Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro mengadakan Kuliah Dosen Tamu dengan tema Metode Dakwah Rasulullah Kepada Para Raja (Pendekatan Linguistik, Komunikasi, dan Psikologi). Bertempat di Gedung Serba Guna (GSG) IAIN Metro, Selasa (20-12-2022).
Acara ini dihadiri oleh Rektor IAIN Metro, Siti Nurjanah, Wakil Dekan (Wadek) I FUAD, Khoirurrijal, serta sekitar 60 mahasiswa FUAD. Kuliah umum tersebut menghadirkan Wadek I Fakultas Sastra dan Ilmu Budaya (FSIB) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Ubaidillah, sebagai narasumber.
Siti Nurjanah dalam sambutannya berpesan kepada mahasiswa agar dapat memahami materi yang disampaikan dan seorang muslim harus mampu menguasai bahasa dan menjadi penutur bahasa yang baik. “Berbahasa yang sama dengan kaumnya, agar bisa memahami bahasa satu sama lain,” ungkapnya.
Khoirurrijal selaku Ketua Pelaksana, mengatakan bahwa tujuan dari acara ini adalah untuk menambah wawasan mahasiswa tentang kajian metode pendekatan Rasulullah. Selain itu guna untuk menjalin kerja sama antara dua kampus (IAIN Metro dan UIN Sunan Kalijaga).
Ia berharap, dengan adanya acara ini, mahasiswa dapat terus menggali ilmu dan mengamalkannya. “Mahasiswa dapat menambah wawasan dan mencintai ilmu kemudian mau mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari,” harapnya.
Selanjutnya, Ubaidillah dalam materinya menyampaikan tentang metode yang digunakan pada zaman Rasulullah untuk berkomunikasi satu sama lain yaitu dengan surat menyurat menggunakan Bahasa Arab, serta berinteraksi atau berdakwah dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
“Kalau kita menulis bahasa Indonesia dengan baik dan benar, tetapi jika tulisan Arab baik, benar, dan indah dalam penulisannnya,” katanya.
Menanggapi acara ini, Rois Muzakki, Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI’20), mengatakan bahwa acara tersebut merupakan acara yang luar biasa. Materi yang disampaikan keren dan relevan dengan jurusan dan fakultas. Namun, ia menyayangkan mengenai konsep acara atau branding yang kurang kepada mahasiswa.
Menurutnya, narasumber juga yang kurang ahli dalam hal menyampaikan materi, “Karena hanya memberikan materi belum bisa mengajak mahasiswa untuk berdiskusi,” ungkapnya.
Ia berharap, informasi mengenai acara-acara seperti ini harus disebar kepada mahasiswa. “Mahasiswa juga bisa dijadikan sebagai panitia karena bisa mengasah kreativitas mahasiswa,” harapnya.
Sementara itu, Fikroh Intan Dian Sari (KPI’22), menganggap acara tersebut sudah cukup baik. Namun, sama halnya dengan Rois yang mengatakan bahwa materi yang diberikan relevan dengan jurusannya.
“Harapan ke depannya setelah acara ini bisa lebih paham tentang apa itu linguistik dan untuk komunikasinya lebih memahami cara berkomunikasi yang benar sesuai ajaran Rasul,” harapnya.
(Reporter/Aina/Sundari)