
About Author

Redaksi Kronika

Kronika kini menjadi media mahasiswa yang telah memiliki pengalaman lebih dari dua dekade dalam menyajikan informasi, analisis, dan opini mengenai berbagai isu sosial, pendidikan, politik, dan budaya, baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *