Kronika

IAIN Kampus

Upaya Pencegahan Pandemi Covid-19 di Lingkungan Institusi

  • April 5, 2021
  • 3 min read
  • 122 Views
Upaya Pencegahan Pandemi Covid-19 di Lingkungan Institusi

Sudah memasuki tiga semester Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro melaksanakan pembelajaran daring. Kebijakan ini diambil untuk menanggulangi penyebaran virus Covid-19.

 

Menurut pengakuan Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 IAIN Metro, Mukhtar Hadi, mengatakan banyak langkah yang sudah ditempuh institusi untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Seperti pemberlakuan jam kerja pegawai dengan sistem Work Form Home (WFH) dan Work Form Office (WFO).

 

Penyemprotan disinfektan di setiap kampus selama satu minggu sekali, pengecekan suhu bagi yang memasuki wilayah kampus, penyediaan tempat cuci tangan dan hand sanitizer, dan penerapan 5 M: memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi bepergian atau mobilitas juga diterapkan di kampus IAIN Metro.

 

Namun, penerapan kebijakan tak selalu berjalan mulus. Seperti pengecekan suhu dan tempat persediaan sabun di IAIN Metro. Pengecekan suhu dinilai kurang maksimal oleh mahasiswa. Ketika mahasiswa pagi masuk ke lingkungan kampus, lalu keluar dan kembali lagi siang atau sore hari tidak dilakukan pengecekan lagi.

 

“Ya nanti dievaluasi, penerapan prokes (protokol kesehatan) itu juga harus jadi kesadaran bersama, baik petugas jaga, dosen, maupun mahasiswa. Terkadang juga ada yang masuk kampus slonong aja, tidak berhenti dulu untuk minta cek suhu, petugas akhirnya membiarkan saja karena mereka juga melayani banyak orang,” tegas Mukhtar Hadi saat dihubungi via WhatsApp, Senin (29/03).

 

Hal senada juga diungkapkan oleh Sarto Sutik, salah satu anggota satgas Covid-19, “Ya kan kalian keluar hanya foto copy biasanya, nggak jauh kan, ya kalau pagi sudah dicek apa iya mungkin seorang itu suhunya langsung tiba-tiba berubah. Iya itu secara logika saja, kecuali kalau sudah beda hari,” ujarnya.

Baca Juga:  Majalah KRONIKA Edisi 21 segera beredar

 

Menurutnya tak tersedianya sabun karena tidak ada laporan sabun habis agar diisi ulang, “Intinya tempat cuci tangan selalu ada airnya kan. Lebih baik lagi kalau pakai sabun itukan tujuannya, tapi kalau nggak pakek sabun juga paling tidak kuman itu sudah berkurang meskipun tidak hilang,” katanya saat ditemui di Kampus 2 IAIN Metro, Jumat (19/03).

 

Dalam hal ini, Mukhtar Hadi akan mengupayakan persediaan sabun cuci tangan di kampus, “Terutama di tempat cuci tangan yang banyak orang dengan harapan semua juga ikut menjaga,” lugasnya.

 

Lalu untuk rapid tes dan vaksinasi massal, sampai hari ini IAIN Metro belum pernah melakukannya, “Kalau secara keseluruhan kita belum, cuma ketika ada kegiatan yang orang luar ke sini, kita minta dikasih rapid, atau mungkin kita yang mau keluar. Cuma sampai hari ini kalau keseluruhan belum,” pungkas Sarto Sutik.

 

“Kalau vaksin serentak mungkin yang pas nanti di bagian perencanaan, ada nggak anggaran itu. Karena kan butuh biaya. Nggak mungkin kita melaksanakan sesuatu terus anggaran dari mana? Kalau kita ngambil anggaran lain kan salah,” tambahnya.

 

Hal ini dibenarkan oleh Mukhtar Hadi. Ia menjelaskan program vaksinasi merupakan ranah dari pemerintah daerah, “Kita tunggu saja kapan gilirannya. Program vaksinasi di Metro memang belum sampai ke guru, dosen dan pegawai. Baru ke tenaga kesehatan, tokoh agama, TNI, dan Polri.”

 

Mengenai pendanaan penanggulangan Covid-19, Satgas Covid-19 IAIN Metro mengatakan tidak memiliki dana khusus untuk vaksin. “Yang di UIN itu (Raden Intan Lampung,. red) juga dari pemerintah daerah sesuai dengan skala prioritas masing-masing daerah,” kata Mukhtar Hadi.

 

“Kalau penanggulangan kita nggak punya dana, yang punya itu ya orang kesehatan, kalau hanya sabun kan rutinitas kantor kan pasti ada sabun, ya kalau namanya penanggulangan itu yang punya hak orang kesehatan,” tegas Sarto Sutik.

Baca Juga:  Kuliah Umum Tingkatkan Pemahaman Hukum

 

Tak hanya itu, Sarto Sutik berharap semua terbebas dari Covid-19 dan bisa melakukan semuanya secara luring, “Gak nyaman rasanya, meskipun ilmunya dapat, tapi kepuasan itu beda. Kadang apa yang kita harapkan, itu tidak sesuai dengan keinginan,” tutupnya.

 

(Reporter/Novia/Salsa)

Bagikan ini:
About Author

Redaksi Kronika

Kronika kini menjadi media mahasiswa yang telah memiliki pengalaman lebih dari dua dekade dalam menyajikan informasi, analisis, dan opini mengenai berbagai isu sosial, pendidikan, politik, dan budaya, baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *