Kronika

Jurnalis Kampus Nasional

PJTD LPM Manunggal, Silvano Hajid: Jurnalistik Bukan Karya Fiksi

  • Oktober 30, 2021
  • 2 min read
  • 149 Views
PJTD LPM Manunggal, Silvano Hajid: Jurnalistik Bukan Karya Fiksi

Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Manunggal Universitas Diponegoro (Undip), mengadakan Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar (PJTD) dengan mengusung tema Kacamata Generasi Muda untuk Pers Indonesia, dilaksanakan via Zoom Meeting, Sabtu (30-10-2021)

 

Terdapat empat narasumber dalam PJTD kali ini, yaitu Presenter dan Reporter Narasi Newsroom, Sharon Margriet Sumolang, Senior Jurnalis BBC News Indonesia, Silvano Hajid, Senior Editor of Russian Beyond, Fauzan Al-Rasyid, dan Head of Signature Content Narasi Tv, Amanda Valani. Acara ini diikuti 180 peserta.

 

Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, yakni 30–31 Oktober 2021 ini bertujuan untuk mengasah kemampuan peserta dalam bidang jurnalistik secara umum. Selain itu, menjadikan para pemuda lebih bijak dalam merespon apa pun yang terlintas di media sosial.

 

Sharon, dalam materinya menjelaskan, media sosial merupakan hal yang sangat penting pada saat ini. Menurutnya sebagai seorang jurnalis digital sangat penting memiliki kemampuan audio, visual, dan penulisan. Selain itu, ia membagikan tips dan trik dalam membuat  konten jurnalistik.

 

Di antaranya berdiskusi mengenai konsep dan senantiasa bereksperimen dengan pasangan kerja di bidang jurnalistik. Hadirkan konten jurnalistik dengan visualisasi data, memes (sebagai satir), GIF, dan lain sebagainya. Selanjutnya, memahami audiens dan melakukan interaksi.

 

Sebagai seorang jurnalis, ia menuturkan agar berpacu apa yang sedang menjadi tren, agar konten yang disajikan tidak basi. Namun tetap melakukan riset dan verifikasi, karena itu bagian tugas utama seorang jurnalis. “Ada banyak tools di internet yang bisa digunakan gratis. Google earth, google trends, google street,” terangnya.

 

Silvano Hajid, dalam materinya menjelaskan Teknik Reportase dan Kode Etik Jurnalistik. Jurnalis harus mempunyai timeline, yang bertujuan untuk membentuk sistem dalam otak. Selanjutnya, jurnalis harus mengetahui dan memahami permasalahan yang diliputnya.

Baca Juga:  HUT ke-43 UKPM Teknokra Unila, Harapkan Tetap Eksis dan Selalu Berprestasi

 

Ia menegaskan bahwa seorang wartawan tidak boleh beropini. Jurnalistik adalah konten alamiah. Berbicara mengenai kode etik jurnalistik, Silvano memberikan simpulan dari daftar list panjang kode etik jurnalistik dengan satu kata, yaitu kepatutan. “Patut nggak si kita menampilkan wajah korban? Patut nggak kita wawancara pelaku?” tuturnya.

 

(Reporter/Nurul)

Bagikan ini:
About Author

Redaksi Kronika

Kronika kini menjadi media mahasiswa yang telah memiliki pengalaman lebih dari dua dekade dalam menyajikan informasi, analisis, dan opini mengenai berbagai isu sosial, pendidikan, politik, dan budaya, baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *