38°C
29 March 2024
BTQ IAIN Kabar Kampus

Hilangkan Buta Aksara Arab, Melalui Program BTQ dan Tahfiz

  • April 15, 2023
  • 3 min read
Hilangkan Buta Aksara Arab, Melalui Program BTQ dan Tahfiz

Ma’had Al-Jami’ah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro mengadakan program Tahfiz dan Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) bagi mahasiswa semester II (tahun angkatan 2022, red.) program tersebut dilaksanakan seminggu dua kali yakni di hari Sabtu dan Minggu.

 

Progam tersebut sudah berjalan sejak Sabtu 1 April 2023 dan direncanakan akan rampung pada Minggu 2 Juli 2023 mendatang. Terdapat pembagian kelas pada prorgam tersebut, sebanyak 15 kelas BTQ dengan jumlah 308 peserta, sedangkan sekitar 400 peserta berada di kelas tahfiz dan dibagi dalam 13 kelas.

 

Saipullah selaku Mudir Ma’had Al-Jami’ah menjelaskan bahwa terdapat perbedaan antar kelas BTQ dan kelas tahfiz, “Perbedaanya ialah jika BTQ lebih fokus pada makhraj, tajwid dan hafalan. Sedangkan kelas tahfiz hafalan sebanyak 3 juz yakni juz 30, juz 29 dan juz 1,” terangnya saat ditemui Kronika pada (06/4).

 

Selanjutnya, ia mengatakan bahwa program tersebut seharusnya diadakan satu minggu setelah pelaksanaan placement test BTQ, “Namun, karena Surat Keputusan (SK) dari Rektor baru turun, jadi baru bisa dilaksanakan sekarang,” terangnya.

 

Selain untuk memperoleh sertifikat kelulusan BTQ, program tersebut bertujuan untuk meningkatkan dan mempersiapkan sumber daya manusia. Mulai dari kecakapan dalam membaca, menulis huruf Al-Qur’an, serta pemahaman tentang pengamalan ibadahnya. Karena terdapat 50% mahasiswa baru (tahun angkatan 2022, red.) tidak bisa membaca Al-Qur’an dan minim pengalaman ibadah.

 

“Terlaksananya program ini, dapat menghilangkan buta aksara arab, dan paling tidak mereka bisa membaca Al-Qur’an sesuai tajwid dan makhraj yang baik dan benar,” harapnya.

 

Lebih lanjut, Ia mengungkapkan bahwa tutor BTQ berasal dari mahasiswa yang hafalannya lebih banyak dari yang lain dan cara membaca Al- Qur’an yang lebih baik dan benar. Namun, tutor BTQ tetap tidak mendapatkan honor, meskipun berasal dari mahasiswa, “Kita minta keikhlasannya, semoga bisa menjadi ladang amal untuk mereka,” ujarnya.

Baca Juga:  KBM di Lapangan, Peninjauan Ulang Luring atau Pelaksanaan Daring?

 

Namun, demikian tidak sedikit dari peserta program tersebut yang mengeluh, terutama peserta yang merangkap dua kelas. Peserta yang merangkap dua kelas tersebut adalah mahasiswa yang menjadi tutor BTQ, di mana meskipun sudah menjadi tuor, mereka juga harus masuk ke kelas tahfiz.

 

Menurut Saipullah hal tersebut bertujuan untuk menambah semangat tutor untuk lebih tekun sehingga bisa menjadi kader dan menjadi teladan yang baik bagi orang lain.

 

Tanggapan positif datang dari Riszi Afri Yanti, Pendidikan Agama Islam (PAI’22), menurutnya program tersebut sangat bagus, karena dengan adanya program tersebut, mahasiswa dapat menambah wawasan mengenai tata cara membaca Al-Qur’an dengan baik, “Dan dapat mempelajari hukum bacaannya,” ungkapnya.

 

Berbeda halnya dengan Riszi, Dena Alinda, Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial (TIPS’22). Ia merasa kebingungan dengan kurangnya tutor BTQ yang menyebabkan dibatasinya kuota pendaftaran tersebut. Ia pun berharap Kuota pendaftaran dibuka lebih banyak lagi untuk program tersebut ditahun selanjutnya, “Kuota pendaftaran BTQ-nya tolong dibuka lebih banyak lagi dan jangan dibatasi,” tutupnya.

 

Reporter (Ismi/Roaena)

Bagikan ini:
About Author

Redaksi Kronika

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *