Program Studi (Prodi) S1 Tadris Bahasa Inggris (TBI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Universitas Islam Negeri (UIN) Jurai Siwo Lampung (Jusila) mengadakan asesmen lapangan. Bertempat di Gedung Academik Center (GAC) Kampus II UIN Jusila, Senin, (8/9/2025).
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Rektor UIN Jusila, Ida Umami, Wakil Rektor (Warek) I, Dedi Irwansyah, Warek II, Yudiyanto, Warek III Akla, Dewan Kantor (Dekan) FTIK, Siti Annisah, Ketua Program Studi (Kaprodi), Much Deiniatur, tim asesor dari Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan (LAMDIK) yang terdiri dari M. Zaim dan Listyaning Sumardiyani, serta para jajaran Dekan, dosen, dan mahasiswa. Asesmen tersebut berlangsung selama 2 hari, yakni 8–9 September 2025.
Rektor UIN Jusila dalam sambutannya menyampaikan asesmen bukan hanya sekadar menilai atau memotret kondisi saat ini, tapi juga memberi arahan dan pembinaan, “Semoga kunjungan asesor membawa keunggulan bagi Prodi Tadris Bahasa Inggris, semoga ini nanti memberikan makna yang lebih, mendapat pembinaan tidak hanya sekedar memotret hasil tapi juga dapat pembinaan sehingga kedepannya lebih baik”, ujarnya.
Kemudian tim asesor, M. Zaim dalam sambutannya menyampaikan bahwa tujuan asesmen menentukan kelayakan dan menjamin mutu program berdasarkan standar nasional pendidikan, “Melakukan asesmen terhadap program studi di sebuah universitas oleh asesor yang bertujuan menentukan kelayakan dan menjamin mutu program berdasarkan standar nasional pendidikan”, ujarnya.
Wakil Rektor (Warek) I UIN Jusila, Dedi Irwansyah, menegaskan bahwa melalui asesmen lapangan, pihak kampus dapat mengetahui posisi mutu program studi, dan proses tersebut membutuhkan pihak luar agar hasil evaluasi lebih objektif dan terukur, “Penting bagi kita untuk mengetahui posisi kita, apakah sudah berada di kategori cukup baik, baik, atau unggul. Untuk itu, kita perlu pihak luar yang menilai secara objektif. Dari situ, kita bisa tahu apa saja yang harus ditingkatkan,” ujarnya.
Dedi juga menjelaskan bahwa proses akreditasi terdiri dari beberapa tahapan. Dimulai dari pengiriman borang yang memuat informasi terkait sarana dan prasarana, sumber daya manusia, visi misi, keuangan, hingga capaian tridharma perguruan tinggi. Total ada sembilan kriteria yang menjadi bahan penilaian, “Setelah dokumen itu dikirim dan dinilai, tim asesor akan melakukan tinjauan langsung untuk memastikan apakah yang tertulis sesuai dengan kenyataan di lapangan. Proses inilah yang disebut asesmen lapangan,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa hasil asesmen lapangan tidak langsung keluar. Setelah kunjungan, laporan akan disusun oleh tim asesor lalu divalidasi dan dibawa ke rapat tim penilai, “Biasanya proses ini memakan waktu satu hingga dua bulan,” tambahnya.
Dedi pun berharap dengan optimis bahwa hasil asesmen tersebut akan memberikan capaian terbaik bagi Prodi TBI, “Kita selalu optimis dan berharap hasilnya unggul,” tutupnya.
Tanggapan datang dari Muhammad Khoirur Rofiki (TBI’22), ia mengungkapkan bahwa antusias dari mahasiswa yang hadir langsung dalam acara tersebut, “Antusias dari mahasiswa banyak, dari mahasiswa baru sampai angkatan 2022 hadir dan tidak hanya dari TBI, namun ada prodi lain yang masih lingkup di lingkungan FTIK”, ujarnya.
Ia berharap asesmen lapangan tersebut dapat menghasilkan akreditasi yang unggul dan dapat membuka Strata-2 (S2), “Kedepannya jadi lebih baik dari TBI, dengan adanya akreditasi ini jadi unggul dan membuka magister S2, karena yang jadi keluh kesah kami tidak ada S2 nya, ini kan sudah resmi jadi UIN, jadi ini harapan kami,” harapnya.
(Reporter/Laiqa/Meli)