38°C
28 April 2024
Profil

Yosi Sabet 2 Medali Emas Sekaligus dalam Pionir 2017

  • Mei 8, 2017
  • 4 min read
  • 27 Views

Nama : Yosi Dewantari
Tempat, Tanggal Lahir : Pujokerto, 22 Agustus 1995
Orang Tua
Ayah : Muhammad Sofyan
Ibu : Wariyah
Riwayat Pendidikan : SD Muhammadiyah Metro
SMP 44 Jakarta Timur
SMAN 1 Punggur
IAIN Metro

 

Mata bening yang menyapa kami di Gazebo berukuran 3×3 meter itu ternyata memiliki segudang prestasi di dunia tenis meja. Yosi Dewatari, adalah salah satu mahasiswi IAIN Metro yang kini menorehkan prestasi terbarunya di bidang olahraga tenis meja pada Pekan Ilmiah, Olahraga, Seni dan Riset (PIONIR) yang dilaksanakan di Aceh pada April 2017 lalu. Yosi membawa pulang 2 mendali emas dari cabang olahraga tenis meja kategori tunggal dan ganda. Anak dari Muhammad Sofyan dan Wariyah 22 tahun silam telah menggeluti olahraga ini sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).

Yosi sempat menggeluti dunia menyanyi dan mewarnai sewaktu kecil, namun aktifitas itu tak berlangsung lama.  “Awalnya dari ngeliat bapak sama temennya  main tenis.  Nah, aku berminat gitu buat main tenis meja juga,” tutur Yosi. Menggantungkan bola di ranting pohon menjadi awal mula ia memulai latihan olahraga, yang membuatnya dimarah oleh orang tuanya. “Awal main itu bola tak gantungin di ranting, terus aku dimarah,” lugasnya. Sejak saat itu ia menekuni dunia tenis meja hingga sekarang. Bahkan perempuan yang kerap disapa Oci ini pernah belajar di Jakarta untuk fokus belajar tenis meja saat duduk di bangku SMP hingga SMA Kelas 2.

Walaupun ia rajin untuk latihan, namun tidak serta merta membuatnya menjadi juara pada perlombaan yang diikuti pertama kali di tinggat Kotamadya yang diadakan di SD Muhammadiyah Metro. Meski telah mengikuti berbagai perlombaan di bidang olahraga cabang tenis meja, Yosi belum dapat menjuarai perlombaan pada tinggat SMP tersebut. Hingga ketika itu, sempat membuatnya merasa putus asa untuk melanjutkannya. Namun, dengan berbagai dorongan motivasi yang diberikan oleh pelatih serta orang tuanya, membuat ia kembali bangkit dan semangat lagi untuk meneruskan latihannya. Kemudian, ia kembali mengikuti kejuaraan Nasional Junior dan berhasil mendapatkan juara 1. Prestasi juga kembali diraihnya ketika kelas 2 SMA ia kembali ke Lampung untuk mengikuti perlombaan Pakan Olahraga Nasional (PON). Namun pada tingkatan ini ia belum belum berhasil menjuarainya.

Baca Juga:  Mengenal Sosok Ketua Sema-I IAIN Metro 2020

Hingga ia mampu mendapatkan juara pertama pada pertandingan berikutnya pada tingkat yang sama. Setelah itu ia terpilih untuk mewakili Lampung dalam perlombaan tingkat Nasional usia dini di Kota Bandar Lampung. Saat itu ia belum berhasil mendapatkan juara pada kompetisi ini dan hanya masuk dalam 9 besar. Tetapi pada kompetisi berikutnya di tingkat yang sama, ia berhasil mendapatkan juara 2.

Lulus dari SMA kemudian Yosi melanjutkan jenjang pendidikannya di STAIN Jurai Siwo Metro saat itu, yang kini telah beralih status menjadi IAIN Metro, ia kembali menjadi wakil untuk mengikuti PIONIR pada tahun 2015 lalu cabang olahraga tenis meja tunggal dan berhasil mendapatkan 1 emas di kategori tunggal, namun gagal di kategori ganda. Tidak sampai di situ saja, untuk kedua kalinya ia menjadi wakil IAIN Metro untuk mengikuti PIONIR 2017 pada cabang olahraga yang sama dan kini ia berhasil mendapatkan juara pertama untuk kategori tunggal dan ganda. Mendapatkan juara pertama pada kedua kategori di cabang olahraga yang sama, membuatnya menyumbangkan 2 medali emas pada PIONIR 2017 untuk IAIN Metro.

Berbagai prestasi yang diraih, tidak begitu saja ia dapatkan secara instan. Melainkan dengan berusaha, kerja keras, tekad yang kuat, serta kepercayaan diri yang luar biasa. Telah banyak sekali pengorbanan yang harus ia berikan untuk mendapatkan prestasi hingga saat ini. Berbeda dengan remaja seusianya yang menghabiskan waktu untuk bermain dan melakukan kesenangan lainnya, namun Yosi lebih mementingkan terus berlatih. Bahkan sampai mengorbankan waktu belajarnya sehingga banyak tugas kuliah yang tertinggal. “Aku juga ingin seperti temen-temen yang lain, bisa main, ngerjain tugas dan hal-hal lainnya. Tapi disatu sisi aku punya prestasi yang baik, kalau tiba-tiba main terus gak juara kan malu. Jadi ya sudahlah, ini mungkin udah jalanku. Aku sendiri mempunyai kelebihan yang bisa menghasilkan uang untuk membantu orang tua, itu imbalannya. Walaupun aku harus kehilangan masa-masa muda yang seharusnya masih senang bermain seperti kalian,” tutur Yosi.

Baca Juga:  Siti Nurjanah: Hadlanah dan Dinamika Perilaku Anak di Era Digital

Hingga saat ini ia sudah pernah mengikuti pertandingan kurang lebih sebanyak 36 kali, mulai dari pertandingan yang diadakan di Palembang, Bengkulu, Aceh, Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan Jawa. Bahkan Yosi pernah bermain mewakili Indonesia sebanyak 3 kali di pertandingan tingkat Internasional yaitu di Singapura, Vietnam, dan menjadi tuan rumah di Indonesia sendiri. “Untuk siapapun itu, jika melakukan sesuatu lakukanlah semaksimal mungkin. Agar mendapatkan hasil yang diinginkan,” tutur Yosi diakhir perbincangan.(Reporter/Isti/Heni)

Bagikan ini:
About Author

Redaksi Kronika

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *