38°C
19 April 2024
IAIN Kampus

Perkuliahan Tinggal Hitungan Hari, Subsidi Internet Dirasa Tak Berarti

  • Juni 14, 2020
  • 3 min read
  • 33 Views
Perkuliahan Tinggal Hitungan Hari, Subsidi Internet Dirasa Tak Berarti

Subsidi kuota internet yang diharapkan bisa meringankan beban mahasiswa ketika kuliah daring, nahasnya tidak dapat terealisasi sesuai ekpektasi para mahasiswa. Sebagian besar Ujian Akhir Semester (UAS) di IAIN Metro akan segera berakhir, tetapi subsidi kuota internet baru akan diberikan kepada mahasiswa.

 

Batas pengisian persyaratan telah disebutkan hingga 15 Juni 2020, di tanggal tersebut juga masa UAS akan berakhir yakni pada 19 Juni 2020 sesuai surat edaran Rektor nomor: 004 tahun 2020.

Baca berita terkait:

http://kronika.id/bantuan-kuota-internet-akan-tiba-di-pengujung-semester/

 

Menanggapi informasi tersebut, sejumlah mahasiswa mengaku kecewa tetapi juga harus senang, salah satunya ialah Alfina Damayanti, mahasiswi jurusan Tadris Bahasa Inggris (TBI’19).

 

Pemberian kuota internet yang dilakukan di akhir semester, membuatnya senang sekaligus kecewa, karena UAS hampir selesai. Namun, ia juga mengharapkan adanya pemotongan UKT.

 

“Tapi lebih senang lagi jika UKT didiskon si ketimbang dikasih kuota, karena kita kan ngga make fasilitas kampus selama pandemi,” katanya via WhatsApp, Sabtu (13/6).

 

Ketidakjelasan informasi mengenai teknik pembagian subsidi kuota internet, serta berapa besarannya yang akan diberikan kepada mahasiswa juga membuat Alfina resah. Di sisi lain, ia berharap pemberian subsidi bisa cepat terealisasi, “Segera beri kejelasan, agar tidak menimbulkan pro dan kontra di kalangan mahasiswa,” pungkasnya.

 

Amira Fauzia Luberti, Hukum Keluarga Islam (HKI’17), mengaku senang dengan adanya subsidi kuota internet. Ia menuturkan, “Bulan ini saya sudah membeli kuota sebanyak 3 kali,” ujarnya pada Kronika, Sabtu (13/6).

 

Karena banyaknya kebutuhan akan kuota internet. Amira berharap, pemberian kuota internet tidak hanya dilakukan sekali saja, tetapi berkala selama kuliah daring berlangsung.

 

Amira mengatakan, pembagian subsidi kuota internet sudah terlambat, mengingat semester genap sudah di penghujung. Tak hanya itu, ia berharap, dengan tuntutan mahasiswa mengenai pemotongan UKT juga dapat direalisasikan, “Pengennya gak cuma kuota sih, tapi terkait tuntutan UKT juga bisa ditanggapi,” katanya.

Baca Juga:  Pemahaman Administrasi Ormawa Syariah Oleh Sema Fakultas

Pembagian provider yang akan menggunakan kartu perdana Indosat juga dirasa memberatkan bagi mahasiswa, karena menurut Almira akan lebih mudah apabila diberikan dalam bentuk isi ulang.

 

“Membantu sih iya, cuma kalo perdana ini yang repot, soalnya di HP sudah 2 sim dan itu aktif. La kalo perdana harus non aktif dulu kartu simnya. Daftar kartu perdana itu repot, mangkanya lebih enak isi ulang,” terangnya.

 

Sedangkan mahasiswa dari jurusan Tadris Matematika (TMTK’18), Nanda Sarah Shinta, beranggapan, subsidi yang diberikan pihak kampus bisa membantu mahasiswa.

 

“Hanya saja waktunya yang kurang tepat. Kemarin pada saat kami membutuhkan internet bahkan pemakaiannya membengkak, dari atasan belum ada keringanan untuk memberikan kuota internet. Namun, di saat perkuliahan akan berakhir, justru baru di realisasikan, ada baiknya subsidi ini di alihkan ke peringanan UKT,” ujarnya via WhatsApp, Minggu (14/6).

 

Nanda juga menuturkan bahwa pembagian kartu perdana pada provider Indosat kurang efektif, “Menurut saya kurang efektif, karena kita melakukan pendaftaran registrasi baru dan riskan untuk diselewengkan. Saran saya apabila ingin memberikan kuota, berikan kepada nomor yang sudah teregister atas nama mahasiswa tersebut,” jelasnya.

Lain halnya dengan Annisatun Sholikhah, Ekonomi Syari’ah (ESy’16), merasa tidak mempermasalahkan waktu pemberian kuota internet di akhir semester.

 

“Menurut saya, selagi itu bermanfaat mau berbentuk isi ulang atau kartu perdana nggak masalah. Voucher bisa efektif karena sudah punya kartunya, tapi kalau belum ada kartu ya lebih efektif yang kartu perdana. Semoga mahasiswa bisa merasa terbantu,” katanya.

 

Kemudian Aji Prayoga mahasiswa Tadris Bahasa Inggris (TBI’17), mengatakan, pemberian kuota internet tidak efekif. Karena tidak semua mahasiswa menggunakan Indosat maupun Telkomsel. Selain itu, menurutnya langkah untuk mendapatkan subsidi kuota ini terlalu rumit.

Baca Juga:  Visitasi Akreditasi Prodi KPI oleh Tim Asesor BAN-PT

 

“Menurut saya pemberian kuota internet di akhir semester bukanlah waktu yang tepat. Karena ketika UAS sedang berlangsung, di situlah kuota Internet sangat diperlukan,” pungkasnya, Minggu (14/6).

 

(Reporter/Antika/Salsa)

Bagikan ini:
About Author

Redaksi Kronika

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *