Selagi ada kemauan disitu ada Jalan
Oleh: Mustahsin
Bagi mahasiswa jurusan Syari’ah pasti tak asing lagi jika mendengar nama Suhairi, S.Ag. M.H. Beliau adalah dosen tetap jurusan Syari’ah STAIN Jurai Siwo Metro. Selain terlihat berwibawa, beliau pun selalu ramah dan murah senyum yang juga terlihat dari logat bahasanya jika berbicara. Dari pengalaman hidupnya dalam menempuh pendidikan tak semudah dan semulus mahasiswa yang mampu pada umumnya.
Banyak ujian yang dilalui beliau. Dari ceritanya, sejak ditinggal ayahnya tepatnya pada tahun 1991 saat Suhairi duduk di kelas 2 Madrasah Aliyah, kehidupannya hanya ditopang dari gaji pensiunan almarhum ayahnya yang hanya golongan I C. Suhairi mengenang masa lalunya, kemauannya untuk melanjutkan kuliahnya saat itu sempat tidak diijinkan kuliah oleh kakak iparnya lantaran tidak ada biaya. “Saya dulu sebenarnya hampir tidak kuliah, setelah ditinggal Bapak waktu Aliyah dan setelah lulus banyak teman-teman yang kuliah tapi saya tidak bisa kuliah dan istirahat satu tahun. Karena banyak cobaan yang saat itu kakak ipar tidak setuju karena tidak ada dana, lalu menganjurkan saya untuk tidak kuliah. Jika saat itu saya mengambil keputusan itu dengan mengikuti anjuran yang salah. Saya tidak akan mungkin menjadi seperti sekarang ini, bisa S1, S2 dan S3. Saat itu yang ada dipikiran saya selagi ada kemauan pasti ada jalan. Paling tidak ke depan hidup bisa lebih baik karena dengan kuliah akan menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman di jenjang pendidikan,” tutur Suhairi yang merupakan anak bungsu dari lima bersaudara.
Setelah meyakinkan diri untuk kuliah dan masuk di IAIN Raden Intan Bandar Lampung Fakultas Syari’ah jurusan Peradilan Agama pada tahun 1993. Sementara latar belakang Suhairi saat itu lebih memilih jurusan Peradilan Agama karena terobsesi ingin menjadi Hakim.di tengah perjalanan hambatan pun menghadang perjalanan studinya. Beberapa kali sering mengalami kesulitan dalam pembayaran SPP dan bisa dibilang memprihatinkan. Dari ceritanya, Suhairi pernah tidak memiliki uang untuk membayar SPP yang saat itu jangka waktunya sudah habis. Suhairi nekat pergi ke kantor Pemkot Bandar Lampung yang ditemani sahabatnya untuk meminta bantuan dengan Walikota. Alhasil, beliau menceritakan kesulitannya dan akhirnya Walikota yang saat itu dijabat oleh Harto mau membantunya dalam pembayaran SPP Suhairi saat itu.
Pola pikir mandiri terus dikembangkan waktu itu bagaimana caranya mandapatkan uang. Suhairi dalam perjalanannya terus berusaha mencari penghasilan sendiri untuk tidak memberatkan Ibunya. Alhasil Suhairi mendapat job memberikan privat kepada dosen Tarbiyah yang saat itu basicnya umum. Setelah semester akhir masalah pembiayaan kuliah tidak pernah meminta kepada orang tua dan orang lain lagi. “Saya oleh ayah ketika masih hidup dalam mendidik saya yang merupakan anak laki-laki satu-satunya dalam urusan membangun karakter dan mendidik tidak pernah memanjakan saya,” kenangnya.
Singkat cerita, ketekunannya dalam bertahan kuliah dalam jangka waktu lima tahun Suhairi dapat mendapatkan gelar S1 dengan IPK coumloude tepatnya pada bulan Agustus 1998. Saat wisuda Suhairi mendapat prestasi membanggakan yang merupakan mahasiswa terbaik ke tiga dengan kelulusan IPK 3,53. Suhairi mengatakan saat kuliah dalam pikirannya tidak ingin wisuda jika IPKnya belum coumloude. Dalam jangka waktu kelulusan lima tahun tersebut bisa dikatakan termasuk cepat. Karena Suhairi saat itu bukanlah mahasiswa murni, namun merupakan seorang aktifis kampus. Saat itu Ia pernah menjabat sebagai ketua Senat mahasiswa Institute dan aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). “Paling tidak saat itu bisa saya buktikan aktifis itu kuliah tidak berantakan dan Alhamdulillah wisudawan terbaik ke tiga. Saat itu sya punya target tidak mau wisuda jika IPK belum coumloude,” ungkapnya mengenang masa lalu.
Setelah lulus, pada bulan Oktober 1998 Suhairi mencoba mendaftar sebagai dosen di STAIN Jurai Siwo Metro. Alhasil, dengan kekuasaan Allah SWT, Suhairi diterima dan mulai tugas di STAIN Metro sejak bulan Maret 1999. Mengenai obsesinya ingin menjadi seorang Hakim, setelah lulus kuliah Suhairi beralih dan lebih memilih menjadi dosen. Karena saat itu Suhairi berfikir terdapat perasaan yang risau jika masuk ke dunia Peradilan. Hal itu dikatakan karena Suhairi melihat dari kebanyakan Peradilan terjadi ketidak sesuaian antara praktek dengan teorinya baik dari individual maupun institusi.
“Kalau masuk dunia peradilan yang bisa dikatakan saat itu saya lihat carut marut (berantakan, red), saya takut tidak kuat akan terkontaminasi dan terbawa arus. Seperti masalah suap dan sebagainya. Saya sangat khawatir diri saya nanti tidak bisa menjaga keteguhan dan terbawa arus,” terangnya. Suhairi setelah bekerja di STAIN Metro pada tahun 2000 mendapatkan jodoh dengan manikahi Novi Diana Mandawasa yang saat ini berprofesi sebagai guru di MTs Batanghari. Suhairi pada tahun 2007 juga sudah mendapat gelar S2 Magister Bisnis lulusan Universitas Lampung.
Saat ini Suhairi sudah 12 tahun mengabdi di STAIN Metro. Selain menjadi dosen beliau diamanahi menjadi kepala Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan (P2MP) yang ditunjuk tahun 2011 dan Ketua Koperasa Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) At-Ta’awun STAIN Metro. Suhairi pun saat ini tengah melanjutkan S3 di IAIN Walisongo Semarang mengambil jurusan Hukum Islam konsentrasi wakaf yang saat ini dalam proses penyelesaian disertasi.
Untuk pemahaman kepada mahasiswa, Suhairi menerangkan bahwa seseorang itu akan tergantung dari menset pola pikirnya. Orang besar pasti punya pikiran yang besar untuk maju. Pola piker tersebut dikatakan Suhairi bisa diikuti dengan berorganisasi. Menurutnya mahasiswa harus punya pemahaman untuk sukses, maju, dan berkembang. “Mahasiswa harus aktif di organisasi karena tempat untuk menempa diri dan penggemblengan. Sehingga menjadi mahasiswa yang unggul, ulet dan visioner,” tutur Suhairi berpesan.[]
IDENTITAS DIRI
Nama: Suhairi, S. Ag., MH.
Tempat, Tanggal Lahir: Lampung Tengah, 01 Oktober 1972
Alamat Rumah: Jl. Kamboja 14 I Ganjar Agung Kecamatan Metro Barat Kota Metro
Orang Tua:
Bapak: Alm. Muhammad Yusuf
Ibu: Emiyati
Isteri: Novi Diana Mandawasa
Anak:
1.Alm. Siti Aminah
2.Muhammad Azka Ramadhan
3. Manha Alimazahin
Riwayat Pendidikan Perguruan Tinggi
- S1 di IAIN Raden Intan Bandar Lampung Jurusan Peradilan Agama (Tahun Lulus 1998)
- S2 di Universitas Lampung Jurusan Hukum Bisnis (Tahun Lulus 2007)
- S3 IAIN Walisongo Semarang Jurusan Hukum Islam Konsentrasi wakaf (Dalam proses penyelesaian)
Hobi: Membaca dan Olahraga
Motto: Sebaik-baiknya manusia yang paling bermanfaat bagi orang lain.