Kronika

Profil

Terus Berprestasi

  • April 3, 2012
  • 3 min read
  • 76 Views
Terus Berprestasi
Profil Muhlisin
Oleh: Dedi Stiawan
Awan berarak menuju satu titik perkumpulan. Langit tak lagi menunjukan kebiruannya melainkan hitam pekat tanda akan turun hujan saat Kronika menemui salah satu mahasiswa STAIN Metro prodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI). Dia adalah sosok mahasiswa yang sederhana tapi mempunyai segudang potensi positif yang patut jadi motivasi. Muhlisin Ali adalah nama yang diberikan dari kedua orang tuanya yakni . Muhlisin dilahirkan pada tanggal 8 Mei 1993.
Pada masa kecilnya ia merupakan anak yang tumbuh di lingkungan kasih sayang seorang ibu.  Sehingga tidak heran pendidikan dari ibunya lah yang lebih dominan dalam kehidupannya sekarang. Sejak kecil Muhlisin selalu diberi kesempatan oleh orang tuanya untuk melakukan segala hal yang bernilai positif. Sehingga tidak heran waktu kecil ia mempunyai mimpi pergi ke luar angkasa untuk mendapat gelar menjadi Astronot. Namun cita-cita itu kandas oleh pelajaran IPA yang kurang dikuasainya.
            Anak kedua dari dua saudara ini sejak umur 4 tahun sudah dikenalkan oleh ibunya dengan pendidikan agama. Tercatat pada umur empat tahun Muhlisin sudah dimasukan dalam pendidikan TPA di tempat ia tinggal. Yaitu di Desa Jati Datar Kecamatan Bandar Mataram Lampung Tengah.
            Sosok yang hobi memancing ini memulai pendidikan formalnya di SDN 3 Jati Datar Bandar Mataram. Prestasi ia dapat pun terhitung dari kelas satu sampai lulus Muhlisin selalu mendapat peringkat di kelas dengan posisi ranking satu atau dua.
            Setelah menamatkan pendidikan dasarnya, Muhlisin melanjutkan pendidikan menengahnya di SMPN Jati Datar Bandar Mataram yang masih satu desa dengan tempat tinggalnya. Pada saat Muhlisin akan masuk SMPN ini, ada satu cerita yang unik. Karena pada saat beberapa hari sebelum tes masuk Muhlisin sempat berubah pikiran untuk melanjutkan studi agamanya ke pondok pesantren.
Namun dengan keberatan ibunya menolak karena alasan sudah terlanjur memenuhi persyaratan admintrasi biaya masuk yang jumlahnya tidak sedikit bagi keluarganya. Dengan tanpa alasan Muhlisin menerimanya dengan lapang dada yang juga merupakan keputusan Ibundanya. Pada waktu duduk dibangku SMP Muhlisin aktif di Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan menjabat sebagai bidang Keagamaan agama Islam. Muhlisin juga pernah mengikuti lomba Qiro’atul Qur’an sampai tingkat kabupaten yang diadakan di Poncowati Gunung Sugih.    
Setelah lulus dari bangku SMP kemudian Muhlisin melanjutkan studinya ke SMAN Seputih Mataram. Di sini juga Muhlisin tidak menghentikan kreativitasnya untuk selalu menjadi juara. Terbukti dari mulai kelas satu sampai kelas 3 Muhlisin selalu mendapatkan peringkat dua atau tiga dari beberapa teman sekelasnya. Selain berprestasi di kelasnya, Muhlisin juga mengikuti  beberapa organisasi seperti OSIS dan pasukan pengibar bendera (Paskibra).
Di dalam OSIS lagi-lagi Muhlisin menjabat sebagai seksi Keagamaan Islam yang bertugas mengkoordinir acara bernuansa Islam di sekolahnya. ”Karena sekolahnya tidak hanya berpenghuni muslim saja melainkan agama yang lain juga, ada seperti Hindu dan Kristen. Jika dipresentasikan Islam di sekolahan saya hanya 60%, yang sisanya non Muslim,” katanya.
Setelah lulus ujian nasional pada tahun 2011 ia kemudian melanjutkan kuliahnya ke STAIN Jurai Siwo Metro dengan mendapat beasiswa bidik misi. Saat ini pun Muhlisin menetap di pondok pesantren Riyadlatul ’Ulum 39 B Batang Hari. Ketika ditanya mengapa STAIN Metro menjadi tujuannya menimba ilmu setelah lulus dari SMA, Muhlisin mengatakan, ”Saya sebenarnya ingin melanjutkan kuliah ke tanah Jawa, tapi karena saya melihat ekonomi orang tua. Akhirnya saya memantapkan hati untuk menimba ilmu di STAIN Metro,” ujarnya.
Untuk masuk STAIN  ia harus memiliki mental pemenang yaitu berjuang dan bersabar. Bagaimana tidak, Muhlisin tercatat sebagai pendaftar terakhir dalam kategori bidik misi. Dalam memperoleh beasiswa bidik misi pun dilakukan dengan perjuangan keras. Mahasiswa yang bersepeda pada saat pergi ke kampus ini memberikan pesan kepada seluruh pembaca agar bisa menjadi diri sendiri. Jangan pernah terpengaruh pada orang lain, apalagi hanya soal penampilan. Karena sejatinya yang diolah dalam Universitas adalah otak bukan penampilan.[]
Bagikan ini:
Baca Juga:  Komunitas Kejar Mimpi dan PPI New Zealand Mengedukasi Masyarakat Tentang Dampak Krisis Iklim Dunia
About Author

Redaksi Kronika

Kronika kini menjadi media mahasiswa yang telah memiliki pengalaman lebih dari dua dekade dalam menyajikan informasi, analisis, dan opini mengenai berbagai isu sosial, pendidikan, politik, dan budaya, baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *